Liputan6.com, Jakarta - Gempa bumi yang terjadi di Cianjur ternyata menimbulkan efek negatif berupa hoaks yang menyebar di masyarakat. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat (Jabar), Ika Mardiah.
Baca Juga
Advertisement
Ia menyebutkan puluhan hoaks terkait gempa Cianjur beredar diklarifikasi pihaknya melalui Jabar Saber Hoaks (JSH). Dalam sepekan hoaks yang diklarifikasi mencapai 23 kasus.
"Rata-rata dalam sebulan JSH menerima 40-an kasus hoaks yang diklarifikasi. Namun ketika gempa Cianjur, JSH menerima 23 kasus hoaks dalam sepekan sejak tanggal 21 November 2022 sampai akhir November ini," kata Ika dilansir laman Jabarprov.go.id.
"Mayoritas hoaks yang beredar adalah soal kejadian saat gempa dan dampaknya. Konten hoaks yang disajikan adalah jenis false context, jadi videonya sebenarnya sudah ada di tempat lain namun narasinya diklaim sebagai kejadian di Cianjur," katanya menambahkan.
Ika menyebut munculnya hoaks akan menambah beban bagi masyarakat yang terdampak dan juga meresahkan masyarakat umum lainnya.
"Kami mengingatkan agar tidak menyebarkan kepada pihak lain ketika menerima pesan berantai tentang gempa dengan sumber yang tidak jelas."
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement