9 Keputusan Wasit Paling Kontroversial Sepanjang Sejarah Piala Dunia

9 keputusan wasit yang dianggap curang dan kontroversial dalam sejarah Piala Dunia, apa saja?

oleh Achmad Hafidz diperbarui 25 Nov 2022, 10:20 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2022, 09:59 WIB
Grup A Piala Dunia 2022: Qatar vs Ekuador
Wasit Daniele Orsato mengganjar kartu kuning kiper Timnas Qatar, Saad Al Sheeb usai menjatuhkan pemain Timnas Ekuador, Enner Valencia di dalam kotak penalti dalam laga matchday pertama Grup A Piala Dunia 2022 di Al-Bayt Stadium, Qatar, Minggu (20/11/2022) malam WIB. (AP/Manu Fernandez)

Liputan6.com, Jakarta - Wasit atau referree merupakan penentu atau pemimpin dalam pertandingan olahraga. Wasit merupakan juri yang berfungsi sebagai penengah di setiap jalannya pertandingan.

Keputusan-keputusan wasit menjadi penentu sebuah kemenangan atau kekalahan dalam pertandingan terutama di sepak bola.

Wasit akan meniupkan peluit ketika pelanggaran atau hal yang tak sesuai peraturan terjadi. Biasanya wasit akan memberikan sebuah peringatan dengan kartu yaitu kartu kuning dan kartu merah untuk berbagai jenis pelanggaran. 

Dalam pertandingan sepak bola, kartu kuning diberikan bagi pemain dengan pelanggaran ringan. Sementara, kartu merah berlaku untuk pelanggaran berat. Pemain yang dikenai kartu merah dikeluarkan dari lapangan.

Namun, dalam sepanjang sejarah Piala Dunia, tidak selamanya wasit dinilai benar dalam memberikan sanksi. Berikut adalah 9 keputusan wasit yang dianggap paling kontroversial di sepanjang sejarah Piala Dunia, sebelum Piala Dunia 2022, seperti dikutip dari bleacherreport, Jumat (22/11/2022).

1. Handball Thierry Henry di Kualifikasi Piala Dunia 2010, Prancis vs Irlandia

Insiden ini terjadi di kualifikasi Piala Dunia 2010, tetapi insiden handball Thierry Henry dianggap merupakan salah satu contoh terburuk dari ketidakadilan yang pernah ada di kompetisi menuju Piala Dunia.

Dalam pertandingan playoff antara Prancis dan Republik Irlandia, striker Les Bleus Thierry Henry menggunakan tangannya dengan sengaja untuk mengontrol bola yang datang kepadanya di dalam kotak penalti. Hal ini ia lakukan sebelum memberikan umpan silang kepada William Gallas yang berada dalam posisi bebas, kemudian mencetak gol dari jarak dekat.

Begitu bola melewati garis gawang, sekelompok pemain Republik Irlandia menyerbu wasit Martin Hansson untuk memberi isyarat bahwa telah terjadi handball oleh pemain plontos asal Prancis.

Namun keputusan wasit sudah final. Gol tersebut tetap bertahan dan Prancis lolos ke Piala Dunia 2010 dengan mengorbankan Republik Irlandia.

2. Peluit Final Prematur di Laga Prancis vs Argentina 1930

Pada Piala Dunia pertama tahun 1930, Prancis sempat berhadapan dengan Argentina pada babak penyisihan grup. Saat itu, Les Bleus tertinggal 0-1 setelah Marcel Langiller mencetak gol.

Prancis bisa saja menyamakan kedudukan, sayangnya wasit Antonio Rego meniup peluit enam menit sebelum waktu yang seharusnya. Hal ini pun membuat Prancis kalah dari Argentina 0-1. 

Setelah protes dari para pemain Prancis, Rego membawa para pemain kembali ke lapangan untuk memainkan beberapa menit terakhir karena menyadari kesalahannya. Pada waktu tersebut, Prancis gagal mencetak gol dalam waktu singkat dan Argentina memenangkan pertandingan.

**Liputan6.com bersama BAZNAS bekerja sama membangun solidaritas dengan mengajak masyarakat Indonesia bersedekah untuk korban gempa Cianjur melalui transfer ke rekening:

1. BSI 900.0055.740 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)2. BCA 686.073.7777 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


3. Dua Gol Offside di Laga Uni Soviet vs Belgia 1986

Foto: 5 Partai Final Paling Tak Terlupakan dalam Sejarah Sepak Bola
Final Piala Dunia edisi keempat pada tahun 1950 antara Brasil dan Uruguay selalu diingat oleh penikmat sepak bola. Pasalnya, Brasil selaku tuan rumah sangat diunggulkan pada laga tersebut. Namun, hasil akhir benar-benar membuat publik Maracana terdiam usai Uruguay menang 2-1. (AFP/Staff)

Rusia, yang dulu bernama Uni Soviet merasa dicurangi pada turnamen 1986 setelah kalah 4-3 dari Belgia dalam perpanjangan waktu di babak 16 besar.

Uni Soviet sempat memimpin dua gol dalam pertandingan dan dua kali pula Belgia menyamakan kedudukan melalui gol offside. 

Tayangan ulang insiden tersebut menunjukkan bagaimana Uni Soviet merasakan ketidakadilan atas keputusan wasit yang tidak menyatakan dua gol Belgia sebagai offside. Beruang putih pun kalah dalam pertandingan ini. 

4. Tiga Kartu Kuning Josep Simunic di Laga Kroasia vs Australia 2006

Bek Kroasia Josep Simunic dihadiahi tiga kartu kuning oleh wasit Graham Poll dalam pertandingan mereka melawan Australia di Piala Dunia 2006.

