Profesor Ganteng Donorkan Spermanya Gratis, Kini Punya 22 Anak

Bagi banyak orang mempunyai anak adalah puncak kebahagiaannya.

oleh Liputan6 diperbarui 14 Jun 2016, 11:15 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2016, 11:15 WIB
Profesor Ganteng Donorkan Spermanya Gratis, Kini Punya 22 Anak
Bagi banyak orang mempunyai anak adalah puncak kebahagiaannya.

Liputan6.com, Jakarta Bagi banyak orang mempunyai anak adalah puncak kebahagiaan. Banyak pasangan atau yang lajang sekali yang ingin mempunyai anak, tapi tidak bisa karena beberapa alasan. Salah satu di antaranya adalah masalah kesehatan bagi yang sudah menikah atau karena tak ingin bersuami bagi yang masih lajang.

Bermaksud ingin membantu menciptakan kebahagiaan banyak orang, seorang profesor menawarkan diri menjadi donatur sperma. Ari Nagel, profesor dari Brooklyn, New York, ini menyumbangkan gratis spermanya bagi para perempuan yang menginginkan.

Dia melakukannya dengan cara aneh. Nagel yang berusia 40 tahun ini memberikan spermanya tidak melalui klinik. Namun secara langsung di tempat-tempat umum. Biasanya dia melakukannya di kamar mandi restoran, mal, atau kafe.

Bagi banyak orang mempunyai anak adalah puncak kebahagiaannya.

Seperti yang terjadi pada suatu malam minggu lalu di Atlantic Avenue di Brooklyn. Malam itu ia keluar dari kamar mandi dengan wajah yang “fresh”. Profesor matematika itu membawa sperma untuk para wanita yang sedang antre menunggunya.

Kemudian para perempuan itu membawa pulang sperma dan memasukkannya ke dalam leher rahim.

Sampai sekarang ia telah memberikan donor sperma kepada banyak perempuan setempat yang memerlukan baik yang telah mempunyai pasangan maupun kepada para lesbian yang ingin mempunyai anak.

Seperti dilansir nypost.com, dari hasil sperma yang didonorkan tersebut, 18 perempuan berhasil mengandung. Ia melakukan aktivitas ini sejak 12 tahun lalu dan kini telah lahir 22 anak-anak manis yang sehat.

Bagi banyak orang mempunyai anak adalah puncak kebahagiaannya.

Kabar buruknya, lima dari perempuan yang menerima donor spermanya ini menggugat Nagel ke pengadilan. Tuntutan perempuan itu dikabulkan pengadilan setempat dengan memerintahkan Nagel untu memberikan tunjangan kepada anak-anak biologisnya.  

Namun, Nagel menolak keputusan itu. Dia tidak akan bertanggung jawab untuk anak-anak biologisnya melalui cara apa pun. Dan dia akan tetap melanjutkan hobinya yang dianggapnya menyenangkan itu. 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya