Liputan6.com, Jakarta - Perceraian saat ini bukan lagi hal yang tabu dalam artian karena semakin banyak individu yang menyadari bahwa mereka tidak lagi harus bertahan dalam pernikahan yang membuat mereka tidak bahagia.
Ada beberapa faktor selain yang sudah jelas karena baik pria maupun wanita sekarang mencari ketenangan mental.
Baca Juga
Sekitar 40% pernikahan berakhir dengan perceraian, dan sekitar 1 juta pasangan memutuskan tali pusat setiap tahun, menurut sebuah studi tahun 2015 di Psychosomatic Medicine, seperti melansir dari Times of India, Kamis (10/8/2023).
Advertisement
Oleh karena itu, ketahui beberapa alasan mengapa lebih banyak pasangan yang gagal dalam perniakahan berikut ini:
1. Kurangnya kasih sayang
Kita sering lupa mengucapkan "Aku mencintaimu" kepada pasangan kita setelah menikah. Anda menerima begitu saja dan perlahan-lahan kasih sayang yang Anda berikan kepada pasangan berkurang, dan ini adalah penyebab utama perceraian.
Menurut sebuah studi tahun 2020 di Journal of Sex & Marital Therapy, dalam survei terhadap 2.371 perceraian, hampir setengahnya menyalahkan kurangnya cinta dan keintiman. Tidak tersedia secara emosional adalah alasan yang sah untuk perceraian.
2. Perbedaan kebutuhan di kamar tidur
Terkadang, seiring berjalannya waktu, kita memiliki kebutuhan yang berbeda di kamar tidur. Ada banyak pasangan yang menginginkan pernikahan terbuka, atau yang paling umum adalah dorongan seks yang tidak cocok. Ketidakcocokan seksual bisa memicu perpecahan antara Anda dan pasangan.
Â
3. Perselingkuhan
Selingkuh atau perselingkuhan adalah alasan perceraian yang sangat umum. Ketika seseorang memutuskan untuk berpisah untuk memenuhi kebutuhannya (bisa jadi seksual atau emosional), itu adalah langkah menuju kehancuran pernikahan Anda.
Mengembalikan kepercayaan bukan main-main. Menurut studi Psikologi Pasangan dan Keluarga tahun 2013, sebagian besar individu yang bercerai mengatakan perselingkuhan merupakan faktor yang berkontribusi signifikan dalam keputusan mereka untuk berpisah.
4. Menghina pasangan
Tidak ada pasangan yang sempurna dan kita semua mengetahuinya. Kita harus menerima mereka dengan kekurangannya.
Namun, masalah muncul ketika kita mulai melihat pasangan kita sebagai seseorang yang berada di bawah kita. Itu adalah tanda red flag. Tatapan mata, cibiran, ejekan dan hinaan, itu semua sangat merusak dan seringkali menyebabkan perceraian.Â
Advertisement
5. Segala jenis pelecehan
Pelecehan fisik tentu saja tidak bisa diterima, tetapi yang tidak disadari individu adalah bahwa pelecehan emosional juga tidak bisa ditolerir.
Kebutuhan akan kontrol, permintaan tetapi tidak ada pasokan dalam hal kebutuhan atau apa pun dalam hal ini, tidak bertanggung jawab, gaslighting, ledakan kemarahan, semuanya adalah cara pelecehan emosional. Mereka yang menyadari hal ini sudah mulai bertindak dan mereka mengajukan gugatan cerai.
Â