Liputan6.com, Jakarta - Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering berinteraksi dengan banyak orang. Ketika bertemu dengan seseorang yang baru dikenal, biasanya kita mulai menilai karakter mereka berdasarkan kesan pertama.
Sebagian besar dari kita pasti sudah akrab dengan istilah "kesan pertama" atau first impression. Kesan pertama adalah pandangan atau penilaian awal seseorang terhadap orang lain yang baru dijumpai. Sering kali, penilaian ini terbentuk karena keterbatasan informasi yang kita miliki tentang orang tersebut.
Contohnya, saat menjadi mahasiswa baru, kamu akan mengikuti masa orientasi kampus. Dalam kegiatan ini, kamu mungkin bertemu dengan mahasiswa senior yang menjadi panitia ospek. Mereka akan memandu kamu dan mahasiswa lainnya mengelilingi gedung kampus.
Advertisement
Sikap ramah yang ditunjukkan oleh panitia tersebut membentuk kesan pertama yang positif bagi kamu dan teman-teman seangkatanmu. Dalam hal ini, kamu dan mahasiswa baru lainnya akan menilai mereka sebagai pribadi yang hangat dan ramah, meskipun belum tentu itu mencerminkan keseluruhan karakter mereka. Ini adalah contoh dari halo effect.
Fenomena ini, yang dikenal dengan sebutan halo effect, belakangan banyak dibahas di media sosial, terutama TikTok. Banyak content creator yang mengulas tentang halo effect, termasuk sejarah, pengertian, cara penerapan, dan dampaknya terhadap peningkatan kualitas diri.
Peningkatan pembahasan tentang halo effect menunjukkan betapa besar pengaruh fenomena ini dalam kehidupan kita. Oleh karena itu, penting untuk memahami pengetahuan dan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari, seperti yang dilansir dari Verywell Mind pada Jumat (31/1/25).
Apa Itu Halo Effect?
Halo effect merupakan suatu kecenderungan dalam penilaian yang menghasilkan pandangan positif atau negatif terhadap suatu aspek atau karakteristik individu sehingga memengaruhi pandangan seseorang terhadap karakter lainnya yang mungkin berbeda. Menurut konsep psikologi, halo effect merupakan suatu penilaian yang kuat dari seseorang yang mengarahkannya untuk menarik suatu kesimpulan umum perihal seseorang yang ia lihat atau temui.
Sederhananya, halo effect merupakan efek yang timbul dari kesan pertama saat melihat atau bertemu seseorang. Halo effect bukan hanya membuktikan dengan berkenalan lebih dalam dengan seseorang, melainkan halo effect juga akan memberikan batasan untuk berhenti menilai dari kesan pertama saja.
Advertisement
Bagaimana Sejarah Halo Effect?
Istilah Halo effect ini pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi pada tahun 1920, yaitu Edward L. Thorndike. Penelitian halo effect ini dilakukan dengan melibatkan para komandan di kemiliteran. Ia meminta para komandan tersebut untuk mengevaluasi kualitas prajurit bawahan mereka.
Tujuan Thorndike adalah untuk menentukan cara penilaian dari satu kualitas bercampur dengan penilaian karakteristik lainnya. Ia menemukan bahwa peringkat tertinggi dari kualitas tertentu berhubungan dengan peringkat tinggi dari karakteristik lain, sedangkan peringkat negatif dari kualitas tertentu juga menyebabkan peringkatnya lebih rendah dari karakteristik lainnya.
Beberapa penelitian menemukan bahwa ketika individu menilai seseorang sebagai orang yang tampan, ia cenderung akan percaya bahwa seseorang tersebut memiliki kerakteristik positif lainnya.
Namun, pandangan daya tarik dari kesan pertama ini juga bisa menjadi pedang bermata dua. Penelitian lain menemukan bahwa meskipun seseorang menganggap orang lain itu menarik dan memiliki aura positif, mereka juga cenderung percaya bahwa orang tersebut sombong, pembohong, dan akan menggunakan daya tarik mereka untuk memanipulasi orang lain.
Bagaimana Pengaruh Halo Effect dalam Kehidupan?
1. Dalam Pendidikan
Penelitian telah menemukan bahwa halo effect berperan dalam lingkungan pendidikan. Guru dapat berinteraksi dengan siswa secara berbeda berdasarkan persepsi daya tarik. Penelitian terdahulu, menemukan bahwa guru mempunyai ekspektasi yang lebih baik terhadap anak-anak yang menurut mereka lebih menarik.
Hallo effect dapat memengaruhi cara guru memperlakukan siswa, tetapi juga dapat memengaruhi cara siswa memandang guru. Dalam sebuah penelitian, peneliti menemukan bahwa ketika seorang guru dipandang hangat dan ramah, siswa juga menilai mereka lebih menarik, menarik, dan disukai.
2. Dalam Pemasaran
Pemasaran memanfaatkan halo effect untuk menjual produk dan layanan. Ketika seorang influencer mendukung suatu barang tertentu, penilaian positif orang lain mereka dapat menyebar ke persepsi orang lain tersebut terhadap produk atau layanan yang ditawarkan.
Advertisement
3. Dalam Dunia Kerja
Terdapat beberapa pengaruh halo effect dalam memengaruhi persepsi orang lain di lingkungan kerja. Para ahli berpendapat bahwa halo effect adalah salah satu bias paling umum yang memengaruhi penilaian dan ulasan kinerja. Atasan mungkin menilai bawahannya berdasarkan persepsi terhadap satu karakteristik saja, bukan keseluruhan kinerja dan kontribusinya. Misalnya, sikap positif seorang pekerja dapat menutupi kurangnya pengetahuannya sehingga rekan kerjanya menilai ia lebih tinggi daripada yang lainnya.
Studi lain menemukan bahwa daya tarik fisik dari halo effect berdampak positif tidak hanya pada kepercayaan diri seseorang, tetapi juga pada pendapatan dan kesejahteraan finansial secara keseluruhan.
Pelamar kerja juga cenderung merasakan dampak dari halo effect. Jika calon pimpinan perusahaan memandang pelamar sebagai orang yang menarik atau disukai, kemungkinan besar mereka juga akan menilai pelamar tersebut sebagai orang yang cerdas, kompeten, dan berkualitas.