Liputan6.com, Jakarta - Memaafkan merupakan hal yang sulit dilakukan, tetapi memaafkan seseorang yang telah berbuat salah kepada kamu itu sangat bermanfaat bagi kesehatan mental dan dapat menurunkan tingkat depresi dan stres. Lantas, bagaimana arti sebenarnya dari memaafkan dan apa pengaruhnya terhadap kesehatan mental? Berikut ulasannya, seperti yang dilansir dari halaman Verywell Mind pada Jumat (8/12/23).
Apa Arti Memaafkan yang Sebenarnya?
Kamu mungkin pernah tersakiti oleh perkataan atau tindakan seseorang. Namun, mengabaikan apa yang terjadi bukan berarti kamu sudah memaafkannya, bukan? Arti memaafkan yang sebenarnya adalah ketika kamu dengan sengaja memutuskan untuk melepaskan amarah dan dendam serta merasakan empati dan kasih sayang kepada orang yang menyakitimu.
Baca Juga
Perilaku berbahaya mungkin masih tidak bisa diterima dan sulit dimaafkan, tetapi bila kamu dapat berempati dengan rasa sakit atau keadaan yang dihadapi orang tersebut, kebencian dan penderitaanmu dapat berkurang dengan pemahaman ini dan akan mengurangi penderitaan dirimu.
Advertisement
Kesalahpahaman yang umum mengenai memaafkan adalah bahwa maaf dikaitkan dengan rekonsiliasi. Misalnya, kamu diasingkan dari orang tua karena riwayat pelecahan anak. Memaafkan mereka tidak berarti kamu perlu membangun kembali hubungan atau bahkan berhubungan dengan mereka kembali.Â
Apa Saja Aspek dari Memaafkan?
Terdapat tiga aspek yang terangkum dalam pengampunan atau memaafkan, yaitu:
1. Memaafkan Orang Lain
Aspek pengampunan ini adalah yang paling sering dibicarakan dan melibatkan pemberian maaf secara interpersonal antara dua orang atau lebih. Misalnya, pengkhianatan, perilaku intoleransi, pertengkaran fisik, dan sebagainya. Faktor-faktor yang memengaruhi kemungkinan pengampunan mencakup nilai dan jenis hubungan, kemungkinan terulangnya kerugian, dan tingkat keparahan pelanggaran.
Â
2. Memaafkan Diri Sendiri
Memaafkan diri sendiri atas kesalahan yang kamu lakukan mungkin memerlukan upaya yang paling besar karena kamu mungkin merasa sedih atas sesuatu yang kamu katakan, lakukan, ataupun yang tidak kamu lakukan. Namun, tidak memaafkan diri sendiri dapat menimbulkan perasaan malu, bersalah, dan merasa kalah pada diri sendiri, serta berdampak buruk pada kesehatan mentalmu, seperti depresi dan bunuh diri.
3. Memaafkan Situasi atau Keadaan
Aspek pengampunan ini melibatkan peristiwa-peristiwa yang berada di luar kendali orang tersebut. Beberapa contohnya termasuk bencana alam, seperti gempa bumi, banjir, dan angin topan, kematian orang yang dicintai dan menerima berbagai diagnosis untuk kondisi yang mengancam jiwa.
Situasi ini membuat banyak orang marah, mereka mungkin menyalahkan Tuhan, dan merasa tidak berdaya bahkan tidak punya harapan. Jika seseorang tidak bisa memaafkan maka mereka akan mempunyai pandangan negatif terhadap dunia.
Bagaimana Memaafkan dapat Memengaruhi Kesehatan Mental?
Terdapat beberapa cara bagaimana memaafkan berdampak positif pada kesehatan mental, yaitu:
1. Meningkatkan Kualitas Kesehatan Mental
Pemberian maaf dapat membantu mengurangi depresi, kecemasan, dan gangguan kejiwaan. Sebuah studi terhadap perawat wanita mengamati sikap memafkan orang lain serta kesehatan dan kesejahteraan di usia paruh baya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap memaafkan secara signifikan dikaitkan dengan hasil kesejahteraan psikososial yang lebih baik, seperti pengaruh positif, integrasi sosial, dan penurunan hasil tekanan atau gejala depresi. Oleh karena itu, sikap memaafkan mungkin mempunyai implikasi terhadap kesehatan mental seseorang dalam meningkatkan kesejahteraan psikososial.
2. Menurunkan Stres Kronis
Merenungkan apa yang dilakukan seseorang atau bagaimana keadaannya bisa membuat kamu stres kronis, pengampunan dapat membantumu menciptakan kedamaian dalam hidup dan menyembuhkan luka emosional. Sebuah penelitian tentang hubungan antara sikap memaafkan, stres, dan perubahan kesehatan mental dan fisik, menemukan bahwa tingkat dari sikap memaafkan, stres, dan kesehatan seseorang berfluktuasi dan saling berhubungan selama 5 minggu.
Hasilnya menunjukkan bahwa peningkatan sikap memaafkan secara signifikan dikaitkan dengan penurunan stres dan gejala kesehatan mental lainnya. Para peneliti juga berpendapat mungkin ada efek timbal balik antara stres dan sikap memaafkan.
Misalnya, pengampunan mungkin merupakan mekanisme yang digunakan untuk menghilangkan persepsi stres yang menyebabkan gejala kesehatan mental. Di sisi lain, peningkatan kesehatan mental juga dikaitkan dengan penurunan stres yang dapat meningkatkan sikap memaafkan.
Â
Advertisement
3. Mencegah Kemarahan
Pemberian maaf dapat membantu seseorang melepaskan kebencian, menenangkan pikiran, menciptakan kedamaian dengan diri sendiri, mengurangi rasa gelisah, dan meningkatkan energi. Merasa marah adalah hal yang normal. Namun, terus-menerus merasa marah karena memikirkan ketidakadilan di masa lalu dapat menjadi racun bagi kesehatan fisik, mental, dan emosionalmu.
Sebuah meta analisis meninjau 20 penelitian dari 10 negara di Amerika, Asia, dan Eropa yang mengamati peran sikap memaafkan dalam hubungan yang sehat dan dampak positif bagi generasi muda. Hal ini menunjukkan bahwa mengajarkan sikap memaafkan kepada anak-anak dan remaja mempunyai efek positif terhadap kemarahan dalam dirinya.
4. Membangun Kembali Harga Diri
Pemberian maaf dapat berdampak pada harga dirimu. Memaafkan seseorang yang menyakiti kamu dengan menawarkan empati dan kasih sayang dapat mengubah cara kamu memandang diri sendiri, serta menunjukkan kerendahan hati yang kamu miliki.
Â