Suku di Afrika Ini Gunakan Tutup Botol Jadi Aksesoris Rambut

suku Etiopia ini gunakan bahan-bahan buangan industri modern sebagai aksesoris rambut mereka. Seperti apakah?

oleh Dini Nurilah diperbarui 03 Okt 2015, 17:04 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2015, 17:04 WIB
Suku di Afrika Ini Gunakan Tutup Botol Jadi Aksesoris Rambut
suku Etiopia ini gunakan bahan-bahan buangan industri modern sebagai aksesoris rambut mereka. Seperti apakah?

Liputan6.com, Jakarta Daasanach adalah suku semi-nomaden berjumlah sekitar 50.000 jiwa yang tinggal di lembah Omo di Ethiopia selatan. Di masa lalu, suku berkeliaran dari satu tempat ke tempat lain untuk menggembala ternak di sekitar daerah terbuka sesuai dengan musim dan ketersediaan sumber air. Tapi selama lima puluh tahun terakhir, setelah kehilangan sebagian tanah, mereka tumbuh bergantung pada pertanian. Seperti banyak suku di wilayah tersebut, Daasanach telah pindah ke daerah lebih dekat dengan Sungai Omo, di mana mereka mencoba untuk tumbuh cukup tanaman untuk bertahan hidup.

Suku Daasanach menggunakan benda-benda bekas sebagai aksesoris rambut mereka

Dilansir dari amusingplanet.com, seorang fotografer Perancis, Eric Lafforgue telah menghabiskan beberapa tahun mendokumentasikan kehidupan dan budaya orang-orang ini, dan bagaimana mereka telah berubah di bawah pengaruh barang-barang manufaktur modern. Sebuah trend fashion yang menarik dari Dassanach adalah tutup kepala mereka yang rumit, dibuat dari benda-benda aneh, seperti tutup botol, jam tangan, hairclips, dan potongan buangan lainnya dari plastik dan logam.

Suku Daasanach menggunakan benda-benda bekas sebagai aksesoris rambut mereka

Suku Daasanach menggunakan benda-benda bekas sebagai aksesoris rambut mereka

Suku Daasanach menghabiskan beberapa bulan mengumpulkan tutup botol dan mengumpulkan benda lainnya untuk uang tunai untuk membayar jam tangan rusak, yang perempuan membuat menjadi perhiasan dan wig. Ini dipakai oleh pria dan wanita, tua dan muda.

Beberapa benda yang dijadikan hiasan tersebut, seperti tutup botol tampah berbahaya akan merusak kulit mereka, khususnya saat tidur, mereka pun membuat sebuah bantal khusus terbuat dari kayu yang disebut “neck-pillows”. Nah, ternyata apa yang dianggap sampah oleh sebagian pihak dapat berubah menjadi bahan kreatifitas yang cukup unik walaupun terlihat sedikit berbahaya di tempat ini.

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk Anda melalui Citizen6? Caranya dapat dibaca di sini

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya