Liputan6.com, Jakarta - Overthinking atau berpikir berlebihan merupakan kegiatan yang sering menjadi masalah bagi banyak orang. Overthinking melibatkan proses berpikir mengenai topik atau situasi tertentu secara berlebihan dalam jangka waktu yang lama, sampai hal tersebut memakan waktu dan ruang untuk memikirkan yang lainnya.
Baca Juga
Advertisement
Selain menyita waktu, overthinking juga membuat kita kesulitan untuk fokus terhadap hal lain. Sebagian orang mungkin berpikir bahwa overthinking dapat membantu mereka melihat sebuah isu dari berbagai sudut pandang berbeda dan mengantisipasi masalah yang akan datang.
Namun, menurut laman Very Well Mind (28/10/2022), sebuah hasil penelitian membuktikan bahwa berpikir berlebihan berhubungan dengan perasaan negatif, seperti kecemasan, depresi, sampai Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD).
Kita mungkin tidak menyadari ketika kita sedang mengalami overthinking terhadap sesuatu. Overthinking dapat diketahui dari tanda-tanda seperti ketidakmampuan untuk memikirkan hal selain isu tertentu, kesulitan untuk tenang, terus merasa khawatir atau cemas, dan merasa lelah secara mental.
Selain itu, saat overthinking pikiran kita akan dipenuhi oleh pemikiran negatif, mengulang gambaran situasi, sampai terpaku memikirkan semua skenario terburuk.
Semua orang terkadang berpikir berlebihan. Hal ini dilakukan sebagai persiapan ketika terjadi situasi yang tidak diinginkan atau tidak sesuai rencana, supaya kita dapat siap bereaksi terhadap situasi tersebut.
Perlu diketahui bahwa overthinking bukanlah sebuah gangguan kesehatan mental. Berpikir berlebihan mungkin berkaitan dengan gangguan kecemasan dan depresi, tetapi tidak semua kegiatan berpikir berlebihan mengartikan kita memiliki gangguan kesehatan mental tersebut. Rupanya terdapat empat faktor yang memicu seseorang berpikir berlebihan atau overthinking, berikut ulasannya.
Tidak Fokus Terhadap Solusi Masalah
Berdasarkan jurnal IPB (28/10/2022), overthinking dapat terjadi dalam dua bentuk, pertama adalah refleksi dari kejadian di masa lalu sehingga memunculkan pertanyaan yang dimulai dengan "Andai saja...". Kedua adalah ketika khawatir akan sesuatu yang belum terjadi.
Berpikir berlebihan berbeda dengan kegiatan problem solving. Ini karena berpikir berlebihan cenderung dipenuhi oleh pemikiran negatif yang tidak membuat kita menemukan solusi masalah sehingga hanya akan membuat kesulitan mencari solusi.
Pemikiran untuk mencari solusi akan terdengar seperti mendeskripsikan situasi dan solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi situasi tersebut. Namun, saat berpikir berlebihan kita akan lebih banyak berpikir dampak negatif jika situasi tersebut tidak bisa ditangani. Ini membuat berpikir berlebihan menghasilkan berbagai emosi tidak nyaman dan tidak stabil.
Advertisement
Mengalami Pemikiran yang Berulang
Repetitive thoughts atau pemikiran yang berulang menjadi salah satu penyebab keadaan overthinking semakin memburuk. Hal ini tentu saja tidak akan membantu, karena benak kita terus mengulang-ulang percakapan di kepala Anda, sampai membayangkan situasi terburuk yang sudah atau bisa terjadi.
Kesehatan mental juga dapat terpengaruh dari kegiatan kita yang terlalu fokus terhadap masalah, kesalahan, dan kekurangan yang dimiliki. Saat kesehatan mental menurun, hal inilah yang mengawali siklus pemikiran berulang dan sulit diputuskan.
Otak Tidak Bisa Berhenti Berpikir
Faktor yang satu ini sering terjadi ketika kita sedang mencoba tidur, saat kita mencoba untuk menenangkan pikiran. Kita akan merasa seolah-olah otak kita terlalu keras bekerja dan terus memutar ulang skenario di kepala, serta membayangkan berbagai hal buruk yang dapat terjadi.
Kegiatan berpikir berlebihan membuat kita lebih sulit untuk tertidur. Penelitian di Very Well Mind menegaskan bahwa apa yang mungkin sudah kita ketahui akan terus menghantui pikiran kita dan menyebabkan rasa cemas semakin meningkat dan mengganggu jam tidur.
Advertisement
Kesulitan dalam Membuat Keputusan
Mempertimbangkan pengambilan keputusan secara mendalam dapat menjadi asal munculnya overthinking. Kita mungkin sedang berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa berpikir lebih lama dan keras akan membantu menemukan solusi yang lebih baik pula.
Namun, terlalu banyak memikirkan analsisi dan terobsesi untuk mencari solusi yang paling benar juga dapat menjadi penghalang masalah yang ada agar cepat terselesaikan.
Jika kita merasa bimbang tentang segala sesuatu hal sepele, seperti pakaian yang akan digunakan untuk keluar bersama teman hingga makanan yang harus dipesan nanti, ini bisa menjadi tanda kita sedang mengalami overthinking.
Kegiatan ini tidak hanya akan memunculkan rasa cemas, tetapi juga membuang waktu untuk mendapatkan kesempatan kedua, untuk mengevaluasi situasi yang terjadi berdasarkan pilihan sebelumnya.
Overthinking membuat kita menyalahkan diri sendiri ketika membuat keputusan yang tidak sesuai dengan ekspetasi yang dipikirkan. Tidak hanya itu, berpikir berlebihan juga dapat langsung memengaruhi perasaan emosional, membuat kita kesulitan dalam menentukan keputusan di masa depan.