Citizen6, Jakarta Sebagai pulau yang banyak dikunjungi wisatawan dari mancanegara, tentu sangat wajar jika kemudian banyak penduduk Bali yang telah menguasai bahasa asing selain bahasa daerah dan bahasa Indonesia.
Tapi jika anda berkunjung ke Desa Bengkala di Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Bali anda akan disambut dengan bahasa yang justru sulit untuk difahami, yang oleh masyarakat Bali disebut sebagai "Kata Kolok" yang artinya bahasa yang tidak pernah diucapkan.
Secara umum, kata kolok dikenal sebagai 'pembicaraan orang tuli' yang kemudian menjadi sebuah bahasa yang cukup unik yaitu bahasa isyarat khas pedesaan yang bahkan berbeda dengan bahasa isyarat yang banyak digunakan di Indonesia maupun internasional.
Advertisement
Di Bali sendiri, banyak penduduk lokal yang memberi sebutan Desa Bengkala sebagai Desa Kolok atau Desa Tuli. Pemberian nama tersebut disebabkan oleh jumlah penduduk difabel bisu dan tuli lebih tinggi daripada orang yang terlahir normal selama lebih dari tujuh generasi. Ada sekitar 3000 penduduk desa ini yang telah mengalami tuli sejak lahir.
Di desa tersebut ada sekitar 3000 penduduk yang mengalami tuli sejak lahir, jumlah tersebut terbilang cukup tinggi. Sebagai perbandingan saja, dari 1000 kelahiran bayi di Amerika Serikat, terdapat dua hingga tiga anak yang terlahir tuli. Tingginya persentasi tuli tersebut dikarenakan oleh gen resesif geografis-centric atau DFNB3 yang telah muncul di desa ini selama lebih dari tujuh generasi.
Bengkala sendiri berarti tempat bagi orang bersembunyi, dan selama bertahun-tahun para penduduk di desa ini lebih mempercayai kalau tuli mereka itu disebabkan oleh kutukan hantu kolok.
Selengkapnya, baca langsung di sini
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6