Waspada Love Scamming, Hati-Hati Unggah Foto di Media Sosial

Salah satu waspada love scamming adalah dengan tidak unggah foto secara sembarang di media sosial.

oleh Rida Rasidi diperbarui 13 Sep 2023, 14:00 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2023, 14:00 WIB
Mengenal Istilah Buzzer
Ilustrasi berselancar di Media Sosial Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Love scamming adalah penipuan berkedok asmara. Memakai trik kepercayaan yang melibatkan perasaaan, love scamming menjadi salah satu bentuk kejahatan siber yang patut diwaspadai pengguna internet.

Salah satu bentuk kewaspadaannya adalah dengan tidak mengunggah foto ataupun video yang mengandung informasi pribadi ke media sosial secara sembarang.

Tips ini dibagikan Indriyatno Banyumurti selaku Direktur Eksekutif ICT Watch. Ia menjelaskan, kehati-hatian dalam mengunggah foto maupun video ke media sosial adalah karena kita tidak bisa mengambilnya kembali begitu sudah terunggah.

“Begitu kita posting, kita tidak bisa mengambilnya kembali,” katanya dilansir dari Antara dalam media talk dengan tema “Cegah Perempuan Terjerat Love Scamming”, Jumat (8/9/2023).

Fitur hapus memang disediakan oleh setiap platform media sosial, tetapi masih ada kemungkinan orang lain sudah mengambil tangkapan layar atau screenshot atas apa yang telah kita unggah.

Selanjutnya, Indriyatno meminta masyarakat untuk tetap berhati-hati dalam berinteraksi di media sosial dengan orang yang tidak dikenal dan penting untuk selalu memperhatikan detail akunnya.

Lakukan Reverse Image

Indriyatno Banyumurti juga menyarankan masyarakat untuk melakukan reverse image pada setiap akun yang mencurigakan. Reverse image adalah sebuah kegiatan memeriksa foto profil akun dengan menggunakan teknologi Google Image. Hasilnya, Google Image akan memunculkan foto-foto serupa. Dari sini mungkin kita bisa menemukan apakah foto profil yang digunakan oleh akun tersebut asli atau palsu.

“Reverse image adalah kita mengambil foto profil pelaku lalu memasukkannya ke Google Image. Nantinya, Google Image akan mencari foto yang sama. Mungkin kita bisa menemukan profil asli yang digunakan oleh penipu. Kemudian, lihat postingan dan periksa follower akunnya,” jelasnya.

Keamanan digital sangat penting di era teknologi dan maraknya kejahatan siber. Oleh karena itu, Indiyatno mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan keamanan digital dengan menggunakan kata sandi yang kuat, mengaktifkan autentikasi dua faktor, dan memeriksa kebocoran email.

Hal tersebut penting dilakukan karena kejahatan siber, khususnya love scamming akan berujung kepada tukar password atau pengambilalihan akun.

“Ini penting karena (love scamming) ujung-ujungnya mengarah pada tukar password dan pengambilalihan akun sebagai alat mengancam korban,” ujarnya.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya