Ciri-Ciri Muslim yang Rajin Ibadah tapi Dosanya Tak Terhapus, Ini Kata Buya Yahya

Ulama kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya mengungkapkan bahwa dari golongan ahli ibadah ada yang jadi penghuni neraka. Simak berikut penjelasannya.

oleh Silvia Estefina Subitmele Diperbarui 19 Mar 2025, 20:04 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2025, 20:04 WIB
buya yahya 222
Buya Yahya (TikTok)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Bagi seorang Muslim, ibadah seharusnya menjadi bagian utama dalam kehidupannya. Sebab, Allah SWT telah menegaskan bahwa tujuan penciptaan makhluk adalah untuk beribadah kepada-Nya. Dalam Tafsir Tahlili, ayat ini memperkuat perintah untuk selalu mengingat Allah serta mendorong manusia agar senantiasa beribadah. Selain itu, ayat tersebut juga mengajarkan manusia untuk tunduk pada ketentuan-Nya dan merendahkan diri di hadapan kehendak-Nya.

Dalam ajaran Islam, ibadah terbagi menjadi dua kategori utama, yaitu ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah. Ibadah mahdhah merupakan ibadah yang tata cara pelaksanaannya telah diatur secara jelas dalam dalil syar’i, seperti sholat, zakat, puasa, dan haji.

Di sisi lain, ibadah ghairu mahdhah mencakup berbagai aktivitas yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Beberapa contohnya adalah silaturahmi, bersedekah, menjenguk orang sakit, menuntut ilmu, bekerja, membantu sesama, serta berbagai amal kebaikan lainnya.

Seorang Muslim yang tekun dalam beribadah sering disebut sebagai ahli ibadah. Biasanya, mereka menjalankan ibadah dengan penuh keikhlasan dan berharap mendapatkan balasan berupa surga dari Allah SWT. Namun, ulama kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya mengungkapkan bahwa dari golongan ahli ibadah ada yang jadi penghuni neraka. Simak berikut penjelasannya dirangkum pada Rabu (19/3/2025).

Promosi 1

Buya Yahya Paparkan Penyebabnya

Buya Yahya
Buya Yahya mengatakan, salah satu amalan utama di bulan Sya'ban adalah berpuasa. (Foto: Tangkapan Layar YouTube Al-Bahjah TV)... Selengkapnya

Buya Yahya mengatakan, ahli ibadah yang akan masuk neraka karena tidak menghadirkan tafakur dalam beribadah. Jika tidak bertafakur, secara tidak sadar bisa melakukan ibadah dan maksiat dalam waktu yang bersamaan.

“Dosa iya, ibadah iya. Ternyata ibadahnya tidak bisa menghapus dosanya. Sepertinya dia beribadah, ternyata hasilnya ada dosa karena dia tidak merenungi ibadahnya,” kata Buya Yahya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV.

“Mungkin ada orang haji dan umrah bolak-balik tapi lupa waris belum dibagi, sehingga umrahnya dengan bagian dari rebutan waris. Mau dapat pahala dari mana? Surga mana yang didapat orang itu,” tutur Buya Yahya mencontohkan.

Buya Yahya mencontohkan kasus lain, yakni melakukan sholat tapi secara tidak sadar bahwa pakaian yang digunakannya didapat dari cara-cara yang haram, atau makanan yang dikonsumsinya ternyata didapat dengan cara haram. 

“Atau mungkin ada seorang yang tampak beribadah khusyuk (sampai) menangis di masjid, ternyata di rumahnya ada ibunya yang menangis oleh dia,” imbuh Buya Yahya..

“Maka dia sebetulnya anak durhaka yang lagi sholat di masjid. Berarti dia ahli neraka yang lagi nongkrong di masjid, karena dia tidak merenungi (tafakur),” lanjut Buya Yahya.

Buya Yahya mengatakan, seorang ahli ibadah bisa masuk neraka karena disebabkan oleh kegagalannya dalam mendidik anak. Alih-alih anaknya menjadi saleh/salehah, tapi dia banyak melakukan maksiat. Sementara, orang tuanya sibuk dengan ibadahnya.

“Ada orang yang tampak ibadah, oh ahli puasa, ahli sholat, di saat dia berlenggang menuju surga ternyata di akhirat dituntut oleh orang-orang yang menginginkan dia agar tidak masuk surga,” kata Buya Yahya.

“Lalu ditanya, siapa kalian? Rupanya orang-orang itu berkata, aku anaknya si Fulan itu. Dia rajin ibadah, rajin tahajud, rajin puasa, rajin haji, rajin umrah, tapi aku tidak dididik dengan benar, sehingga aku tidak mengenal engkau ya Allah, sehingga aku bermaksiat gara-gara ibuku terlalu sibuk ibadah, tidak sempat ngurusi aku,” kata Buya Yahya.

Ciri-Ciri Lainnya

KH Yahya Zainul Ma'arif alias Buya Yahya
Pengasuh LPD Al Bahjah, KH Yahya Zainul Ma'arif alias Buya Yahya. (Foto: YouTube Al Bahjah TV)... Selengkapnya

Ciri lain yang perlu diperhatikan adalah melakukan ibadah dan maksiat secara bersamaan. Seseorang yang rajin beribadah namun tetap melakukan maksiat, dosanya tidak akan terhapus oleh ibadahnya. Ibadah yang dilakukan tidak mampu menandingi bobot dosa yang dilakukan.

Contohnya, seseorang yang rajin shalat lima waktu tetapi gemar berbohong atau bergunjing. Atau, seseorang yang rajin berpuasa namun sering menyakiti hati orang lain. Dalam kasus ini, ibadah yang dilakukan tidak akan mampu menghapus dosa-dosa yang dilakukan.

Untuk mengatasi hal ini, seseorang perlu memperbaiki akhlak dan menghindari perbuatan maksiat. Ibadah dan akhlak yang baik harus berjalan beriringan. Jangan sampai ibadah menjadi formalitas semata tanpa diimbangi dengan perbaikan perilaku.

Beberapa kebiasaan buruk juga dapat menghalangi pengampunan dosa, meskipun ibadah dilakukan dengan rajin. Berbohong, misalnya, merupakan dosa besar yang dapat menghapus pahala ibadah, bahkan shalat sekalipun. Selain berbohong, menggunjing atau membicarakan keburukan orang lain juga termasuk perbuatan dosa yang dapat menghalangi penghapusan dosa. Begitu pula dengan menyakiti atau merugikan orang lain.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya