Le Minerale Kembali Jadi Sasaran Hoaks, Ada Upaya Lemahkan Produk Nasional

Sebuah video hoaks kembali beredar melalui aplikasi pesan instan WhatsApp, menuduh produk air minum dalam kemasan (AMDK) Le Minerale terafiliasi dengan Israel.

oleh Gilar Ramdhani pada 25 Apr 2025, 12:45 WIB
Diperbarui 25 Apr 2025, 12:45 WIB
Le Minerale Kembali Jadi Sasaran Hoaks, Ada Upaya Lemahkan Produk Nasional
Tudingan Soal Le Minerale Produk yang Terafiliasi Israel adalah HOAX. (Kominfo)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Brand lokal asli Indonesia, Le Minerale kembali menjadi sasaran serangan hoaks. Sebuah video hoaks beredar melalui aplikasi pesan instan WhatsApp, menuduh produk air minum dalam kemasan (AMDK) Le Minerale terafiliasi dengan Israel. Ironisnya, ini bukan kali pertama video serupa muncul. Materi yang sama terus menerus disebarluaskan, seolah menjadi serangan yang sistematis. 

Pada tahun 2023 lalu, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) melalui web resminya sudah menyatakan informasi soal produk Le Minerale terafiliasi produk asing adalah hoax. Kementerian menghimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya dan menyebarkan informasi yang belum terverifikasi kebenarannya, terutama yang berpotensi menimbulkan kegaduhan dan merugikan pihak tertentu.

Di sisi lain, Marketing Director PT. Tirta Fresindo Jaya, Febri Satria Hutama mengatakan tudingan dalam video tersebut tidak benar adanya dan merupakan video hoaks lama yang disebarkan ulang.

“Itu (video) hoaks lama. Faktanya, Le Minerale merupakan brand lokal pertama yang secara terbuka mengecam genosida Israel di Gaza. Tak hanya itu, Le Minerale juga aktif berkontribusi dalam pengiriman ribuan galon dan air minum kemasan serta bantuan kemanusiaan lainnya ke Gaza, bekerja sama dengan TNI dan Badan Zakat Nasional,” kata Febri.

Le Minerale Kembali Jadi Sasaran Hoaks, Publik Diimbau Waspada Informasi Palsu
Tudingan Soal Le Minerale Produk yang Terafiliasi Israel adalah HOAX.... Selengkapnya

Febri menegaskan bahwa kepemilikan perusahaan mereka sepenuhnya berasal dari Indonesia dengan seluruh karyawan merupakan warga negara Indonesia.

“Kepemilikan kami 100% Indonesia, karyawan kami 100% warga negara Indonesia, dan produk perusahaan kami, baik dalam kemasan botol maupun galon, sepenuhnya diproduksi di Indonesia, dan telah mendapat tempat di hati konsumen Indonesia. Justru produk kami merupakan kebanggaan Indonesia karena berhasil melakukan ekspor ke berbagai negara," ujar Febri.

Pada kesempatan yang sama, Febri menjamin bahwa perusahaannya tidak memiliki kaitan apapun dengan Israel seperti tuduhan tidak berdasar yang dilemparkan pihak-pihak tidak bertanggung jawab. 

"Le Minerale tidak memiliki operasional, maupun investasi dalam bentuk apapun di Israel," kata Febri.

Lebih lanjut, dirinya meminta masyarakat tidak termakan isu hoax yang sedang beredar seperti yang dituduhkan kepada brand Le Minerale.

Penyebaran Hoaks Ganggu Ekosistem Bisnis yang Sehat

Di sisi lain, Pengamat Ekonomi Suroto menduga bahwa penyebaran hoaks-hoaks menjadi bagian dari upaya melemahkan posisi perusahaan nasional di pasar. 

"Segala upaya penyebaran berita hoax yang menjelekkan kompetitor, baik di media massa konvensional maupun media sosial, itu tidak etis. Seperti halnya yang terjadi pada perusahaan nasional yang tidak memiliki kaitan apa pun dengan pihak luar, termasuk Israel, bisa tiba-tiba menjadi sasaran boikot hanya karena unggahan viral di media sosial. Ini membuktikan bahwa opini publik bisa terbentuk tanpa proses klarifikasi, dan ini sangat merugikan pelaku usaha nasional,” tegas Suroto.

Sebagai salah satu pelaku industri AMDK Indonesia, Le Minerale memiliki pangsa pasar yang signifikan. Serangan disinformasi dan hoaks ini dikhawatirkan mempengaruhi kepercayaan konsumen dan menguntungkan kompetitor.

"Kita perlu melihat ini sebagai potensi adanya persaingan yang tidak sehat. Menyebarkan isu yang tidak berdasar untuk menjatuhkan citra produk pesaing adalah praktik yang merugikan ekosistem bisnis yang sehat," kata Suroto.

Menyikapi berbagai informasi yang beredar luas secara mudah melalui media sosial, masyarakat dihimbau untuk lebih kritis dan melakukan pengecekan fakta sebelum mempercayai dan menyebarkan informasi yang diterima. Untuk memverifikasi kebenaran suatu berita, masyarakat dapat mengecek melalui situs resmi perusahaan, media massa kredibel, dan kanal informasi resmi pemerintah.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya