Liputan6.com, Jakarta Hiu menghasilkan squalene, yakni minyak alami yang dibuat di hati mereka. Sayangnya, ini juga merupakan bahan untuk vaksin COVID-19. Setengah juta hiu akan dibunuh untuk diambil minyak alaminya untuk menghasilkan vaksin virus corona, menurut para ahli konservasi.
Baca Juga
Advertisement
Salah satu bahan yang digunakan dalam beberapa kandidat vaksin COVID-19 adalah squalene. Ini menjadi alasan netizen membuat petisi mendesak FDA, atau badan lain untuk berhenti menggunakan hiu dalam vaksin COVID-19.Â
Di tengah kesibukan yang sedang berlangsung untuk menyiapkan vaksin virus Corona , para aktivis telah membuat petisi yang meminta badan kesehatan AS, Inggris, UE, dan China untuk berhenti menggunakan hiu untuk vaksin.
Gerakan itu diimulai oleh Shark Allies, sebuah kelompok aktivis yang berdedikasi untuk melindungi dan melestarikan hiu dan pari. Petisi tersebut mempermasalahkan penggunaan squalene, yang merupakan bahan utama untuk meningkatkan kemanjuran vaksin Corona
Saksikan Video Pilihan Dibawah Ini:
Populasi hiu akan tercancam
Penggunaan squalene secara terus-menerus pada vaksin "dapat menimbulkan potensi bencana bagi hiu dan manusia." Menurut perkiraan para ahli konservasi, sekitar tiga juta hiu akan dibunuh setiap tahun untuk minyak squalene.
Ada kekhawatiran bahwa peningkatan permintaan jumlah minyak hati yang tinggi dapat mengancam populasi hiu. Jika melihat lebih jauh, banyak spesies hiu yang terancam punah karena menghasilkan minyak squalene, seperti hiu gulper, keberadaannya yang sudah langka .
"Sebagian besar spesies hiu sudah berada pada tingkat kritis dan tidak akan bertahan apabila jumlah peningkatan permintaan vaksin global yang tinggi."
Melansir dari news.sky, perusahaan farmasi di Inggris yaitu GlaxoSmithKline saat ini menggunakan shark squalene dalam vaksin flu. Perusahaan mengatakan akan memproduksi satu miliar dosis bahan ini untuk penggunaan dalam vaksin virus corona pada bulan Mei mendatang.
Sekitar 3.000 hiu dibutuhkan untuk mengekstrak satu ton squalene. Shark Allies, sebuah kelompok di California, mengatakan bahwa jika populasi dunia menerima satu dosis vaksin COVID-19 yang mengandung minyak hati, sekitar 250.000 hiu akan dibunuh, tergantung pada jumlah squalene yang digunakan.
Advertisement
Ramai petisi menolak hiu sebagai vaksin
Stefanie Brendl, selaku pendiri dan direktur eksekutif Shark Allies, menambahkan "Tidak diketahui seberapa besar dan berapa lama pandemi ini akan berlangsung, sehingga jika kita terus menggunakan ikan hiu, jumlah hiu yang diambil untuk produk ini bisa sangat meningkat, tahun demi tahun."
Petisi tersebut selanjutnya mendesak bagi pengembang vaksin untuk menggunakan cara lain sebagai alternatif untuk menghasilkan minyak 'squalene' dari sumber lain.
Seorang pengembang squalene berbasis tebu di California bahkan telah mencatat bahwa hanya dalam satu bulan, mereka dapat menghasilkan cukup squalene untuk 1 miliar dosis vaksin.
Petisi tersebut, yang dapat dilihat di Change.org, telah berhasil mengumpulkan tanda tangan lebih dari 30.591 ribu tanda tangan ikut berpartisipasi untuk menolak penggunaan hiu sebagai vaksin.
Penulis
Fayola Gishlaine
Universitas Multimedia Nusantara