Zara Sesali Kesalahpahaman Iklan yang Kontroversial, Beri Penjelasan Setelah Seruan Boikot Meluas

Zara akhirnya merespons iklan atau kampanye mereka yang kontroversial

oleh Sulung Lahitani diperbarui 13 Des 2023, 14:02 WIB
Diterbitkan 13 Des 2023, 14:02 WIB
Koleksi terbaru Zara "The Jacket" yang mendapatkan seruan boikot
Koleksi terbaru Zara "The Jacket" yang mendapatkan seruan boikot. (Dok. Instagram/@zara)

Liputan6.com, Jakarta Merek fesyen Zara menarik kampanye iklan yang menampilkan patung-patung berbalut warna putih yang memicu seruan boikot dan protes di luar toko oleh beberapa aktivis pro-Palestina, dan mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka menyesali "kesalahpahaman" tersebut.

Menurut laporan Reuters, puluhan ribu orang meninggalkan keluhan tentang kampanye tersebut di akun Instagram Zara, dengan mengatakan bahwa gambar tersebut mirip dengan foto mayat berselubung putih di Gaza. "#BoycottZara" menjadi tren di Twitter atau kini dikenal sebagai X.

Pengumuman Zara menggambarkan tantangan bagi merek global dalam menghadapi sensitivitas seputar perang Gaza. Zara adalah merek besar Barat pertama yang mengambil langkah drastis setelah mendapat kritik atas apa yang dianggap beberapa orang sebagai iklan tidak sensitif.

Zara mengatakan kampanye tersebut, yang juga menampilkan boneka-boneka dengan anggota tubuh yang hilang, telah direncanakan pada bulan Juli dan difoto pada bulan September, sebelum konflik meletus pada bulan Oktober, dan dimaksudkan untuk menunjukkan patung-patung yang belum selesai di studio pematung.

“Sayangnya, beberapa pelanggan merasa tersinggung dengan gambar-gambar ini, yang kini telah dihapus, dan melihat di dalamnya sesuatu yang jauh dari apa yang dimaksudkan saat gambar tersebut dibuat,” kata Zara dalam postingan Instagram.

Gambar-gambar itu digunakan “dengan tujuan menampilkan pakaian buatan tangan dalam konteks artistik”, tambahnya.

“Zara menyesali kesalahpahaman itu dan kami menegaskan kembali rasa hormat kami yang mendalam terhadap semua orang,” kata Zara.

 

Zara didemo dan diboikot

Reaksi Zara Usai Ancaman Boikot Bergema Buntut Iklan yang Dituding Ejek Korban Genosida di Palestina
Salah satu materi kampanye iklan Zara yang menuai kecaman karena dianggap mengolok-olok korban genosida di Gaza, Palestina. (dok. Instagram @zara/https://www.instagram.com/p/C0i1m5rtNtu/?img_index=5/Dinny Mutiah)

Sekelompok pengunjuk rasa berkumpul di depan toko Zara di ibu kota Tunisia, Tunis, pada hari Senin, meneriakkan dan mengibarkan bendera Palestina, menurut sebuah video yang diposting di media sosial dan diverifikasi oleh Reuters. Salah satu etalase toko itu terciprat cat merah.

Otoritas Standar Periklanan Inggris (ASA) mengatakan mereka menerima 110 keluhan mengenai kampanye Zara yang mengatakan bahwa gambar tersebut merujuk pada perang di Gaza dan bersifat ofensif. “Karena Zara kini telah menghapus iklan tersebut, kami tidak akan mengambil tindakan lebih lanjut,” kata ASA dalam sebuah pernyataan.

 

Koleksi yang mahal

Koleksi terbaru Zara "The Jacket" yang mendapatkan seruan boikot
Koleksi terbaru Zara "The Jacket" yang mendapatkan seruan boikot. (Dok. Instagram/@zara)

Enam postingan yang menampilkan kampanye "Atelier" dihapus dari halaman Instagram Zara, dan perusahaan induk Inditex (ITX.MC) mengatakan foto-foto tersebut telah ditarik dari semua platform. Zara telah menarik pemotretan tersebut dari situs web dan halaman beranda aplikasinya pada hari Senin.

Koleksi "Atelier", yang terdiri dari enam jaket, adalah salah satu koleksi termahal Zara, dengan harga mulai dari 229 dolar AS untuk blazer wol abu-abu dengan lengan rajutan tebal, hingga 799 dolar AS untuk jaket kulit bertabur. Jaket tersebut masih dijual di situs Zara.

Inditex akan melaporkan hasil untuk sembilan bulan pertama tahun fiskalnya pada hari Rabu, dengan analis memperkirakan pertumbuhan penjualan akan sedikit melambat pada kuartal ketiga karena suhu bulan Oktober yang luar biasa hangat di Eropa.

Infografis Journal
Infografis Journal  15 Negara yang Paling Rentan pada Perubahan Iklim. (Liputan6.com/Trie Yasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya