Liputan6.com, Jakarta Siapa yang suka makan nugget ayam? Tentu, sebagian besar anak kecil bahkan orang dewasa menyukai salah satu jenis makanan fast food ini. Tekstur luarnya yang renyah ditambah rasa gurih di dalamnya menjadi alasan orang-orang ketagihan untuk memakannya. Apalagi dicocol dengan saus sambal tentu terasa semakin lezat.Â
Baca Juga
Advertisement
Saking praktisnya, tak jarang ibu-ibu kerap kali memilih goreng nugget ayam untuk dijadikan menu bekal sekolah buah hatinya. Namun kbanyakan mengonsumsi makanan praktis itu, tentu akan membahayakan kesehatan karena kekurangan makanan berserat.
Seperti yang dialami seorang remaja berusia 19 tahun bernama Rebecca Giddins yang menganggap nugget ayam layaknya makanan pokoknya hingga dikonsumsi selama 15 tahun sejak dirinya berusia 4 tahun.Â
Â
Â
Â
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Sulit Mengonsumsi Makanan Lain
Sebelum rasa candunya jatuh pada nugget ayam, saat usia balita Rebecca terlebih dahulu mengonsumsi yoghurt dan makanan lain. Namun semenjak lidahnya mencicipi nugget dan keripik kentang, hal itu mulai menjebaknya.Â
"Selama yang saya ingat, saya tercekik saat melihat makanan lain. Bahkan saya tidak bisa mengambilnya dan memasukkannya ke dalam mulut saya tanpa tersedak," ujar remaja asal Kettering, Northants.
Sejauh ini, rasa cintanya sedikit demi sedikit mulai luntur saat dirinya mulai menjalani praktik hipnoterapi yang dilakukan oleh seorang ahli hipnotis, Felix Economakis.Â
Advertisement
Praktik Hipnotis yang Dijalaninya
Beberapa saat lalu Rebecca untuk pertama kalinya memberanikan diri mendatangi praktik hipnotis karena rasa penasaran.
"Saya skeptis tentang metode hipnosis dan sejauh ini, tampaknya telah membantu," kata Rebecca.
Secara perlahan-lahan, gadis yang merupakan pelatih senam itu telah mencoba makan buah, sayuran, sosis dan bahkan keju untuk pertama kalinya. Berkat metode penyembuhan ini, setidaknya dua makanan baru setiap hari telah Rebecca coba dan membawanya menuju ke tujuan agar bisa makan makanan sehat.
"Ini telah mempengaruhi saya sepanjang hidup, saya tidak pernah keluar untuk makan bersama teman-teman saya dan banyak orang tidak mengerti alasan saya tidak bisa makan makanan normal," tambahnya.Â
Â
Peran Orangtuanya
Ibu kandung Rebecca, Cheryl, mengaku senang dengan perubahan yang dialami purtinya. Wanita berusia 55 tahun itu akan mendukung secara penuh agar anaknya bisa layaknya seperti teman sebayanya yang bisa mengonsumsi makanan apapun tanpa menyakiti tenggorokan.
"Sudah sangat sulit selama bertahun-tahun, dia selalu menjadi orang yang tidak bisa makan di acara apapun," tutur ibunya.Â
Dia merasa kasihan melihat anaknya yang terus-menerus membawa bekal sendiri saat putrinya berkumpul bersama teman-temannya. Jika dia ke restoran pun dia hanya memesan paket anak-anak yang berisi kumpulan nugget ayam.Â
Cheryl, kini benar-benar harus memperhatikan Rebecca untuk melatih kerja otak dan mulutnya agar terbiasa dengan beragam tekstur dan citra rasa apapun. Dan dirinya tak lupa mengapresiasi kinerja ahli hipnotisnya selama masa pemulihan.Â
Penulis:
Ignatia IvaniÂ
Advertisement