Liputan6.com, Jakarta - Program Studi (Prodi) Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, President University (Presuniv), resmi mendapatkan akreditasi internasional dari Indonesian Accreditation Board for Engineering Education (IABEE).
Akreditasi internasional ini didasarkan pada kriteria penilaian dan evaluasi yang mencakup Computer Science, Informatics and Similarly Named Programs Version 2020.
Baca Juga
IABEE merupakan lembaga akreditasi mandiri yang diakui oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) sebagai badana kreditasi program studi dalam bidang teknik dan computing yang memberikan gelar sarjana.
Advertisement
Akreditasi bertujuan menumbuh-kembangkan budaya mutu dalam pengelolaan pendidikan tinggi. Saat ini IABEE sudah menjadi signatory memberorganisasi akreditasi internasional, yaitu Washington Accord, dan observer di SeoulAccord.
Rektor Presuniv Prof. Dr. Chairy bangga dengan pencapaian Prodi Sistem Informasi tersebut. “Dengan terakreditasi internasional, ini menunjukkan bahwa kualitas pendidikan Prodi Sistem Informasi di Presuniv telah memenuhi standar internasional dan memiliki kualifikasi yang setara dengan universitas-universitas terkemuka di seluruh dunia dalam bidang computing,” ucap Chairy dalam keterangan tertulisnya, Kamis (13/4/2023).
Chairy melanjutkan, akreditasi dari IABEE tersebut juga membuka peluang bagi setiap lulusan Prodi Sistem Informasi untuk berkarier di berbagai perusahaan multinasional, baik yang ada di Indonesia maupun di luar negeri.
Capaian tersebut, tegas Chairy, juga sejalan dengan visi yang dicanangkan Presuniv sejak dulu, yaknimenjadi internasional university.
Perolehan akreditasi IABEE sejalan dengan visi fakultas ilmu komputer
Sementara itu, Dekan Fakultas Ilmu Komputer Rila Mandala, mengatakan, perolehan akreditasi IABEE sejalan dengan visi fakultas ilmu komputer.
"Kami ingin Prodi Sistem Informasi menjadi pusat pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sistem informasi yang unggul, berkualitas, mampu bersaing secara global, dan berperan aktif dalam mendukung industri,” ungkap Rila.
Dengan banyaknya perusahaan multinasional yang beroperasi di Jababeka, lanjut Rila, penting bagi Prodi Sistem Informasi untuk terakreditasi internasional.
“Jadi, lulusan Prodi Sistem Informasi bisa go international melalui dua cara. Pertama,melalui perusahaan-perusahaan multinasional yang ada di Jababeka dan berbagai kawasan industri lainnya. Kedua, mereka bisa langsung bergabung dengan perusahaan-perusahaan multinasional yang ada di luar negeri,” papar Rila.
Advertisement
Transformasi Budaya, SDM dan Comfort Zone
Untuk mendapatkan akreditasi internasional, segenap dosen dan staf fakultas ilmu komputer, dan dukungan universitas, harus menjalani proses yang panjang danketat, serta menghadapi banyak tantangan dan hambatan.
“Upaya ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami. Untuk mencapainya kami harus menjalani proses sampai sekitar lima tahun. Kami harus melakukan banyak perbaikan dan penyempurnaan secara berkelanjutan atau continous improvement,” lanjut Rila.
Selain itu, transformasi budaya dan SDM menjadi tantangan tersendiri bagi prodi sistem informasi untuk meraih akreditasi internasional. “Kami harus meningkatkan kapasitas para dosen dan staf di prodi sistem informasi agar bisa memenuhi standar internasional. Ini salah satu tantangan yang harus kami hadapi.
Lanjut Rila, jika selama bertahun-tahun setiap dosen dan staf selalu mengerjakan yang itu-itu saja, mereka akan cenderung merasa nyaman. “Untuk memperoleh akreditasi internasional, kami harus mengubah kebiasaan tersebut. Kami harus berani keluardari zona nyaman atau comfort zone.
Untuk mendobrak kondisi tersebut, fakultas ilmu komputer secara periodik menyosialisasikan berbagai ketentuan terkait akreditasi internasional kepada seluruh dosen dan staf. Materi sosialisasi fokus pada isu urgensi dan kepentingan, yakni mengapa prodi harus terakreditasi internasional, standar yang harus dipenuhi, serta proses dan tahapan untuk mencapainya.
Rila mengakui bahwa untuk meningkatkan kualitas dosen dan staf agar memiliki standar internasional dari IABEE yang memerlukan waktu hingga lima tahun tersebut memang tidak mudah.
“Namun, berkat kegigihan para dosen dan staf, sosialisasi yang terus menerus, dan tekad yang kuat, akhirnya prodi sistem informasi berhasil meraih akreditasi internasional,” kata Rila.
Kini, di prodi sistem informasi, model pembelajaran konvensional yang digunakan selama ini juga sudah berubah menjadi sistem yang modern.