Kartu kuning pertamanya datang tepat setelah satu jam pertandingan. Kartu kuning keduanya diberikan pada menit-menit akhir pertandingan, tetapi dia tidak diusir dari lapangan.

Tiga menit kemudian, Simunic diberi kartu kuning lagi dan kartu merah berikutnya menyusul pertengkaran dengan sang wasit Poll. Insiden penuh kontroversi itu membuat sang wasit pensiun dari laga internasional.

5. Gol Frank Lampard Dianulir di Pertandigan Inggris vs Jerman 2010

Selama pertandingan putaran kedua, Inggris melawan Jerman di Piala Dunia 2010, Three Lions, yang saat itu tertinggal 2-1, mengira mereka telah mencetak gol penyeimbang yang tidak mungkin terjadi. 

Gol tersebut terjadi setelah gelandang Frank Lampard melakukan tendangan jarak jauh yang memantul dari bawah mistar dan melewati garis gawang. Sayangnya, gol tersebut tidak disahkan dan Inggris kalah 4-1 dan keluar dari turnamen.


6. Pelanggaran Schmacher terhadap Battiston: Prancis vs Jerman Barat 1982

Salima Mukansanga, wasit pertama yang memimpin pertandingan Piala Afrika
Salima Mukansanga, wasit pertama yang memimpin pertandingan Piala Afrika (Kenzo Tribouillard / AFP)

Salah satu insiden yang paling berkesan dalam sejarah Piala Dunia adalah ketika kiper Jerman Barat Harald Schumacher melakukan pelanggaran terhadap Patrick Battiston dari Prancis. Saat itu, Battiston mencetak gol di semifinal 1982, dengan skor imbang 1-1.

Battiston berhadapan satu lawan satu dengan Schumacher dan flicked bola melewati kepala sang kiper. Namun, Battiston dijatuhkan oleh sang kiper Jerman dan tidak sadarkan diri di rumput sebagai akibatnya.

Permainan dihentikan sementara setelah Battiston menerima oksigen, sebelum ditandu keluar. Dia sempat koma, mengalami kerusakan pada tulang belakang, dan kehilangan tiga giginya.

Kontroversinya adalah wasit, Charles Corver, tidak memberikan tendangan bebas kepada Prancis. Prancis kemudian kalah adu penalti dari Jerman Barat.

7. Co-Host Konspirasi saat Korea Selatan Jadi Tuan Rumah di 2002

Piala Dunia 2002 diwarnai kontroversi setelah adanya tuduhan bahwa tuan rumah Korea Selatan diistimewakan oleh ofisial pertandingan dalam perjalanan mereka ke semi-final.

Korea Selatan berhadapan dengan Italia di babak kedua dan beruntung bisa melaju setelah gol Italia dianulir. Penyerang Italia, Francesco Totti, diusir dari lapangan karena melakukan diving, namun saat tayangan ulang dilihat, Totti tidak melakukan diving melainkan kehilangan pijakan kaki. 

Masih di tahun yang sama, dalam pertandingan lainnya, dua gol Spanyol dianulir saat melawan sang tuan rumah. Hal ini membuat banyak orang mengingat turnamen Piala Dunia 2002 menguntungkan tuan rumah.


8. Gol 'Tangan Tuhan' Diego Maradona: Argentina vs Inggris 1986

Foto: Daftar 5 Pemain dengan Caps Terbanyak Bagi Timnas Argentina di Piala Dunia, Lionel Messi Siap Lewati Rekor Maradona
Diego Maradona. Hingga kini, legenda Argentina ini masih tercatat sebagai pemain Argentina dengan caps terbanyak di ajang Piala Dunia dengan mengoleksi 21 penampilan. Jumlah trsebut dicatatkannya dalam 4 edisi Piala Dunia, yaitu mulai 1982 hingga 1994 dengan torehan 8 gol dan 8 assist. Prestasi terbaiknya tentu saja saat membawa Tim Tango menjadi juara pada edisi 1986 di Meksiko setelah menang 3-2 atas Jerman di partai final. (AFP/Staff)

Legenda sepak bola Argentina, Diego Maradona, mencetak salah satu gol yang paling berkesan dalam sejarah Piala Dunia. Saat itu, ia menggunakan tangannya untuk mencetak gol melawan Inggris di perempat final 1986. Gol tersebut pun dikenal sebagai 'gol tangan tuhan'.

Dengan kiper Inggris, Peter Shilton, yang mengklaim clearance yang salah tempat, Maradona melompat tinggi dan meninju bola melewati kepala Shilton dan membuat Argentina unggul 1-0.

Meskipun para pemain Inggris memprotes, wasit Ali Bin Nasser tidak bergeming dan membiarkan gol tersebut tetap bertahan.

Maradona mencetak salah satu gol terhebat dalam sejarah Piala Dunia dalam pertandingan yang sama, tetapi banyak penggemar Inggris masih sakit tentang 'gol tangan tuhan'.

9. Gol Hantu Geoff Hurst: Inggris vs Jerman Barat 1966

Bukti bahwa kesalahan memang bisa menyamakan kedudukan seiring berjalannya waktu, Inggris memiliki keberuntungan terbesar di final 1966 ketika Geoff Hurst mencetak gol kontroversial.

Saat itu, pertandingan berada di perpanjangan waktu dengan kedudukan sama kuat 2-2, ketika sang striker membentur bagian dasar gawang dengan tendangannya yang memantul di garis gawang dan keluar. Namun wasit dan hakim garis memberikannya sebagai gol.

Padahal, tayangan ulang menunjukkan bola tidak melewati garis. Inggris kemudian mencetak gol keempat dalam permainan untuk memastikan kemenangan pertama dan satu-satunya di Piala Dunia mereka.

Infografis Grup F Piala Dunia 2022
Infografis Grup F Piala Dunia 2022. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya