Kisah Pilu Nenek Buta Huruf Ditipu Tetangga, Rumahnya Dibeli Seharga Rp 300 Ribu

Liputan6.com, Jakarta - Seorang nenek bernama Arpah, wanita berusia 69 tahun asal Depok, Jawa Barat ini harus berbesar hati mengikhlaskan rumahnya setelah ditipu oleh tetangganya sendiri. Kejadian tersebut terjadi pada tahun 2015 lalu.

Saat tahun 2015 silam, Arpah yang diketahui mengalami buta huruf ini tidak tahu jika rumah satu-satunya, dibeli oleh tetangganya dengan harga 300 ribu.

Saat itu ia dibawa oleh tetangganya berinisial AJK, untuk ke kantor notaris yang berada di Bogor, Jawa Barat. Ia diminta oleh tetangganya tersebut, untuk menandatangani dokumen.

Wanita berumur 69 tahun yang mengalami buta huruf itupun, tidak tahu apa isi dari dokumen tersebut. Tapi ia tetap menandatangi dokumen itu yang ternyata adalah sertifikat rumah Arpah seluas 130 meter persegi.

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

Arpah pun menggugat kasus ini pada pihak Pengadilan Negeri, pada Febuari 2019 lalu. Tapi, pihak Pengadilan Negeri menolak gugatannya karena kurangnya data dan juga saksi.

Tak ingin menyerah begitu saja, ia tetap mencari cara agar kasus ini tetap diusut lebih lanjut oleh pihak yang berwajib.

Kini laporan tersebut telah diterima oleh Polresta Depok dan juga sudah ditandatangani oleh tim penyidik Unit Harta dan Benda.

Kuasa hukum Arpah yakni Agung mengatakan bahwa, saat ini pihak penyidik sedang mendalami laporan dan memanggil beberapa saksi.

Setelah rumahnya dibeli dengan harga 300 ribu, kini Arpah menumpang tinggal di rumah kerabatnya hingga tinggal di rumah anaknya.

Karena kisahnya yang dianggap menyedihkan ini, kini sosok nenek Arpah menjadi viral di kalangan warganet. Cerita Arpah mendapat banyak perhatian, terutama dari pengguna jejaring sosial.

Banyak yang mengecam aksi penipuan tersebut, dan banyak juga yang mendoakan nenek Arpah ini agar kasusnya cepat terselasaikan dan ia mendapatkan tempat tinggalnya kembali.

Penulis:

Natania Longdong

Universitas Esa Unggul