Ahli: Waspada, Kurang Tidur Bisa Merusak DNA Anda

Penelitian ini mengkaji mereka yang sering mendapat shift malam

oleh Sulung Lahitani diperbarui 19 Feb 2019, 13:01 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2019, 13:01 WIB
[Fimela] Kurang Tidur
Ilustrasi kurang tidur | unsplash.com

Liputan6.com, Jakarta - Telah lama diketahui dampak buruk dari kurang tidur bagi kesehatan, namun penelitian terbaru menguak lebih jauh keterkaitan antara kurang istirahat dengan tubuh kita. Penelitian yang terbaru dalam jurnal Anesthesia tersebut menemukan bahwa kurang tidur tak hanya menyebabkan masalah kesehatan, tapi bahkan dapat merusak DNA Anda.

Sebuah tim peneliti dari Hong Kong mempelajari 49 dokter yang sehat, 24 di antaranya harus bekerja shift malam di rumah sakit. Ini berarti mereka diharuskan bekerja mulai dari sore hingga pagi berikutnya kira-kira 5-6 kali sebulan. Studi ini menjadi penelitian pertama yang mengukur kerusakan DNA secara langsung pada orang dewasa muda yang diminta bekerja dalam shift malam.

Selanjutnya diambil darah dari semua peserta baik dari yang mendapat tidur cukup maupun yang mendapat shift malam selama tiga hari. Para peneliti juga menilai informasi kesehatan, buku harian tidur, dan pola kerja sukarelawan mereka.

Secara keseluruhan tim menemukan bahwa pada kelompok dokter yang mendapat shift malam dan kurang tidur, DNA mereka lebih rusak. Pergantian DNA mereka juga diketahui menurun. Temuan menunjukkan kurang tidur dan gangguan siklus tidur yang terlalu sering dapat menyebabkan kerusakan DNA.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


Masih penelitian awal

Kurang tidur (iStock)
Ilustrasi kurang tidur (iStockphoto)

Melansir dari Iflscience.com, kerusakan DNA pada akhirnya dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan seperti serangan jantung, diabetes, hingga kanker. Dalam penelitian lain bahkan ditemukan kaitan antara perawat yang bekerja shift malam dengan tumor payudara.

"Meskipun ini baru merupakan penelitian awal, tampak jelas bahwa satu malam kurang tidur saja dapat berrkontribusi pada terciptanya penyakit kronis," kata Dr Siu-Wai Choi dari Universitas Hong Kong dalam sebuah pernyataan.

Diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan signifikasi kerusakan DNA dalam hubungan antara kurang tidur dengan penyakit karena ukuran sampel penelitian tersebut yang sangat kecil. Terlebih, peserta shift malam lebih muda ketimbang yang berada pada kelompok kontrol karena dokter muda lebih sering mendapat giliran jaga di malam hari.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya