Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan terkait Timnas Thailand didiskualifikasi dari Piala AFF 2020 karena ada pemainnya yang memakai doping. Postingan ini ramai dibagikan sejak beberapa hari lalu.
Salah satu akun yang mempostingnya berada di Facebook. Dia mengunggahnya pada 31 Desember 2021.
Advertisement
Baca Juga
Dalam unggahannya terdapat cuplikan layar video berjudul "Kabar Baik Buat Timnas Indonesia Pertandingan Final Leg 1 Diulang, Kabar Baik Timnas Indonesia, Thailand di Diskualifikasi"
Akun itu juga menambahkan narasi:
"Hello buat pendukung timnas Indonesia ini kabar gembira karena final piala AFF di ulang kembali karena timnas Thailand kedapatan doping .... Mari kita sungguh sungguh berdoa buat timnas Indonesia kita ..."
Lalu benarkah postingan yang mengklaim Timnas Thailand didiskualifikasi dari Piala AFF 2020 karena ada pemainnya yang memakai doping?
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan mengunjungi website resmi Piala AFF, affsuzukicup.com. Hasilnya tidak ada pengumuman resmi terkait Timnas Thailand didiskualifikasi atau laga leg 1 diulang.
Justru dalam website tersebut terdapat artikel preview pertandingan yang tayang pada 31 Desember 2021. Berikut isi artikelnya:
"Facing a mammoth task to try and turn around a 4-0 defeat in the first leg of the 2020 AFF Suzuki Cup final, Indonesia have declared that they are the team to beat in the second leg on New Year’s Day.
Garuda coach Shin Tae-yong stopped short of saying that they’ll be able to swing the tie overall but he nonetheless said he has absolute faith that his young team will emerge victorious in the second leg.
“I strongly believe we will win the match tomorrow," said the Korean tactician.
“Looking back on the first leg, our team was nervous and swayed by the referee’s whistle but that was understandable as they have little experience in big matches.
“Of course Thailand are a strong team and this will be a difficult match but I’m going to win tomorrow and I have complete faith in my team to do so.”
Thailand, meanwhile, know just how strong of a position they are in and that hefty first-leg advantage will allow the side to be able to express themselves on Saturday, according to coach Alexandre Polking.
“With the good result from the first leg we feel a little more free and able to play the way that we like and I see no reason to change that. The most important thing just to make it clear again though is that it’s still not over.
“We need to bring the performance that we know we can and then celebrate after that but it’s still not over and we need to approach things with the same hungry feeling that we have throughout the tournament.”
The coach, who is only contracted through to the end of the tournament, confirmed that no talks over an extension have taken place but that he’d love to be a part of what he termed a ‘great’ future for Thai football.
“No, there have been no talks for now because we’re all totally focussed on finishing the job," added the Brazilian.
“If we want to stay as the number one nation in Southeast Asia it’s important to have continuity and I hope to be part of that because I can see a great future with a good generation already coming through at U-23 level.
“The success that we have had is all down to the players because even if we change systems or our approach the players have been able to adapt and they’ve done an unbelievable job.”
Terkait doping, Thailand dan Indonesia memang sedang mendapat sanksi dari Badan Antidoping Dunia (WADA). Namun hal itu sama sekali tidak ada kaitannya dengan partisipasi mereka di Piala AFF 2020.
Liputan6.com menulisnya dalam artikel berjudul "Tidak Ada Bendera Thailand atau Indonesia pada Penganugerahan Juara Piala AFF 2020" yang tayang pada 31 Desember 2021.
Berikut isi artikelnya:
"Liputan6.com, Jakarta - Tidak ada bendera Thailand atau Indonesia saat penganugerahan juara Piala AFF 2020, Sabtu (1/1/2022). Pasalnya, kedua negara sama-sama terkena sanksi Badan Antidoping Dunia (WADA).
Thailand dan Timnas Indonesia berebut gelar Piala AFF pada leg kedua nanti. Negeri Gajah Putih di atas angin karena unggul 4-0 hasil pertandingan pertama, Rabu (29/12/2021).
Dalam posisi tersebut, pasukan Alexandre Polking bakal merasakan pengalaman serupa ketika tim bulu tangkis putra Indonesia menjuarai Piala Thomas 2020, Oktober lalu. Saat itu Jonatan Christie dan kawan-kawan berdiri di podium tertinggi tanpa Merah Putih berkibar.
Pasalnya, Indonesia sedang menjalani hukuman WADA karena tidak memenuhi standar pengambilan doping. Akibatnya, bendera yang dipajang menampilkan logo federasi olahraga, dalam hal ini PBSI.
Hal serupa bakal kembali terjadi pada penganugerahan trofi di final Piala AFF 2020. Bendera yang berkibar akan menampilkan asosiasi sepak bola Thailand (FAT) atau Indonesia (PSSI).
WADA menjatuhkan sanksi per 7 Oktober 2021 yang mencakup pencabutan hak Indonesia sebagai tuan rumah untuk kejuaraan level regional, kontinental, dan dunia selama masa penangguhan.
Lembaga Antidoping Indonesia (LADI) sebagai penanggung jawab utama mengaku, sanksi ini dijatuhkan akibat keterlambatan pengiriman surat. LADI berasalan, tengah terjadi penggantian kepengurusan saat WADA memberikan surat peringatan.
Alhasil, berkat keteloderan ini, Indonesia hanya diperbolehkan mengibarkan bendera Merah Putih di Olimpiade.
Selain Indonesia dan Thailand, WADA juga menjerat tiga organisasi lain. Mereka adalah Federasi Bola Basket Tuli Internasional (DIBF), Organisasi Antidoping Korea Utara (DPRK NADO), dan Federasi Olahraga Internasional GIRA (IGSF).
WADA baru bakal mencabut hukuman jika seluruhnya memenuhi kekurangan."
Sumber:
https://www.affsuzukicup.com/2020/news/preview/1761-preview-thailand-v-indonesia-final-second-leg
https://www.liputan6.com/bola/read/4847314/tidak-ada-bendera-thailand-atau-indonesia-pada-penganugerahan-juara-piala-aff-2020
Advertisement
Kesimpulan
Postingan yang mengklaim Timnas Thailand didiskualifikasi dari Piala AFF karena ada pemainnya yang memakai doping adalah hoaks.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement