Liputan6.com, Jakarta - Tidak bisa dipungkiri bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tetap akan membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Penelitian telah menunjukkan bahwa koneksi sosial sangat penting untuk kesejahteraan emosional dan fisik. Namun, waktu untuk diri sendiri yang sering di sebut me time atau menghabiskan waktu sendirian juga baik untuk kamu karena berperan positif dalam kesehatan mental.
Berada di dekat orang lain memang membawa manfaat, tetapi juga menciptakan tekanan tertentu. Kamu mungkin khawatir tentang apa yang dipikirkan orang lain atau mengubah perilaku kamu untuk menghindari penolakan dan menyesuaikan diri dengan orang lain. Meskipun hal ini mungkin merupakan konsekuensi dari menjadi bagian dari dunia sosial, beberapa tantangan ini menunjukkan alasan waktu menyendiri bisa menjadi sangat penting. Untuk mengetahui seberapa pentingnya me time bagi kesehatan mentalmu, simak ulasan berikut ini, seperti yang dilansir dari halaman Verywell Mind.
Baca Juga
Manfaat Me Time
Memiliki waktu untuk diri sendiri memberi kamu kesempatan untuk melepaskan diri dari tekanan sosial dan memanfaatkan pikiran kamu sendiri. Meluangkan waktu untuk menyendiri juga dapat memberikan sejumlah manfaat utama, seperti dapat meningkatkan eksplorasi pribadi, meningkatkan kreativitas, dan memiliki lebih banyak energi sosial.
Advertisement
1. Eksplorasi Pribadi yang Lebih Baik
Merasa nyaman bersama diri sendiri dapat memberi kamu waktu dan kebebasan untuk benar-benar mengeksplorasi minat kamu tanpa gangguan. Ini bisa menjadi cara untuk mencoba hal-hal baru, meneliti topik yang membuat kamu terpesona, memeroleh pengetahuan, dan mempraktikkan metode ekspresi diri yang baru.
Memberi diri kamu waktu sendiri berarti kamu dapat mengeksplorasi hal-hal tersebut tanpa tekanan dan penilaian yang mungkin dilakukan orang lain. Memiliki waktu untuk diri sendiri sangat penting untuk pertumbuhan dan pengembangan pribadi. Daripada mengkhawatirkan kebutuhan, minat, dan pendapat orang lain, waktu sendirian bisa membantu kamu fokus pada diri sendiri.
Â
2. Peningkatan Kreativitas
Waktu sendiri adalah kesempatan untuk membiarkan pikiran mengembara dan menguatkan pikiran kreativitas kamu. Tanpa perlu peduli atau berinteraksi dengan orang lain, kamu bisa mengabaikan pengaruh luar dan fokus ke dalam. Penelitian menunjukkan bahwa menyendiri dapat menyebabkan perubahan pada otak yang membantu mendorong proses kreatif. Sebuah penelitian juga bahwa orang yang cenderung sengaja menarik diri untuk menghabiskan waktu sendirian juga cenderung memiliki pemikiran yang kreatif.
Dalam sebuah studi tahun 2020 yang diterbitkan di jurnal Nature Communications, para peneliti menemukan bahwa isolasi sosial yang dirasakan, alias kesepian menyebabkan peningkatan aktivitas di sirkuit saraf yang berkaitan dengan imajinasi. Ketika kurangnya rangsangan sosial, otak meningkatkan jaringan kreatifnya untuk membantu mengisi kekosongan tersebut.
3. Lebih Banyak Energi Sosial
Hidup sendiri cenderung dilihat dari sudut pandang negatif. Namun, para peneliti menemukan bahwa orang yang hidup sendiri sebenarnya memiliki kehidupan sosial yang lebih kaya dan energi sosial yang lebih banyak dibandingkan orang yang tinggal bersama dengan orang lain.
Dalam bukunya Going Solo, sosiolog Eric Klineberg mencatat bahwa satu dari tujuh orang dewasa Amerika hidup sendirian. Klineberg menemukan bahwa orang dewasa ini tidak hanya tidak kesepian, banyak juga yang memiliki kehidupan sosial yang lebih kaya.
Meskipun banyak orang bergumul dengan perasaan terisolasi dan kesepian, ada pula yang menghadapi tantangan karena tiba-tiba menghabiskan banyak waktu berdekatan dengan anggota keluarga atau teman sekamar. Batasan kehidupan kerja dan kurangnya waktu untuk menyendiri membuat banyak orang tiba-tiba mengeluh dengan kurangnya waktu untuk menyendiri.
