Mengenal Perbedaan Daging Sapi dan Kambing, Dari Penampilan Hingga Rasa

Liputan6.com, Jakarta Setelah hari raya Idul Adha berlalu, masyarakat Indonesia masih ramai menyiapkan berbagai olahan dari daging kambing atau sapi yang didapatkan dari proses kurban. Sapi dan kambing adalah dua hewan yang paling sering dikurbankan, dan setelah dipotong, dagingnya biasanya dibagikan kepada masyarakat di sekitar.

Namun, sering kali daging yang dibagikan tidak teridentifikasi dengan jelas, sehingga banyak orang yang belum familiar dengan daging tersebut kebingungan untuk membedakan apakah itu daging sapi atau kambing. Padahal, keduanya memiliki karakteristik yang berbeda, baik dari segi tekstur maupun cara memasaknya.

Namun, jangan khawatir, karena daging sapi dan kambing bisa dengan mudah dibedakan berdasarkan ciri-ciri khasnya masing-masing. Berikut informasi lengkap yang dirangkum dari berbagai sumber, Senin (17/2/2025).

Jika dilihat sekilas, baik daging sapi maupun kambing mentah sama-sama berwarna merah. Namun, daging kambing memiliki warna merah yang lebih cerah, sedangkan daging sapi cenderung berwarna merah pucat.

Jika dibiarkan di udara terbuka, warna daging sapi akan berubah jadi coklat gelap. Sedangkan daging kambing akan berubah warna jadi merah pucat usai dibiarkan di suhu ruang.

Meskipun lebih besar, daging sapi ternyata memiliki serat yang lebih halus sehingga memiliki tekstur yang kenyal. Hal itu berbeda dengan daging kambing yang berserat lebih tebal sehingga dagingnya lebih keras.

Begitu pula jika dimasak di mana daging sapi akan lebih mudah empuk daripada daging kambing.

Daging kambing dikenal memiliki bau yang khas dan cukup mengganggu yang disebut sebagai bau prengus. Sedangkan daging sapi segar cenderung tidak mengeluarkan aroma yang terlalu tajam.

Dalam ukuran 100 gram, daging sapi mengandung 15 gram lemak, sedangkan daging kambing hanya 3 gram.

Hal itu bisa dilihat di mana daging sapi memiliki lemak selaput putih yang cukup panjang, sedangkan daging kambing tidak. Oleh sebab ini pula daging sapi memiliki kandungan lemak jenuh dan kolesterol yang lebih tinggi dari daging kambing.

Jika dimasak dengan cara yang tepat, baik daging kambing atau sapi akan terasa gurih dan juicy. Hanya saja, rasa pada daging kambing lebih kuat, sedangkan rasa daging sapi cenderung “netral”.

Daging kambing diketahui lebih sehat karena mengandung lebih sedikit lemak dan lemak jenuh, tapi lebih banyak zat besi dari daging sapi.

Melansir dari Healthline, daging kambing juga mengandung nutrisi seperti vitamin B12, zinc, dan kalium. Adapun nutrisi yang terkandung pada daging sapi adalah selenium, mineral dan vitamin B6.

Apa Perbedaan Serat Daging Sapi dan Daging Kambing

Sapi memiliki serat halus dengan garis-garis lemak yang terlihat jelas. Lemaknya tampak berwarna putih kekuningan. Sebaliknya, lemak daging kambing berbentuk lebih berserabut halus dan warnanya putih. Lemak dalam daging ini disebut-sebut berperan penting dalam menghasilkan rasa daging yang khas.

Apa Kelebihan dari Daging Kambing?

Daging kambing ternyata memiliki kandungan lemak yang lebih rendah, namun memiliki kandungan protein dan zat besi yang lebih tinggi dibandingkan daging sapi. Oleh karena itu, daging kambing merupakan pilihan yang tepat bagi mereka yang menginginkan daging merah yang lebih sehat serta berusaha menjaga berat badan.

Apakah Daging Kambing Lebih Sehat daripada Daging Sapi?

Menurut dr. Ruty Kurniawan, SpPD, seorang spesialis penyakit dalam, daging kambing ternyata lebih menyehatkan dibandingkan daging sapi bila dilihat dari kandungan kolesterol dan lemak jenuhnya.

Apa Kelebihan Makan Daging Sapi?

Beragam manfaat dari daging sapi termasuk mencegah anemia, mendukung kekebalan tubuh, mempercepat pemulihan, dan meningkatkan fungsi otot. Daging sapi merupakan sumber protein hewani yang lezat serta kaya akan manfaat. Dalam aspek kesehatan, mengonsumsi daging sapi memberikan banyak keuntungan yang positif.

Apakah Boleh Makan Daging Sapi dan Daging Kambing Bersamaan?

Memasak daging kambing dan sapi bersama dalam satu hidangan dapat menyebabkan risiko keracunan karena keduanya memiliki kualitas yang berbeda dan harus diolah dengan cara yang berbeda pula.