Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pariwisata, Seni, dan Budaya Malaysia berencana menjadikan Iftar@KL, yakni acara buka bersama, sebagai event wisata unggulan untuk Tahun Kunjungan Malaysia 2026 (VMY2026). Negeri jiran ingin mempromosikan tradisi Ramadan Malaysia yang unik kepada wisatawan domestik dan internasional.
Baca Juga
Pangeran William Ungkap Ada Penyusup di Tempat Tidurnya Bersama Kate Middleton Setiap Malam
Buntut Kematian Tragis Kim Sae Ron, Lebih dari 50 Ribu Orang Tanda Tangani Petisi Desak Hukuman untuk Youtuber Pengganggu Privasi Selebriti
Semarak Buka Bersama di London bak Adegan Jamuan Makan di Sekolah Harry Potter
Wakil Menteri Khairul Firdaus Akbar Khan menyatakan bahwa program ini merupakan daya tarik penting karena menampilkan beragam hidangan Ramadan dan suasana meriah perayaan di negara mereka.
Advertisement
"Ramadan dan Syawal di Malaysia memiliki daya pikat tersendiri dibandingkan dengan negara lain. Perayaan ini tidak terbatas pada komunitas Muslim tetapi dirayakan oleh orang-orang dari semua agama, ras, dan latar belakang," katanya dilansir Bernama, Minggu (16/3/2025).
"Ini adalah kekuatan yang harus kita soroti, karena tidak hanya mencerminkan keindahan keragaman budaya Malaysia, tetapi juga memperkuat citra negara sebagai tujuan wisata ramah Muslim," katanya pada konferensi pers Iftar@KL 2025 di Dataran Merdeka pada Sabtu, 15 Maret 2025.
Dia menambahkan bahwa kementerian akan bekerja sama dengan Balai Kota Kuala Lumpur (DBKL) untuk mengembangkan rencana kontingensi demi memastikan kelancaran program dan meningkatkan pengalaman pengunjung. Mengenai apakah kementerian berencana untuk menawarkan insentif kepada influencer media sosial untuk mempromosikan hidangan dan tradisi Ramadan Malaysia untuk VMY2026, Khairul mengatakan proposal tersebut akan dipelajari lebih lanjut.
"Insya Allah, kementerian akan mengeksplorasi ide ini dan mengambil langkah untuk menampilkan makanan kita, terutama dari bazar Ramadan, agar mendapat pengakuan global," katanya.
Iftar@KL 2025
Mengenai Iftar@KL 2025, Khairul mengatakan lebih dari 35.000 pengunjung berpartisipasi meskipun kondisi cuaca yang kurang menguntungkan. Acara empat hari yang diselenggarakan di Dataran Merdeka pada 15, 16, 22, dan 23 Maret ini bertujuan untuk menghidupkan semangat Ramadan, memupuk persatuan dan toleransi di antara komunitas, dan mempromosikan warisan Islam Malaysia kepada wisatawan.
Program acaranya meliputi pertemuan buka puasa massal, ceramah Ramadan, penawaran truk makanan, sholat berjamaah, shalat Tarawih, dan donasi untuk kelompok yang berhak menerima zakat dan yang membutuhkan. Seorang pengunjung, Nur Annisa Nabila Mohd Norman menggambarkan Iftar@KL 2025 sebagai pengalaman yang tak terlupakan, karena ini adalah pertama kalinya dia menghadiri acara tersebut.
"Meskipun hujan deras saat berbuka puasa, suasana tetap meriah dan penuh semangat. Saya berharap program ini terus berlanjut dan meningkat di masa mendatang," katanya.
Tak hanya di Malaysia, tradisi ngabuburit dan buka puasa bersama juga menarik perhatian wisatawan asing. Salah satunya yang berlangsung di Masjid Jogokariyan Yogyakarta.
Advertisement
Tradisi Berbagi Takjil Gratis di Masjid Jogokariyan
Dalam sebuah video yang diunggah akun TikTok @sigitiwans pada Kamis, 6 Maret 2025, terekam sejumlah turis asing yang ikut mengantre untuk mendapatkan takjil gratis berbuka puasa dan tersedia di Masjid Jogokariyan selama Ramadan.
"Sudah mulai go internasional, kini 3.500 takjil gratis Masjid Jogokariyan mulai dilirik WNA ikut antre," tulis akun TikTok @sigitiwans pada Kamis, 6 Maret 2025.
Di antara banyaknya warga lokal yang mengantre, wajah-wajah turis asing menyempil di kerumunan. Mereka bahkan duduk di aspal seperti warga lokal sambil menunggu waktu bedug Magrib. Orang asing berambut pirang itu tampak sadar sedang direkam lewat kamera ponsel, ia pun hanya memberikan senyum simpul pada orang yang merekamnya.
Pengunggah konten menulis, "Persaingan semakin ketat 😁, kini banyak wisatawan WNA tertarik datang ke Masjid Jogokariyan untuk melihat langsung pembagian takjil gratis 3.500 yang dibagikan di kampung Ramadhan Jogokariyan."
Konten itu juga memperlihatkan kesibukan panitia Masjid Jogokariyan yang mempersiapkan menu berbuka. Mereka tampak bahu-membahu menyelesaikan tugas tersebut. Video itu pun mengundang ragam komentar.
"Barokallah jogokariyan, Allah save you all👍🏻," tulis seorang warganet. "Waduh, nggak kebagian gua nih🤪bule pun udah jadi saingan😁," sambung warganet.
Asal-usul Takjil
Bicara soal takjil, sejarahnya tak lepas dari masa Rasulullah Muhammad SAW. Founder Indonesia Gastronomy Network (IGN), Vita Datau mengungkap sejarah takjil dengan menukil dari sebuah hadis Nabi Muhammad SAW, yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari yang berbunyi, "Manusia masih terhitung dalam kebaikan selama menyegerakan (ajjalu) berbuka."
Kata utamanya dari bahasa Arab adalah 'ajjalu' yang artinya menyegerakan atau "ajjala-yu ajjilu-ta'jilan" artinya momentum. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), takjil artinya mempercepat untuk segera berbuka puasa atau makanan minuman untuk berbuka.
"Mungkin itu mengapa takjil menjadi makanan dan minuman berbuka puasa atau di Indonesia menjadi sebutan makanan/minuman ringan saat berbuka puasa," ungkap Vita Datau dalam wawancara tertulis dengan Lifestyle Liputan6.com, Kamis, 6 Maret 2025.
"Di mana orang sering bertanya, takjil-nya apa? Makanan minuman menu berbuka itu yang menjadi highlight saya adalah menyegerakan berbuka biasanya dipilih hidangan ringan yang nyaman bagi kita.. (comfort us)," sambungnya lagi.
Menurutnya kata "kita" menjadi menarik untuk dibahas, lantaran lain budaya akan lain tata caranya. Dari sudut pandang gastronomi, takjil telah menjadi budaya turun temurun yang spesial yang dinantikan seluruh warga di berbagai daerah nusantara dan dunia.
Advertisement
