Lindungi Kesehatan Mental dari Bahaya Media Sosial, Lakukan 6 Cara Ini

Ada banyak penelitian yang menghubungkan penggunaan media sosial dengan depresi.

oleh Sulung Lahitani diperbarui 03 Agu 2019, 12:30 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2019, 12:30 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi main media sosial. (dok. pexels.com/Lisa Fotios)

Liputan6.com, Jakarta - Ada banyak penelitian yang menghubungkan penggunaan media sosial dengan depresi. Penelitian lain mengaitkannya dengan rasa iri, rendah diri, dan kecemasan.

Jelena Kecmanovic, profesor psikologi di Universitas Georgetown mengungkapkan enam saran agar seseorang dapat mengurangi bahaya media sosial bagi kesehatan mental mereka. Melansir dari Curiosity, ini dia.

1. Batasi kapan dan di mana Anda menggunakan media sosial

Menggunakan media sosial dapat mengganggu komunikasi di kehidupan nyata. Anda akan terhubung lebih baik dengan orang-orang dalam hidup Anda jika Anda punya waktu saat tak menggunakan media sosial.

Berkomitmen untuk tidak memeriksa media sosial saat makan atau berkumpul bersama teman dan keluarga atau ketika berbicara dengan pasangan. Pastikan media sosial tidak mengganggu pekerjaan, mengalihkan perhatian dari percakapan penting.

Yang lebih penting, jangan simpan ponsel atau komputer di dekat tempat tidur. Ini akan mengganggu tidur Anda.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2. Memiliki periode detoks

Media Sosial
Ilustrasi Media Sosial. (sumber: Pexels)

Jadwalkan jeda harian selama beberapa hari dari media sosial. Beberapa penelitian menunjukkan bahkan istirahat lima hari atau seminggu dari Facebook dapat mengurangi tingkat stres dan menambah tingkat kepuasan hidup.

Mungkin sulit pada awalnya, tapi habiskan waktu dengan keluarga dan teman-teman saat periode detoks tersebut akan sangat membantu. Hapus aplikasi media sosial favorit untuk sementara bila perlu.

 

3. Lakukan filter

unfollow media sosial 2
Ilustrasi./Copyright unsplash.com/@ayahya09

Seiring waktu, Anda mungkin mengikuti banyak akun yang disukai. Beberapa konten mungkin masih menarik, namun yang lain mulai membuat Anda jengkel, bosan, atau bahkan merasa tidak berarti.

Maka yang harus Anda lakukan adalah berhenti mengikuti, mute, atau block akunnya. Hidup akan lebih baik karenanya.

Sebuah penelitian baru-baru ini menemukan bahwa informasi tentang kehidupan teman-teman dapat memberikan pengaruh lebih negatif daripada konten lain di Facebook.

 

4. Berhenti menggunakannya saat telah mengganggu kehidupan nyata

unfollow media sosial
Ilustrasi./Copyright unsplash.com/@ayahya09

Menggunakan media sosial untuk mengetahui keadaan keluarga, teman, atau kekasih yang jauh dari Anda adalah hal yang lumrah. Asalkan Anda tidak lalai untuk benar-benar bertemu dengan mereka di kehidupan nyata.

Interaksi di media sosial tak bisa menjadi pengganti saat harus berbicara langsung.

 

5. Gunakan media sosial hanya bila membuat perasaan bahagia

Liputan 6 default 3
Ilustraasi foto Liputan 6

Ada kalanya Anda menggunakan media sosial lalu merasa lebih buruk setelah menjelajah dan melihat konten-konten orang lain. Bandingkan pada saat-saat tertentu Anda menggunakan media sosial untuk membuat Anda segar kembali.

Jauhi kebiasaan yang pertama. Ketahui waktu yang tepat menggunakan media sosial.

 

6. Tanyakan mengapa Anda harus menggunakan media sosial

Ilustrasi media sosial
Ilustrasi kecanduan media sosial. (Foto: unsplash.com)

Sesekali saat Anda akan membuka Twitter atau Instagram, coba bertanya pada diri Anda "Apa saya harus melakukannya?" Apakah saat Anda melakukannya justru membuat Anda lalai dengan hal-hal yang sebenarnya memiliki prioritas untuk dilakukan?

Jujurlah pada diri sendiri. Putuskan apakah itu memang yang Anda inginkan?

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya