Liputan6.com, Jakarta Seringkali terjadi, saat Anda sedang naik pesawat, kemudian pesawat tersebut mengalami turbulensi. Ini merupakan sebuah kondisi di mana kecepatan aliran udara berubah drastis. Kondisi ini membuat badan pesawat mengalami guncangan yang kuat. Biasanya turbulen terjadi saat pesawat menembus awan.
Adapun turbulen sendiri memiliki beberapa level, level rendah yakni berupa guncangan kecil yang akan terasa di pesawat dan barang-barang bisa sedikit bergeser, sampai turbulen ekstrem di mana pilot bisa kehilangan kendali.
Demikian juga yang dialami dr, Andri seorang spesialis kedokteran jiwa dari rumah sakit Omni Hospital Alam Sutera yang kebetulan saat itu sedang melakukan perjalanan menggunakan pesawat dan mengalami turbulensi.
Advertisement
Pengalaman tersebut membuatnya tertarik untuk membahas cara mengatasi takut terbang. Dalam unggahan video singkat di akun youtube pribadinya Andi Psikosomatik, ia mengatakan bahwa keadaan yang memang dikhawatirkan saat penerbangan pada pasien yang mengalami gangguan kecemasan adalah turbulen.
"Dan buat sebagian teman-teman yang mengalami gangguan cemas panik lebih dominan membuat rasa ngga nyaman," ucapnya.
Bahkan ia mengatakan tidak hanya turbulen, tetapi gangguan cemas juga biasa dialami saat berada di tempat tertutup.
"Tidak hanya turbulen sebetulnya, tapi sebagian teman-teman ini ketakutan akan tempat tertutup, jadi bukan turbulennya yang bermasalah buat teman-teman tetapi tempat tertutupnya,"tutur dokter Andri.
Sehingga beliau memberikan cara yang mesti dilakukan ketika kondisinya terjadi seperti itu, di antaranya:
1. Menyiapkan Diri
Dokter Andri mengatakan bahwa cara dominan untuk pasien yang mengalami gangguan kekhawatiran takut naik pesawat terbang adalah dengan menyiapkan diri.
"Menyiapkan diri dulu ya, serta perlu diingat tidak disarankan minum kopi atau minum-minuman yang membuat jantung berdebar-debar, juga kurangi makanan yang bergas sebab asam lambung yang tinggi juga bisa membuat masalah," ujarnya.
Adapun untuk pasien yang sedang mengalami pengobatan lebih dari satu bulan, dokter mengatakan untuk tidak perlu khawatir.
"Kalau teman-teman ada dalam masa pengobatan gangguan panik sudah lebih dari satu bulan sebenarnya tidak perlu khawatir. Karena biasanya kalau sudah lebih dari satu bulan semuanya tuh relatif aman, situasinya bisa terkendali. Apalagi situasi panik itu sudah tidak kambuh lagi jadi ini sesuatu yang perlu diperhatikan, yaitu kondisi keamanannya sudah terjamin," dokter Andhika menjelaskan.
Â
Advertisement
2. Minum Obat
Andhika mengatakan apabila pasien sedang dalam khawatir berlebih, dianjurkan untuk meminum obat.
"Kalau memang sangat khawatir maka 3 atau 4 malam sebelum pergi itu ada satu obat yang bisa diberikan kepada pasien yaitu semacam obat penenang. Itu bisa membantu teman-teman mengurangi kecemasan dan kekhawatiran ketika berada pada situasi mengharapkan akan terbang itu, " ucapnya.
Dan kemudian dokter Andhika menganjurkan untuk berkonsultasi kepada dokter jiwa terkait obat khusus tersebut.
"Jangan lupa mungkin pada saat naik pesawat terbang, mungkin bisa bicara dengan dokter jiwa ada obat khusus anti panik jadi kalau tiba-tiba panik bisa diminum, tidak masalah perut kosong sekalipun itu bisa membantu teman-teman untuk mngurangi perasaan panik tersebut," dokter Andhika menambahkan.
3. Pasrah dan Yakin
Terakhir, dokter Andhika mengatakan bahwa yang paling penting dari semua itu adalah percaya.
"Percayakanlah keikhlasan kita pada kehidupan ini, sebab bagaimana pun dan siapa pun kalau kita lagi terbang bersama itu memang kita harus menyerahkan diri kita sepenuhnya kepada kehendak tuhan dan juga tentunya pilotnya, sebab pilot sendiri pun pasti akan berupaya sekuat tenaga untuk membawa kita selamat sampai ke tujuan," tutup dokter Andhika.
Â
Advertisement