Sejarah dan Fakta Menarik Festival Lampion dalam Perayaan Imlek

Festival Lampion menjadi penutup dalam perayaan Tahun Baru Imlek.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Feb 2021, 17:02 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2021, 17:02 WIB
Chinatown Singapura
Dekorasi Imlek 2020 di Chinatown Singapura. (dok. Instagram @wearetheclassydisnerds/https://www.instagram.com/p/CKgTeJDnDkh/)

Liputan6.com, Jakarta - Festival Lampion merupakan puncak sekaligus penutup dari perayaan Tahun Baru Imlek. Melansir dari chinesenewyear.net, Rabu (10/02/2021), Festival Lampion atau Yuan Xiao sudah ada lebih dari 2000 tahun lalu.

Festival ini memiliki banyak makna, salah duanya reuni keluarga dan hari pembebasan. Beberapa orang menyebut Festival Lampion sebagai Hari Valentine China. Saat festival diselenggarakan, banyak tradisi spiritual kuno yang ditampilkan.

Beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu menyalakan lampion, melihat bulan, bermain teka-teki, pertunjukan barongsai, menyantap makanan tradisional, dan masih banyak lagi. Menurut kalender lunar, festival ini berlangsung pada 15 Januari.

Tetapi pada masa lalu dan masa kini, festival ini ditentukan berdasarkan kalender Gregorian. Artinya, pada tahun ini Festival Lampion berlangsung pada tanggal 26 Februari.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Sudah Ada Sejak Dinasti Han Barat

[Fimela] Ilustrasi Perayaan Imlek
Ilustrasi Perayaan Imlek | unsplash.com/@carl_ibale

Festival Lampion telah ada lebih dari 2000 tahun silam pada Dinasti Han Barat. Perayaan ini ditetapkan oleh Kaisar Wu sebagai ritual pemujaan untuk salah penguasa alam semesta bernama Taiyi.

Setelah terjadi kerusuhan karena perebutan kekuasaan, Kaisar Wen sebagai kaisar baru menetapkan tanggal 15 untuk merayakan perdamaian dan menjadi hari libur nasional.

Setiap rumah merayakan kebahagiaan dan bersenang-senang dengan menyalakan lampion dan lilin. Sementara, Kaisar Ming dari Dinasti Han Timur setelah mendapat informasi bahwa para Biksu menyalakan lilin untuk Sang Buddha setiap tanggal 15.

Ia langsung memerintahkan kuil dan istana untuk ikut menyalakan lilin. Bagi warganya diperintahkan menggantung lampion. Hal itu menjadi awal kemunculkan Festival Lampion, yang berasal dari gabungan kedua acara itu. 

 

Dimaknai dengan Acara Reuni

FOTO: Beijing Bersiap Menyambut Jelang Tahun Baru Imlek
Seorang pekerja memasang lentera tradisional Tiongkok di sepanjang gang menjelang Tahun Baru Imlek di Beijing, China, 2 Februari 2021. Imlek tahun ini jatuh pada tanggal 12 Februari 2021. (NOEL CELIS/AFP)

Di akhir Tahun Baru Imlek, semua orang keluar rumah untuk merayakan Festival Lampion. Festival ini melambangkan sebagai acara reuni dan kebebasan. Semua orang bersosialisasi dengan siapa saja dalam perayaannya.

Di Tiongkok Kuno, para wanita biasanya tidak mendapat izin keluar rumah. Mereka diizinkan keluar hanya pada malam Festival Lampion. Mereka bebas berinteraksi dengan laki-laki, bermain game, maupun menyalakan lampion.

Kisah tersebut dianggap romantis dan menjadi alasan bagi beberapa orang yang menyebut Festival Lampion sebagai Hari Valentine China. Festival ini juga memiliki sisi religi dalam agama Buddha modern, paganisme Tiongkok kuno, dan budaya etnis minoritas.

 

Banyak Pertunjukan Tradisional

Atraksi Barongsai Sambut Kemeriahan Tahun Baru Imlek
Atraksi Barongsai hibur pengunjung mengelilingi tenant di Lippo Mall Puri, Jakarta, Rabu (15/1/2020). Program The Great Lunar New Year pengunjung juga bisa mengikuti lomba menghias lampion, kids talent show dan fashion show, mewarnai, membuat Ang Pau, dan lomba menyanyi. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Dalam Festival Lampion, terdapat berbagai kegiatan untuk memeriahkan acara ini. Beberapa di antaranya yakni tarian tradisional hingga permainan game seperti yang dijelaskan di bawah ini:

1. Tarian Naga

Tarian ini memiliki sejarah yang panjang dalam budaya Tiongkok. Para pemain menyiapkan formasi indah serta diiringi irama drum dan simbal Tongkok.

2. Tarian Singa

Sebenarnya, tarian singa dapat ditemukan dalam acara apa pun, mulai dari acara pernikahan hingga liburan. Kostum singa dibuat dengan mulut dan mata yang dapat digerakkan. Di tengah-tengah tarian, singa akan membuka mulutnya untuk meminta makanan. Para penari dapat berguling-guling dengan kostum singa.

3. Teka-teki Lampion

Masyarakat China kuno sering berkumpul untuk meminum anggur, menulis puisi, serta bermain teka-teki dan kata. Dalam Festival Lampion, mereka biasa memainkan teka-teki yang tertera di lampion. Permainan ini sangat populer dan menjadi favorit semua orang. Menurut sebagian orang, permainan ini dapat menarik perhatian seseorang yang disukai.

4. Pertunjukan Panggung

Ini merupakan acara kuno yang biasa diselenggarakan dalam Festival Lampion. Pertunjukan itu berasal dari opera Tiongkok yang menampilkan seseorang sedang bernyanyi dan menari.

 

 

Terdapat Makanan Khas

Lampion Imlek di Pasar Gede
Sejumah warga asyik berfoto di bawah lampion yang terpasang di kawasan Pasar Gede, Solo, Rabu (15/1).(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Festival Lampion memiliki makanan khas bernama yuan xiao atau biasa dikenal sebagai tang yuan. Makanan ini terbuat dari tepung beras ketan dan dibentuk menyerupai bola-bola. Di dalamnya ada isian yang terbuat dari pasta wijen hitam, sirup, atau pasta kacang merah. 

Tang yuan dapat dimasak dengan cara digoreng atau dikukus. Tetapi biasanya makanan ini direbus dan disajikan bersama kuah panas. Makanan ini biasanya menjadi menu utama karena mewakili reuni keluarga.

Hal itu karena nama tang yuan terdengan mirip dengan tuan yuan yang berarti reuni. Diketahui, Festival Lampiion adalah malam untuk berkumpul bersama keluarga. Sehingga tang yuan dapat dinikmati di malam ini.

 

 

Penulis:

Syifa Aulia

UPN Veteran Jakarta

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya