Ditolak Beberapa Rumah Sakit karena Covid-19, Ibu Hamil Ini Kehilangan Bayi Kembarnya

Wanita ini harus menerima kenyataan karena kehilangan bayi kembar yang dikandungnya karena ditolak beberapa rumah sakit ketika ingin melahirkan.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 29 Sep 2020, 16:00 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2020, 16:00 WIB
Ilustrasi kehamilan
Ilustrasi kehamilan (Dok.Unsplash)

Liputan6.com, India - Seorang wanita dari Kondotty di distrik Malappuram, India harus menerima kenyataan karena kehilangan bayi kembar yang dikandungnya karena ditolak beberapa rumah sakit ketika ingin melahirkan.

Melansir dari India Times, Selasa (29/9/2020), kisahnya bermula ketika Shehla Tsania (20) mengeluh sakit perut pada Sabtu lalu, karena saat itu bayi yang dikandungnya diprediksi akan lahir.

Dia kemudian dilarikan ke Manjeri Medical College (MCH) pada Minggu, sekitar pukul 4 pagi. Namun, pihak rumah sakit menolak karena mereka hanya menerima pasien positif Covid-19.

Pasangan itu kemudian bergegas ke rumah sakit pemerintah di Kottapparamba di Kozhikode, di mana ginekolognya tidak ada dan mereka dirujuk ke rumah sakit lain di Omassery. Sayangnya, rumah sakit itu juga menolak menangani persalinannya karena dia tidak memiliki surat hasil tes negatif Covid- 19 yang diperlukan rumah sakit.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Bayi Kembar dalam Kandungan Dinyatakan Meninggal

Setelah itu, Shehla dibawa ke rumah sakit KMCT di Mukkam dan kemudian ke perguruan tinggi kedokteran Kozhikode. Selama persalinan di kampus tersebut, bayi kembar yang belum lahir itu dinyatakan telah meninggal.

Mohammed Sheriff, suami wanita itu, lalu mencoba memasukkan istrinya ke rumah sakit selama sekitar 14 jam, tapi berulang kali ditolak.

"Saya membawa istri saya ke perguruan tinggi kedokteran Manjeri dengan rasa sakit yang parah sekitar pukul 04.30 pada hari Sabtu. Tapi setelah pergi ke rumah sakit akhirnya dia baru mendapat perawatan sekitar pukul 18.30," kata Sheriff.

Ajukan Banding

Sheriff telah mengajukan banding di rumah sakit yang dia datangi sebelumnya karena menolak menangani persalinan istrinya karena tidak memiliki surat hasil tes negatif Covid-19.

"Di dua tempat ini, mereka mewajibkan setifikat negatif Covid-19. Bagaimana mungkin untuk menghasilkan sertifikat itu dengan tes RT-PCR dilakukan ketika hasilnya sendiri memakan waktu 24 jam. Ini adalah fakta yang diketahui setiap rumah sakit," lanjut Sheriff dengan nada suara yang pecah.

 

Menteri Kesehatan Setempat Tengah Menyelidiki Insiden Tersebut

Shehla kini masih dalam perawatan intensif di Rumah Sakit Perguruan Tinggi Kedokteran Pemerintah.

Kasus tersebut pun membuat pemerintah setempat tak tinggal diam. Menteri Kesehatan negara bagian K K Shailaja kini tengah melakukan penyelidikan atas insiden tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya