Liputan6.com, Jakarta - Tiger parenting merupakan gaya pengasuhan ketat untuk mendorong anak-anak unggul secara akademis dengan segala cara. Namun rupanya, didikan ini juga dapat memberikan dampak yang buruk bagi anak-anak.
Gaya asuh ini membatasi sosialisasi anak dengan teman-temannya demi belajar atau berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler berstatus tinggi dan menggunakan ancaman emosional dan hukuman fisik ketika anak berperilaku tidak baik.
Kemudian bisa membuat kurang percaya pada kemampuan anak untuk membuat keputusan sendiri dan tidak menghormati privasi anak.
Advertisement
Anak-anak yang tumbuh dengan gaya asuh seperti ini tidak memiliki lingkungan yang penuh kasih sayang tanpa syarat. Mengutip Very Well Mind, Selasa (11/10/2022), berikut adalah dampak dari Tiger Parenting terhadap anak:
- Memiliki peningkatan risiko kecemasan, harga diri rendah, dan depresi,
- Lebih mungkin mengalami gangguan penyesuaian psikologis,
- Mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan sendiri,
- Mengalami kesulitan dalam membentuk hubungan dekat dengan orang lain dan berjuang untuk diri mereka sendiri,
- Memiliki rasa takut yang lebih besar untuk membuat kesalahan karena mereka tidak ingin mengecewakan orang tua mereka,
- Memiliki rasa kewajiban keluarga yang lebih rendah, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang lebih rendah, tingkat keterasingan yang lebih tinggi, dan tingkat tekanan akademis yang lebih tinggi,
- Memiliki peningkatan risiko menyakiti diri sendiri dan perilaku bunuh diri di antara anak-anak lainnya.
Tips Hindari Tiger Parenting
Tidak ada yang pernah mempersiapkan Anda untuk peran sebagai orang tua. Kebanyakan orang tua akan membuat keputusan berdasarkan bagaimana mereka dibesarkan, apa yang telah mereka baca atau lihat, dan saran dari keluarga dan teman.
Berikut adalah beberapa praktik pengasuhan yang berbeda untuk dipertimbangkan jika Anda atau pasangan Anda dibesarkan dengan Tiger Parenting:
1. Jangan Langsung Mendisiplinkan Ketika Anak Anda Memiliki Masalah
Luangkan waktu untuk mendengarkan anak Anda dan memahami apa yang sedang terjadi pada mereka pada tingkat mental dan emosional.
Alih-alih berasumsi bahwa mereka melakukan sesuatu yang salah, latihlah kesabaran, biarkan mereka mengekspresikan diri, ajukan pertanyaan kepada mereka, dan validasi emosi mereka.
Â
2. Luangkan Waktu Untuk Mengenal Anak Anda
Hidup bisa menjadi sibuk. Jadwal menjadi penuh dan ada banyak hal yang harus dilakukan di sekitar rumah selain tanggung jawab pekerjaan.
Namun, memberikan perhatian penuh dan tak terbagi kepada anak Anda bahkan selama lima menit di mana mereka dapat memberi tahu Anda apa yang terjadi selama hari mereka memberi mereka kesempatan untuk membangun hubungan yang lebih dekat dan tahan lama dengan Anda.
Advertisement
Beri Privasi dan Biarkan Anak Memilih
3. Hormati Privasi Anak Anda
Penelitian telah menunjukkan bahwa menyerang privasi anak dapat merusak kepercayaan dan harga diri.
Privasi adalah hak untuk dibiarkan sendirian dengan pikiran, perasaan, dan ide. Hal ini penting saat anak Anda mengeksplorasi ide-ide baru, emosi, dan hubungan sosial.
Kadang-kadang, orang tua mungkin perlu melanggar privasi anak mereka untuk membantu melindungi kesehatan dan keselamatan mereka, tetapi jika hal ini tidak berisiko, penting untuk menghormati batas-batas pribadi mereka.
Â
4. Berikan Anak Anda Pilihan
Ketika mereka tumbuh dewasa, mereka perlu membuat banyak keputusan dalam hidup dan mereka tidak dapat mengandalkan Anda untuk membuatnya.
Jika mereka terus-menerus mencari persetujuan Anda, mereka tidak akan pernah mendapatkan kepercayaan diri untuk membuat keputusan ini sendiri.
Â
Memuji Anak
5. Pujilah Anak Anda Ketika Mereka Melakukannya dengan Baik
Orang tua dengan gaya tiger parenting tidak pernah terkesan bahkan ketika anak mereka melebihi harapan mereka.
Namun, anak-anak perlu tahu kapan mereka berada di jalan yang benar. Ketika upaya mereka tidak divalidasi, mereka akan tumbuh dengan mempertanyakan harga diri mereka.
Ini tidak berarti memuji mereka untuk setiap hal kecil yang mereka lakukan, atau jika tidak, hal itu akan terlihat tidak jujur.
Menemukan keseimbangan yang tepat dari umpan balik positif membuat anak Anda tahu bahwa Anda mendukung mereka.
Â
6. Cari Bantuan Profesional
Menemui terapis keluarga dapat membantu Anda mengidentifikasi, mengatasi, dan mengelola pengalaman masa lalu yang memengaruhi cara Anda berhubungan dengan anak Anda.
Terapi dapat membantu Anda belajar bagaimana mengelola emosi Anda, menghadapi stres sehari-hari dan mengembangkan mekanisme koping yang memungkinkan Anda untuk merawat anak-anak Anda dengan cara yang lebih sehat.
Advertisement