Liputan6.com, Jakarta Banyaknya kasus pembunuhan yang menimpa orang kulit hitam yang dilakukan oleh polisi mengundang dukungan para simpatisan. Aksi yang dikenal dengan sebutan 'Gerakan Black Lives Matter' telah menjadi pusat protes dalam usahanya memperjuangkan keadilan.Â
Baca Juga
Advertisement
Salah satu simpatisannnya, Lilian White yang merupakan seorang guru seni di Great Hearts Western Hills, sekolah charter publik di San Antonio. Bentuk dukungan yang diberikannya dengan mengenakan masker wajah yang bertuliskan "Black Lives Matter" dan "Silence is Violence" selama musim panas berlangsung.Â
Malangnya, aksi White mendapat respon negatif dari pihak sekolah yang berujung pada pemecatannya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Pesan Singkat yang Diterimanya
Aksi penggunaan topeng tersebut bertujuan untuk memperjuangkan keadilan sekaligus menghimbau orang-orang sekita untuk bersikap anti-rasisme yang dialami para pengajar dan murid berkulit hitam.Â
Niat baiknya ini tak mendapat respon baik dari pihak sekolah hingga setalah dua minggu pemakaian, White mendapat teguran dari asisten kepala sekolah Heather Molder.Â
Melansir dari CNN, White membagikan pesan teguran yang berbunyi untuk memberhentikan aksi tersebut karena lingkungan sekolah dinilai tidak tepat untuk membahas iklim politik.
Bermodalkan keberanian dan tekad yang kuat dirinya tetap mengenakan masker yang memperjuangkan hak asasi manusia.Â
"Jika Anda takut tentang apa yang akan dikatakan orang tua karena seorang guru mendukung persamaan hak, Anda perlu mengevaluasi kembali jenis orang yang Anda layani. Dengan tetap diam, Great Hearts hanya mendukung orang tua yang rasis," ujar White kepad CNN.
Advertisement
Pemecatan yang Dilakukan
Ironisnya, guru seni yang telah 10 tahun bekerja ini diberhentikan setelah melalui kesepakatan antara pihak sekolah dan pejabat distrik yang diselenggarakan pada 5 Setember silam.Â
Menurut Inspektur Great Hearts, Texas Daniel Scoggin bahwa pihaknya mendukung komunitas kulit hitam dan semua yang menderita, tetapi mereka menyesalkan kefanatikan dan efek menghancurkannya pada semua orang yang menjadi sasarannya.
Karena pada dasarnya Great Hearts berkomitmen untuk Amerika di mana rasisme, kekerasan, dan ketidakadilan tidak terjadi, karena tindakan seperti itu ditemukan tidak ada rumah di hati orang-orang hebat.
White mengaku beberapa pihak mulai berniat untuk melakukan aksi keadilan, sayangnya saat dirinya diberhentikan tidak ada pihak dari mereka yang membelanya. Sampai dirinya sempat dilecehkan oleh para orangtua lewat akun media sosialnya.Â
Dari keputusan ini, White tidak berniat menentangnya, tetapi dia telah mengumpulkan sebanyak lebih dari 1.200 orang untuk menuntut Great Hearts.Â
PenulisÂ
Ignatia IvaniÂ
Universitas Multimedia NusantaraÂ