Benarkah Nasi Padang dan Warteg Bisa Jadi Pilihan Makanan Sehat? Begini Kata Pakar Gizi

Liputan6.com, Jakarta Menjaga pola makan sehat sering kali dianggap sulit dan mahal, terutama ketika dihadapkan pada anggapan bahwa makanan bergizi harus berasal dari bahan eksklusif. Padahal, pilihan makanan sehat yang terjangkau tersedia di sekitar kita, seperti di warteg dan rumah makan Padang. Dengan sedikit penyesuaian, makanan ini bisa mendukung kesehatan jangka panjang.

Menurut Dokter Spesialis Gizi Klinik dari Siloam Hospitals TB Simatupang, dr. Christopher Andrian, M.Gizi, SpGK, pola makan sehat tidak harus rumit atau mahal. Bahkan, dengan anggaran sekitar Rp15.000 hingga Rp20.000, makanan yang bernutrisi tinggi tetap dapat dinikmati. "Makanan sehat itu tidak selalu mahal. Yang penting, kita tahu cara memilih dan memadukannya," ungkapnya seperti yang dikutip pada Selasa (19/11/2024).

Di tengah tren makanan kekinian yang sering kali tinggi kalori, seperti boba dan kopi susu, penting bagi masyarakat untuk menerapkan mindful eating, yaitu kesadaran penuh terhadap apa yang dikonsumsi. Hal ini menjadi langkah awal dalam mencegah berbagai penyakit metabolik, termasuk diabetes dan kolesterol tinggi.

Mindful eating adalah prinsip makan dengan kesadaran penuh, yang berarti memahami apa yang masuk ke tubuh dan dampaknya terhadap kesehatan. Menurut dr. Christopher Andrian, kebiasaan ini membantu kita lebih selektif dalam memilih makanan dan minuman.

Sebagai contoh, minuman seperti boba dan kopi susu mengandung gula dan lemak dalam jumlah besar, yang dapat memicu penumpukan kalori. Jika dikonsumsi berlebihan, energi yang tidak terpakai akan disimpan sebagai lemak, yang akhirnya meningkatkan risiko obesitas dan penyakit metabolik, termasuk diabetes tipe 2.

Makanan sehat tidak selalu mahal, seperti yang ditemukan di warung makan sederhana. Di rumah makan Padang, memilih nasi secukupnya dengan lauk ayam bakar atau ikan bakar serta tambahan sayur, bisa menjadi solusi sehat.

"Untuk makan siang bergizi, anggaran Rp15.000 hingga Rp20.000 sudah cukup. Yang penting adalah porsi dan jenis makanan yang dipilih," kata Christopher. Hindari lauk yang tinggi santan atau gorengan agar tidak menambah lemak jahat dalam tubuh.

Untuk mendapatkan manfaat maksimal dari makanan sederhana, ada beberapa tips yang dapat diterapkan. Pertama, kurangi porsi nasi putih dan perbanyak sayuran. Pilihan seperti daun singkong atau sayur asem kaya akan serat yang baik untuk pencernaan.

Selain itu, pilih lauk seperti ayam atau ikan yang diolah dengan cara dipanggang, bukan digoreng. Proses pengolahan ini membantu mengurangi kandungan lemak dan kalori berlebih, sehingga lebih baik untuk metabolisme tubuh.

Penting untuk memahami perbedaan antara diabetes tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1 biasanya disebabkan oleh faktor genetik atau kerusakan sel pankreas, sehingga tubuh tidak dapat memproduksi insulin secara cukup.

Sebaliknya, diabetes tipe 2 sering kali diakibatkan oleh gaya hidup tidak sehat, seperti pola makan tinggi gula dan kurang aktivitas fisik. Christopher menjelaskan bahwa obesitas menjadi salah satu pemicu utama resistensi insulin, yang akhirnya berujung pada diabetes tipe 2.

Christopher menekankan pentingnya menjaga pola makan sehat untuk mencegah berbagai penyakit kronis. Mulailah dengan mengurangi konsumsi karbohidrat sederhana, seperti gula dan nasi putih, serta menggantinya dengan alternatif yang lebih sehat seperti nasi merah atau kentang.

Selain itu, pastikan tubuh tetap aktif dengan berolahraga secara rutin. Gaya hidup aktif akan membantu tubuh mengolah energi lebih baik, mengurangi risiko obesitas, dan menjaga kadar gula darah tetap stabil.

Tidak. Dengan anggaran terjangkau, Anda tetap dapat menikmati makanan sehat, seperti dari warteg atau rumah makan Padang, selama memilih menu dengan bijak.

Mindful eating adalah kebiasaan makan dengan penuh kesadaran, yaitu memahami kandungan makanan yang dikonsumsi dan dampaknya terhadap tubuh.

Pilih lauk seperti ayam bakar atau ikan bakar, tambahkan sayuran dan hindari gorengan atau santan berlebihan.

Minuman manis tinggi kalori dapat memicu obesitas, diabetes tipe 2, dan gangguan metabolik lainnya jika dikonsumsi secara berlebihan.