Bacaan Selawat Nariyah, Pembuka Pintu Rezeki yang Bisa Diamalkan Setiap Hari

Selawat Nariyah dimaksud untuk mendapatkan kemudahan hidup saat menghadapi masa-masa sulit jika diamalkan.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Apr 2021, 10:00 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2021, 10:00 WIB
Macam-Macam Sholawat Nabi
Ilustrasi Membaca Sholawat Nabi Credit: shutterstock.com

Liputan6.com, Jakarta - Membaca selawat adalah amalan yang amat disenangi oleh Rasulullah. Selain itu, selawat dinilai dapat menambah tingkat ketaqwaan lantaran mampu mengingatkan kita pada Allah dan Rasul-Nya.

Dari Jabir Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shalalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Siapa membaca sholawat kepadaku 100 kali maka Allah akan mengijabahi 100 kali hajatnya; 70 hajatnya di akhirat, dan 30 di dunia." (HR. Ibnu Mundah).

Begitu pula pada kutipan hadis yang tertuang dalam kitab An-Nuzhah, Rasulullah pernah menganjurkan untuk memperbanyak selawat karena amalan tersebut dapat memecahkan masalah dan menghilangkan kesedihan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Selawat Nariyah Sebagai Pembuka Pintu Rezeki

Ada banyak sekali ragam selawat yang sering kita dengar, salah satunya selawat nariyah. selawat ini dimaksud untuk mendapatkan kemudahan hidup saat menghadapi masa-masa sulit jika diamalkan.

Dengan membaca selawat ini, kita menunjukkan sikap tunduk kepada Allah dan pasrah dengan mengembalikan persoalan-persoalan sulit itu kepada-Nya.

Lafaz dan Artinya

Allahumma sholli ’sholaatan kaamilatan wa sallim salaaman taamman ‘ala Sayyidina Muhammadinilladzi tanhallu bihil ‘uqodu wa tanfariju bihil qurobu wa tuqdho bihil hawaaiju wa tunalu bihir roghooibu wa husnul khowaatimu wa yustasqol ghomamu biwajhihil kariim wa ‘ala aalihi wa shohbihi fii kulli lamhatin wa nafasim bi’adadi kulli ma’lumilak.

Artinya:

"Ya Allah, limpahkanlah shalawat yang sempurna dan curahkanlah salam kesejahteraan yang penuh kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang dengan sebab beliau semua kesulitan dapat terpecahkan, semua kesusahan dapat dilenyapkan, semua keperluan dapat terpenuhi, dan semua yang didambakan serta husnul khatimah dapat diraih, dan berkat dirinya yang mulia hujanpun turun, dan semoga terlimpahkan kepada keluarganya serta para sahabatnya, di setiap detik dan hembusan nafas sebanyak bilangan semua yang diketahui oleh Engkau."

Keuntungan Membaca Selawat Nariyah

Menurut Imam Dainuri dilansir dari NU Online, Selasa (27/4/2021), memberikan komentarnya mengenai selawat nariyah, menurutnya saat mengamalkan selawat nariyah sebanyak 11 kali setiap setelah mengerjakan salat fardhu maka akan terjamin rezekinya tidak terputus oleh Allah.

Hal ini didorong dengan hadis-hadis yang menerangkan bahwa selawat merupakan pembuka atau penyelaras halangan bagi seorang manusia sebagai hamba kepada Allah.

Dalam Kitab Khozinatul Asror halaman 179 dijelaskan bahwa selawat nariyah merupakan salah satu shalawat yang mustajab (manjur) karena menuntun umat Islam untuk senantiasa mengharapkan apa yang dicita-citakan, menolak yang tidak disukai, dan jika hendaknya mereka (umat Islam) berkumpul dalam satu majelis untuk membaca selawat ini sebanyak 4444 kali, InsyaaAllah tercapai apa yang dikehendaki dengan cepat.

Pengarang Selawat Nariyah

Mengenai pengarangnya, selawat ini disusun oleh Syekh Ahmad At-Tazi al-Maghribi dari Maroko dan disampaikan langsung oleh ahli hadis bernama Syekh Abdullah Al-Ghummar kepada muridnya, Syekh Ali Jumah yang digelari Allamah Ad-Dunya.

Pernah dianggap sebagai ajaran yang tidak sesuai aturan Islam karena ambiguitas dalam liriknya

Meskipun sempat dianggap sebagai ajaran yang tidak benar akibat pengarang yang tidak diketahui kejelasannya, juga karena beberapa kalimat di dalamnya yang dianggap mempersekutukan Allah, pernyataan ini telah dibantah dengan dikajinya melalui Ilmu Sharaf dan Nahwu Dasar.

Dalam penjelasan lengkap yang ditulis dalam laman NU Online, dijelaskan bahwa maksud pengarang selawat nariyah adalah untuk memberitahu bahwa melalui perantara Nabi Muhammad, segala bentuk kemampuan hanya dimiliki Allah dengan imbuhan kata "bihi" di dalam selawat tersebut yang berarti; melalui perantara (Rasulullah).

Sehingga anggapan yang menyebut selawat ini syirik merupakan hal yang sangat keliru. Pernyataan ini juga didukung oleh ulama-ulama dalam negeri, seperti Buha Yahya dan Ustadz Abdul Somad.

Penulis:

Cindy Aulia SilniKaffah

Universitas Esa Unggul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya