Liputan6.com, Jakarta - Alternative Universe alias AU menjadi tren bacaan gen Z masa kini. Kemudahan dalam mengakses cerita dan visualisasi menjadikan keberadaan AU semakin menjamur dan banyak diminati para pembaca, termasuk kalangan penggemar KPop.
Tak hanya AU, komik digital bernama webtoon juga masih menjadi bacaan di kalangan generasi Z. Webtoon hadir dan mulai populer secara global dan dipasarkan di Indonesia sejak 2015.
Baca Juga
Kehadiran komik digital populer seperti Si Juki, Lookism, Terlalu Tampan, dan berbagai judul lainnya sempat menghiasi platform ini. Baik AU maupun komik digital juga memiliki genre cerita dan segmentasi target masing-masing.
Advertisement
Biasanya, pembaca dari kalangan AU maupun komik digital berada di rentang usia remaja hingga dewasa.
Maka, tidak jarang sebelum memasuki cerita, para kreator AU dan komik digital selalu menuliskan peringatan apabila cerita tersebut mengandung unsur dewasa.
Namun, untuk saat ini diketahui para pembaca jauh lebih suka untuk membaca cerita yang dikemas menjadi sebuah Alternative Universe (AU) di media sosial Twitter.
"Suka baca AU di Twitter, soalnya lebih menghemat ruang penyimpanan di ponsel gue, sih, karena enggak harus download ini itu," ujar Selvi (22) melalui wawancaranya bersama Citizen6 Liputan6.com pada Rabu (26/10).
Ersa, 22, juga mengatakan hal yang serupa,"Jarang banget buka aplikasi komik digital, lebih suka baca AU saja. Soalnya selalu lewati di timeline Twitter.".
AU dan Imajinasi Pembacanya
Lebih lanjut, Siti (22) yang merupakan seorang mahasiswa mengatakan bahwa dirinya lebih memilih untuk membaca Alternative Universe (AU) karena dapat berimajinasi lebih luas.
"Lebih suka AU. imajinasi pembaca lebih tak terbatas, terlebih lagi mostly AU always puts attention to the details, jadi, narasi lebih memiliki peran penting di sini," katanya.
Ia juga mengatakan bahwa pengemasan AU jauh lebih menarik karena dibumbui dengan visualisasi fake chat, fake tweet, fakestagram, bahkan playlist Spotify.
Bahkan, tak jarang ada juga kreator yang dengan sengaja membuat akun khusus dari masing-masing karakter untuk menghidupkan alur cerita dan memunculkan hubungan parasosial antara pembaca dengan tokoh tersebut.
Advertisement
Waktu Membaca
Baik membaca komik digital maupun Alternative Universe (AU), para pembaca tentu rela meluangkan dan menghabiskan waktu mereka untuk berselancar di ponsel agar tidak ketinggalan cerita kesayangan mereka.
Beberapa narasumber pembaca AU maupun komik digital yang melakukan wawancara dengan Liputan6.com pada (26/10/22) mengungkapkan waktu yang mereka habiskan hanya sekadar untuk membaca sebuah cerita pada gawai mereka.
"Gue baca AU atau webtoon itu bisa ngabisin waktu sekitar empat hingga lima jam, sih," ujar Selvi (22) seorang mahasiswa semester akhir Ilmu Komunikasi.
Shabrina (21) mengatakan kalau dirinya meluangkan waktu dua jam per-minggu untuk membaca sebuah AU.
"Gue biasanya baca AU itu menjelang waktu tidur, biar ngantuk. Atau kadang sih pas bangun tidur," kata Andien (20).
Pilih on Going atau Tamat?
Dilema antara memilih cerita on going atau sudah tamat tak hanya dirasakan oleh penonton drama Korea saja.
Para penikmat Alternative Universe (AU) dan komik digital webtoon pun juga merasakan hal serupa.
"Tim sudah tamat karena saya malas kena ghosting author. Alasan lainnya ya biar feel-nya bisa nyambung, karena gue kalo sekali baca AU tuh gas ampe kelar," ujar Selvi (22).
"Tergantung kesibukan, sih, kalau lagi sibuk mending yang sudah tamat," kata Shabrina (21)
Sementara, Ersa, 22 tahun, mengatakan, dirinya lebih suka yang sudah tamat karena dia enggak akan digantung menunggu sampai ubanan cerita selanjutnya bakal seperti apa.
"Tapi yang on going juga oke karena suka lebih viral gitu. Orang-orang suka bahas dan bahkan nebak-nebak cerita selanjutnya kek seru aja ngikutin alurnya apalagi ramai di sosmed lain," dia melanjutkan.
Advertisement