Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Khoirunnisa Agustyati menyebut bahwa pemilih muda akan mendominasi pada Pemilu 2024.
"Ya memang pemilih muda Gen Z dan juga Milenial itu akan jadi pemilih mayoritas pada Pemilu 2024 nanti jadi dari total daftar pemilih 204 juta lebih itu hampir 55 persennya itu adalah pemilih muda," ucap Khoirunnisa dalam acara Virtual Class bertajuk "Gen Z berpikir Kritis, Pemilu Aman Hoaks, pada Jumat 22 Desember 2023.
Advertisement
Baca Juga
Hasil riset dari CSIS menunjukkan bahwa sumber utama informasi pemilih muda berasal dari media sosial. Sementara media sosial memberikan informasi yang beragam yang tak semuanya tervalidasi, sehingga berpotensi memicu kebingungan publik dan miskomunikasi.
"Pemilih muda zaman sekarang kan trennya juga udah berbeda dengan Pemilu sebelumnya, sekarang lebih menyerap informasi dari video yang video itu juga enggak panjang-panjang, misalnya cuma 30 detik dan 1 menit ya yang belum tentu juga mendapatkan gambaran utuh tentang kebenaran informasi," jelasnya.
Khoirunnisa menyatakan bahwa debat pilpres biasanya berlangsung dalam jangka waktu selama 2 jam, tetapi kerap kali berubah hanya dalam bentuk potongan video di media sosial. Contohnya adalah potongan-potongan video debat pertama capres yang telah bertebaran di jagat maya.
"Misalnya saat debat kemarin, kalau kita nonton debat full-nya mungkin lebih dari dua jam, tapi kan di platform digital bisa jadi itu cuma potongan-potongan aja yang diambil tanpa tau konteks pertanyaannya soal apa, mendiskusikan soal apa," tutur Khoirunnisa.
Melihat isu ini, Khoirunnisa menyatakan betapa krusialnya peran generasi muda untuk kritis melakukan recheck dan mencari tahu kebenaran informasi melalui platform digital dari sumber yang terpercaya.
"Nah makanya penting bagaimana teman-teman muda ini bisa mendeteksi informasi mana nih yang valid, informasi mana yang tidak benar," ucap Khoirunnisa.
Perludem Ungkap Regulasi Pemilu Masih Terbatas
Khoirunnisa menyebutkan bahwa regulasi pemilu sangat terbatas dan masih sama dengan undang-undang Pemilu tahun 2019. Oleh karena itu, Perludem bersama masyarakat sipil dan aktivis cek fakta membentuk koalisi untuk mencegah dampak negatif dari disinformasi politik jelang Pemilu 2024.
"Belum punya regulasi yang betul-betul spesifik yang menyasar isu disinformasi. Melalui peraturan teknis yang dibuat KPU pun belum menyasar pada permasalahan tersebut karena yang diatur hanya jumlah akun misalnya. Oleh sebab itu, perlu cara yang lain karena minimnya regulasi lalu masa kampanye kita yang sangat singkat," jelasnya.
Perludem juga membuat nota kesepahaman (MoU) bersama pihak Bawaslu, stakeholder, dan berbagai platform digital. Hal ini dikarenakan pemberantasan hoaks yang maksimal membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak yang didorong oleh peran masing-masing.
Khoirunnisa menyatakan bahwa Bawaslu mempunyai kanal untuk menjebatani komunikasi dengan masyarakat sipil dan hal ini dimanfaatkan oleh pihaknya untuk langkah prebunking atau vaksinisasi hoaks melalui konten-konten cek fakta.
Berbicara mengenai isu hoaks pemilu yang viral di jagat maya, Khoirunnisa menyatakan bahwa isu ODGJ beri hak suara pada pemilu dan isu transaksi politik memang sedang menjadi buah bibir di tengah kehidupan masyarakat Indonesia.
"Salah satu tugas Bawaslu adalah mencegah terjadinya politik uang, jadi harusnya sebelum terjadi harus dicegah terlebih dahulu" tuturnya.
Advertisement
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.