Liputan6.com, Jakarta Drama Korea When Life Gives You Tangerines tengah menjadi topik hangat di kalangan pecinta K-drama. Serial yang dibintangi oleh Park Bo Gum dan IU ini berhasil mencuri perhatian berkat alur cerita yang emosional serta sinematografi yang indah. Dengan latar Pulau Jeju, drama ini membawa penonton dalam perjalanan penuh makna tentang cinta, keluarga, dan impian.
Baca Juga
Advertisement
Sejak merilis episode terbarunya pada 14 Maret 2025, antusiasme penggemar semakin meningkat untuk menyaksikan kelanjutan kisah karakter utamanya, Gwan-Sik dan Ae-Sun. When Life Gives You Tangerines tidak hanya menyajikan romansa yang mengharukan, tetapi juga memperlihatkan kehidupan masyarakat Jeju pada masa itu, terutama tantangan yang dihadapi oleh perempuan dalam budaya patriarki yang kuat.
Karakter Ae-Sun yang diperankan oleh IU digambarkan sebagai sosok yang memiliki mimpi besar menjadi penyair, tetapi harus berhadapan dengan realitas sosial yang membatasi kebebasan perempuan. Sementara itu, Gwan-Sik, yang diperankan oleh Park Bo Gum, menjadi sosok pria yang setia dan selalu mendukung Ae-Sun dalam segala keadaan. Berikut fakta menarik dari When Life Gives You Tangerines, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Minggu (16/3/2025).
1. Berlatar Tahun 1950-an dan 1970-an
Drama ini menyuguhkan kisah dalam dua periode waktu yang berbeda, yaitu 1950-an dan 1970-an. Pada era 1950-an, penduduk Pulau Jeju masih sangat bergantung pada hasil laut untuk mencari nafkah. Para perempuan bekerja sebagai haenyeo (penyelam wanita) yang mencari kerang dan ikan di laut. Kehidupan keras ini menjadi latar yang kuat untuk menggambarkan perjuangan karakter utama dalam menghadapi tantangan sosial dan ekonomi.
Sementara itu, alur cerita di era 1970-an memperlihatkan perkembangan karakter Ae-Sun dan Gwan-Sik dalam menjalani kehidupan rumah tangga mereka. Meskipun telah menikah, mereka masih menghadapi berbagai tantangan, termasuk tekanan sosial dan ekonomi yang terus membayangi.
Advertisement
2. Menggambarkan Manis dan Pahitnya Kehidupan
Salah satu daya tarik utama When Life Gives You Tangerines adalah caranya dalam menggambarkan realitas kehidupan. Tidak hanya menyajikan kisah cinta yang romantis, drama ini juga memperlihatkan kesulitan hidup, ketidakadilan sosial, dan perjuangan perempuan dalam menghadapi budaya patriarki. Ae-Sun adalah contoh perempuan yang berani melawan norma untuk menggapai impiannya, meskipun sering kali dihadapkan pada berbagai rintangan.
Drama ini juga memperlihatkan bahwa dalam kehidupan, ada saat-saat penuh kebahagiaan dan kesedihan, tetapi dengan cinta dan keteguhan hati, seseorang bisa melewati segalanya. Hubungan antara Ae-Sun dan Gwan-Sik menjadi simbol perjuangan bersama dalam menghadapi kehidupan yang keras.
3. Adegan Gwan-Sik Berenang di Laut Viral
Salah satu adegan paling ikonik dalam drama ini adalah ketika Gwan-Sik melompat dari kapal dan berenang melintasi lautan untuk kembali kepada Ae-Sun. Adegan ini menjadi viral di media sosial dan mendapat banyak komentar dari penggemar. Tindakan heroik Gwan-Sik menunjukkan betapa besar cintanya kepada Ae-Sun, hingga ia rela mempertaruhkan nyawanya untuk kembali bersama sang istri.
4. Angkat Isu Budaya Patriarki yang Kuat
Drama ini juga menyoroti bagaimana budaya patriarki di Korea pada era 1950-an membatasi perempuan dalam berbagai aspek kehidupan. Ae-Sun, yang bercita-cita menjadi penyair, harus berhadapan dengan realitas di mana perempuan tidak diizinkan untuk bermimpi besar. Sejak kecil, perempuan di Pulau Jeju diharapkan menjadi haenyeo, mengikuti jejak ibu dan nenek mereka untuk bekerja sebagai penyelam.
Keberanian Ae-Sun dalam melawan tradisi ini menjadi salah satu elemen cerita yang paling menginspirasi. Ia tidak hanya ingin bertahan hidup, tetapi juga ingin memperjuangkan haknya untuk mendapatkan pendidikan dan mewujudkan impiannya.
5. Kehidupan Tiga Generasi
Drama ini tidak hanya berfokus pada kisah Ae-Sun dan Gwan-Sik, tetapi juga menampilkan kehidupan tiga generasi perempuan di Pulau Jeju. Mulai dari ibu Ae-Sun, Gwang Rye, yang berusaha memberikan kehidupan lebih baik untuk anak-anaknya, hingga putri Ae-Sun, Geum Myeong, yang memiliki impian untuk keluar dari kemiskinan.
Ketiga generasi ini menunjukkan bagaimana perubahan zaman membawa tantangan dan harapan yang berbeda bagi perempuan di Korea Selatan. Perjalanan hidup mereka menjadi refleksi dari perjuangan perempuan dalam mendapatkan kebebasan dan hak yang setara.
6. Menduduki Peringkat 1 di Netflix
Popularitas When Life Gives You Tangerines terbukti dari pencapaiannya di berbagai platform streaming. Drama ini berhasil menduduki peringkat nomor satu di Netflix di 10 negara, termasuk Korea Selatan, Hong Kong, Indonesia, dan Singapura.
Tak hanya itu, drama ini juga mendapat rating tinggi di berbagai situs ulasan seperti My Drama List, di mana empat episode pertamanya memperoleh skor 8,7. Banyak penonton yang memberikan komentar positif mengenai alur cerita yang unik dan menyentuh hati.
Advertisement
7. Dialog yang Menyentuh
Salah satu elemen yang membuat drama ini begitu berkesan adalah kutipan-kutipan dialog yang menyentuh dan relatable bagi banyak orang. Misalnya, dalam adegan pertengkaran antara Ae-Sun dan putrinya, Geum Myeong, terdapat narasi yang berbunyi: “Bagi orang tua, hanya penyesalan yang tersisa. Bagi anak-anak, hanya kebencian yang tersisa.”
Kutipan lainnya yang menjadi sorotan adalah saat Ae-Sun mulai menyerah pada impiannya di masa remajanya: “Musim semi bagi mereka bukanlah musim untuk bermimpi, tetapi musim untuk menyerah pada impian. Dan mereka melakukannya dengan sukarela.” Kata-kata ini sangat menggambarkan realitas kehidupan banyak orang yang harus mengorbankan impian demi bertahan hidup.
