Generasi Muda Diminta Tak Terjebak pada Polarisasi Politik Saat Pemilu 2024

Generasi muda diharapkan tidak terjebak dan terpengaruh pada narasi-narasi yang berpotensi mengarah kepada polarisasi.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 12 Nov 2022, 14:00 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2022, 14:00 WIB
Ilustrasi Pemilu 2019
Badut berbentuk kotak suara Komisi Pemilihan Umum (KPU), ondel-ondel, dan marching band ikut meramaikan pawai Deklarasi Kampanye Damai di Monas, Minggu (23/9). (Merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Dosen Departemen Komunikasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Zainuddin Muda Z Monggilo mengajak, para generasi muda untuk tidak terjebak pada polarisasi politik saat Pemilu 2024.

Hal ini disampaikan Zainuddin saat menjadi pembicara dalam acara diskusi online bertajuk "Youth Activism & Fact-Checking: Menjadi Pahlawan Perlawanan Hoaks Menghadapi Tahun Politik 2024" pada Kamis 10 November 2022.

Zainuddin memprediksi, polarisasi politik masih akan terjadi pada Pemilu 2024. Sebab, narasi polarisasi saat pemilu-pemilu sebelumnya masih menggema jelang Pemilu 2024.

"Misalkan (narasi) cebong kampret, komunis atau tidak. Nah ini masih diromansakan sampai saat ini. Kami berharap, teman-teman semua yang muda-muda tidak terjebak dalam polarisasi yang terjadi sebelumnya," kata Zainuddin.

Menurut Zainuddin, polarisasi politik tak lepas dari peran pendengung atau buzzer yang kerap dimanfaatkan oleh pendukung fanatik para pasangan calon.

Karena itu, ia berharap, generasi muda tidak terjebak dan terpengaruh pada narasi-narasi yang berpotensi mengarah kepada polarisasi. Termasuk hoaks hingga ujaran kebencian.

Selain itu, kata Zainuddin, pemberian edukasi dan peningkatan literasi juga dapat mencegah generasi muda terjebak pada isu polarisasi saat Pemilu 2024 mendatang.

"Dengan terus memberikan edukasi dan literasi, bisa mengubah posisi ini. Daripada menyebarkan hoaks dan ujaran kebencian, lebih baik menyebarkan informasi positif dan menyejukkan," ucap Zainuddin.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya