Jelang Pilkada Serentak 2024, Masyarakat Diminta Waspadai Hoaks di Medsos

Pilkada tinggal menghitung hari. Namun, banyak oknum tak bertanggung jawab yang menggunakan kesempatan ini untuk menyebarkan berita bohong atau hoaks

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Nov 2024, 14:24 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2024, 21:00 WIB
Ilustrasi Pemilu 2019
Ilustrasi Pilkada 2024. (Merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Pilkada tinggal menghitung hari. Namun, banyak oknum tak bertanggung jawab yang menggunakan kesempatan ini untuk menyebarkan berita bohong atau hoaks. Itu sebabnya pers berperan penting dan strategis dalam menangkal hoaks, terutama jelang Pilkada Serentak 2024 ini. 

Pernyataan tersebut diungkapkan Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik (Diskominfosantik) Kalteng, Agus Siswadi. "Tentunya insan pers memiliki peran yang sangat strategis dalam menangkal dan mengklarifikasi hoaks," ujarnya dilansir Antara.

Menurut Agus, jelang Pilkada 27 November 2024, peredaran hoaks sering kali masyarakat temukan di berbagai media sosial yang disebarkan oleh oknum tidak bertanggungjawab, dan biasanya bersifat provokasi dan sejenisnya.

Agus mengajak insan pers untuk lebih proaktif dalam upaya menangkal berbagai hoaks yang ada di tengah masyarakat, sehingga dapat mencegah penyebaran informasi yang salah atau menyesatkan terkait suatu isu.

"Kami juga meminta dan mengimbau masyarakat agar tidak terpengaruh ataupun terprovokasi dengan adanya hoaks. Cermati dahulu, pastikan kebenaran dari suatu informasi yang diterima," tuturnya.

Agus mengimbau agar masyarakat dapat mengenali hoaks, mulai dari mencermati alamat situs, dengan memastikan informasi berasal dari sumber media yang kredibel. Salah satu ciri utama hoaks adalah sumber informasi yang tidak dapat dipercaya.

"Saat menerima suatu berita, cek dulu apakah sumbernya terpercaya. Cari informasi dari situs berita resmi, media massa yang terkenal, atau ahli di bidang tersebut," ucapnya.

Langkah selanjutnya adalah memeriksa fakta, sebab hoaks sering kali berisi informasi yang belum diverifikasi atau tidak didukung oleh bukti yang valid.

Tak jarang, penyebar hoaks menggunakan statistik palsu, gambar hasil editan, atau klaim tanpa dasar yang jelas. "Juga agar tidak terjebak hoaks, maka jangan sampai termakan clickbait, ataupun kita dapat mengecek keaslian foto atau video yang beredar," tuturnya.

Penulis: Aqmarina Aulia Jami

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya