Remaja Ciptakan Aplikasi untuk Orang dengan Masalah Kesehatan Mental dan Depresi

Aplikasi ini dirancang untuk membantu orang yang mengalami depresi untuk mendapat pertolongan dari orang lain.

oleh Sulung Lahitani diperbarui 26 Feb 2018, 17:00 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2018, 17:00 WIB
2 Remaja Ciptakan Aplikasi untuk Orang dengan Masalah Kesehatan Mental
Aplikasi ini dirancang untuk membantu orang yang mengalami depresi untuk mendapat pertolongan dari orang lain. (Doc: Instagram.com/notokapp)

Liputan6.com, Jakarta - Dua orang remaja bersaudara dari Georgia telah membuat sebuah aplikasi yang dirancang untuk membantu orang-orang saat mereka merasa depresi. Tahun lalu, Hannah Lucas yang berusia 15 tahun didiagnosis dengan kondisi medis yang disebut postural orthostatic tachycardia syndrome (POTS).

Sindrom tersebut membuatnya sering pingsan. Tak hanya itu, kondisi tersebut membuatnya takut bila ditinggal sendirian. Ia menjadi mudah cemas, depresi, dan bahkan mulai melakukan hal-hal yang dapat membahayakan nyawanya.

Melansir dari ABC News, ia kemudian mengembangkan aplikasi yang disebut notOK yang akan membantu orang lain dalam situasi yang sama agar tak merasa sendirian. Hannah dibantu saudara laki-lakinya, Charlie (13) yang belajar keterampilan coding di perkemahan musim panas.

"Saya membantu menggambarkannya sehingga ia tahu apa yang harus dilakukan," kata remaja itu pada ABC News.

"Ia melihat gambar saya dan membuat coding yang tepat dan bagaimana saya menginginkan tampilan aplikasi tersebut," tambah Hannah.

 

Selanjutnya

Depresi
Ilustrasi depresi (iStockphoto/AntonioGuillem)

Aplikasi notOK memungkinkan pengguna untuk cukup menekan tombol yang mengirim pesan teks ke hingga 5 kontak terpilih untuk membiarkan mereka mengetahui bahwa orang tersebut sedang depresi. Pesan yang terkirim akan otomatis berbunyi: "Hei, saya merasa tidak baik saat ini. Tolong hubungi saya atau datang ke tempat saya."

Aplikasi tersebut juga membuat penerima mengetahui lokasi GPS pengguna yang meminta pertolongan. Hannah yang baru kelas 2 SMA, kemudian mengajukan aplikasi tersebut saat mengambil kelas kewiraswastaan musim panas di Georgia Tech. Ia terhubung dengan perusahaan pengembang di Savannah yang membantunya mewujudkan impiannya.

Hannah berharap aplikasi ini akan menjadi pendorong di balik gerakan yang lebih besar seputar masalah kesehatan mental. Ia ingin orang-orang mengalami masalah kesehatan mental, tidak merasa sendirian dan tidak depresi.

Aplikasi ini tersedia untuk perangkat Android dan iOS dan dikenakan biaya bulanan sebesar 2,99 dolar AS atau sekitar Rp 40 ribu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya