Liputan6.com, Jakarta - Walaupun tahun 2025 baru beberapa hari, tapi rasanya kita semua sudah lebih sibuk daripada biasanya. Alhasil, Anda merasa membutuhkan lebih banyak energi akhir-akhir ini.
Di mana, Anda mungkin sedang mengejar target pekerjaan yang akan datang, merawat anggota keluarga yang sakit, atau terlibat masalah lainnya yang membuat ingin memiliki tidur lebih nyenyak dan lebih produktif.
Advertisement
Salah satu taktik yang dilakukan sebagian orang adalah pola polyphasic sleep. Namun, sebelum Anda ikut-ikutan, Anda perlu mengetahui bahaya dari jadwal tidur yang sedang tren ini.
Advertisement
Melansir dari Good Housekeeping, Senin (13/1/2025), Anda mungkin telah mempelajari sedikit tentang tren kesehatan ini di media sosial. Akan tetapi, mari kita bahas lebih dalam.
Polyphasic sleep adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pola tidur apa pun yang mencakup tiga atau lebih periode tidur dalam periode 24 jam, bukan tidur siang panjang atau tidur di malam hari. Pola tidur ini bervariasi dari satu orang ke orang lain.
Namun biasanya melibatkan waktu tidur yang lebih pendek yang tersebar merata sepanjang hari. Misalnya, sebagian orang mengikuti jadwal yang mencakup tidur siang selama 20 menit setiap empat jam dengan total dua jam tidur setiap hari.
Sementara yang lainnya, tidur selama 90 menit dalam kurun tiga kali sehari, dengan total empat setengah jam setiap hari. Meskipun mungkin bisa mengatur jadwal tidurmu, tapi hal ini juga dapat berdampak pada kesehatan. Seperti apa? Berikut uraiannya lebih lengkap.
Mengapa Orang-orang Mengikuti Polyphasic Sleep?
Polyphasic sleep biasanya dimanfaatkan bagi mereka yang bekerja shift atau yang pekerjaannya tidak mengikuti jam kerja normal seperti dari jam 9 pagi hingga 5 sore. Akibatnya, mereka tidak punya pilihan selain membagi waktu tidur mereka menjadi beberapa bagian yang lebih kecil.
Sementara, yang lain mengatakan polyphasic sleep memungkinkan mereka untuk lebih banyak bermimpi jernih atau tetap sadar saat bermimpi. Alasan lain sebagian orang memilih jenis pola tidur ini adalah agar mereka memiliki lebih banyak waktu selama periode 24 jam untuk menyelesaikan tugas-tugas lain.
Namun, "itu cukup tidak sehat," kata Adrian Pristas, Sleep Director di Hackensack Meridian Health. "Tidak ada yang baik dari jadwal polyphasic sleep tersebut."
Advertisement
Efek Buruk dari Polyphasic Sleep
"Tidur adalah saat semua pemulihan terjadi, dan harus berurutan, dan itu hanya terjadi jika Anda mendapatkan jenis tidur tertentu," kata Dr. Pristas. "Anda tidak dapat membagi waktu tidur dan mengharapkannya berhasil. Tubuh kita tidak dirancang untuk itu."
Pada dasarnya, tubuhmu mengalami beberapa fase tidur sepanjang malam, dan tubuh perlu mengalami cukup banyak fase agar dapat berfungsi dengan baik di siang hari.
Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur dapat memperlambat waktu reaksi, menyebabkan depresi, dan mengganggu sistem kekebalan tubuh serta berbagai kadar hormon.
"Jika Anda tidak tidur dengan pola tidur tradisional, kadar kortisol Anda salah dan kortisol adalah hormon stres," kata Dr. Pristas. "Itu tidak sehat dan mungkin menjadi alasan orang dengan pola tidur yang buruk meninggal lebih awal daripada orang lain."
Benarkah Polyphasic Sleep Berdampak Baik Bagi Sebagian Orang?
Mereka mungkin berpikir demikian, tetapi tidak! Masalah pertama yang dihadapi adalah ritme sirkadian kita — pola tidur dan bangun alami tubuh kita. Setiap hewan (termasuk manusia) memiliki ritme yang jika diikuti, memungkinkannya berfungsi lebih baik dan tetap sehat.
"Misalnya, seekor anjing mungkin memiliki ritme tiga hingga enam jam, jadi itulah sebabnya mereka tidur sebagian waktu, lalu bangun," kata Dr. Pristas.
"Manusia memiliki pola tidur sekitar 24 jam. Sebenarnya 24 jam dan 20 menit, dan kita harus mengatur ulang tidur kita setiap hari, karena jika tidak, kita dapat dengan mudah kacau. Kita melakukan itu karena kita bangun pada waktu yang sama, kita sarapan pada waktu yang sama, kita pergi bekerja — kita memiliki semua kebiasaan ini yang mengatur ulang kita selama 20 menit itu setiap hari," sambungnya.
Jika Anda tidak tidur dalam satu waktu yang besar, tubuh Anda tidak dapat mencapai ritme yang sehat.
Selain itu, jika Anda membagi waktu tidur Anda menjadi beberapa bagian, kemungkinan besar Anda tidak akan mendapatkan tujuh hingga delapan jam tidur harian yang dibutuhkan.
"Saya selalu mendengar, 'Saya bisa tidur selama enam jam,' dan saya di sini untuk memberi tahu Anda bahwa Anda tidak bisa," kata Dr. Pristas.
"Saya mungkin tidak akan pernah bertemu orang yang bisa tidur selama enam jam. Kondisi yang sangat langka yang dialami orang-orang yang kurang tidur. Ada beberapa diagnosis kesehatan perilaku yang menyebabkan orang kurang tidur, dan itu tetap tidak sehat. Sebagai orang dewasa, Anda membutuhkan tujuh hingga delapan jam tidur," lanjutnya.
Advertisement