Advertisement
Alasan Kamu Sulit Memiliki Waktu Untuk Sendiri
Waktu sendirian dapat menjadi tantangan bagi sebagian orang karena berbagai alasan. Sebuah penelitian menemukan bahwa banyak orang lebih memilih untuk memberikan diri mereka kejutan listrik yang menyakitkan daripada duduk sendirian dengan pikiran mereka sendiri.
1. Kurangnya Pengalaman Sendirian
Beberapa orang mungkin tidak terbiasa sendirian karena mereka sudah terbiasa berada di dekat orang lain. Tidak adanya rangsangan sosial secara tiba-tiba dapat meninggalkan mereka merasa terpisah atau terputus.
2. Pikiran dan Perasaan yang Menyusahkan
Dalam kasus lain, menyendiri dan memusatkan perhatian ke dalam bisa jadi sulit atau bahkan menyakitkan. Orang mungkin menganggap introspeksi ini menyusahkan atau mendapati diri mereka terlibat di dalamnya hal yang menimbulkan rasa khawatir.
3. Stigma Sosial
Stigma tentang kesendirian juga dapat berperan dalam membentuk perasaan orang tentang kesendirian. Bagi mereka yang pernah memiliki sikap negatif terhadap kesendirian atau melihatnya sebagai bentuk perilaku antisosial atau penolakan sosial, kesendirian mungkin tampak seperti bentuk hukuman yang menyakitkan.
Profesor pemasaran dan peneliti, Rebecca Ratner, dari Universitas Maryland menemukan bahwa orang sering kali menghindari untuk melakukan hal-hal yang mereka sukai bila harus melakukannya sendirian. Hal ini terutama berlaku bila aktivitas tersebut dapat diamati oleh orang lain, seperti pergi makan malam atau menonton film sendirian.
Temuan tersebut menunjukkan bahwa stigma tentang kesendirian memengaruhi apakah orang merasa menikmati aktivitas tersebut. Ketika orang melakukan sesuatu sendirian, mereka menikmati diri mereka sendiri lebih dari yang diharapkan.Â
Cara Kepribadian Memengaruhi Kebutuhan Me Time
Penting juga untuk dicatat bahwa aspek kepribadian kamu serta preferensi pribadi kamu, dapat berperan dalam menentukan berapa banyak waktu menyendiri yang kamu perlukan dan seberapa bermanfaat hal tersebut. Misalnya orang yang ekstrovert, mereka cenderung merasa bersemangat karena pengalaman sosial sehingga kesendirian mungkin lebih menantang bagi mereka. Di sisi lain, orang yang introvert justru mendapatkan energi dari kesendirian.
Namun, jangan berpikir bahwa hanya karena kamu seorang ekstrover maka kamu tidak akan menikmati untuk menghabiskan waktu sendirian. Dalam sebuah penelitian, psikolog sosial Thuy-vy Thi Nguyen menemukan bahwa introvert dan ekstrovert sebenarnya tidak berbeda dalam jumlah kenikmatan yang mereka peroleh dari kesendirian. Bertentangan dengan anggapan umum, introvert tidak menikmati kesendirian seperti halnya ekstrovert.
Cara Mendapatkan Me Time
Apabila kamu berpikir untuk menghabiskan waktu sendirian, penting untuk melakukannya dengan cara yang bermanfaat bagi kesehatan mentalmu. Kesendirian akan sangat bermanfaat bila dilakukan secara sukarela. Penting juga bagi kamu untuk merasa dapat kembali ke dunia sosial kapan pun kamu mau.
1. Pilih Waktu
Cari tahu kapan kamu ingin menghabiskan waktu sendirian. Rencanakan waktu tersebut ke dalam jadwal kamu dan pastikan orang lain tahu bahwa mereka tidak boleh mengganggu kamu selama waktu tersebut.
2. Matikan Media Sosial
Berusaha menghilangkan gangguan, terutama yang mengundang perbandingan sosial. Fokus kamu harus pada pemikiran dan minat kamu sendiri dan bukan pada apa yang dilakukan orang lain.
3. Rencanakan Sesuatu
Tidak semua orang merasa nyaman menghabiskan waktu sendirian, jadi mungkin ada baiknya bila kamu merencanakan apa yang ingin kamu lakukan. Ini mungkin melibatkan waktu relaksasi, mengeksplorasi hobi, atau membaca buku.
4. Jalan-jalan
Penelitian menemukan bahwa berada di luar ruangan dapat memberikan dampak menguntungkan pada kesejahteraan. Apabila kamu merasa terkurung dan terkekang oleh terlalu banyak interaksi sosial, menghabiskan sedikit waktu di luar ruangan sendirian dan menikmati perubahan pemandangan dapat memberikan efek pemulihan.
Advertisement