Mengenali Ciri-Ciri Orang Banyak Dosa, Bagaimana dengan Kita?

Liputan6.com, Jakarta Akibat dari setiap perbuatan buruk atau maksiat adalah dosa. Di mana setiap dosa yang dilakukan memiliki ganjaran masing-masing.

وَمَنْ يَّعْصِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ وَيَتَعَدَّ حُدُوْدَهٗ يُدْخِلْهُ نَارًا خَالِدًا فِيْهَاۖ وَلَهٗ عَذَابٌ مُّهِيْنٌ ࣖ

Artinya: "Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar batas-batas hukum-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka, dia kekal di dalamnya dan dia akan mendapat azab yang menghinakan". (QS. An-Nisa': 14)

Sebagai hamba yang beriman dan takut akan murka Allah, hendaknya kita senantiasa berusaha untuk menghindari segala perbuatan yang dapat mendatangkan dosa. Bahkan, jika perlu kita dapat mempelajari ciri-ciri orang yang banyak melakukan dosa, agar dapat mengambil pelajaran dan hikmah untuk memperbaiki diri.

Mengutip dari dream.co.id, berikut adalah ulasan tentang hakikat dosa dalam Islam serta tanda-tanda orang yang banyak dosa, Rabu (26/3/2025).

Dalam Islam, konsep dosa mencakup beberapa aspek utama, yaitu hakikat dosa itu sendiri, proses pengampunan, serta tanggung jawab individu atas setiap perbuatan yang dilakukan.

Sumber utama yang menentukan suatu perbuatan sebagai dosa adalah Al-Qur’an, sebagai kitab suci umat Islam, serta sunah, yaitu ajaran dan perilaku Nabi Muhammad SAW yang terdokumentasi dalam hadis. Kedua sumber ini menjadi pedoman bagi umat Islam dalam memahami dan membedakan perbuatan yang dianggap berdosa.

Dosa dalam Islam terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu dosa besar (kabir) dan dosa kecil (saghir). Dosa besar mencakup pelanggaran berat terhadap ajaran Islam, seperti syirik (menyekutukan Allah), riba (praktek bunga yang diharamkan), serta zina (perbuatan asusila). Sementara itu, dosa kecil meliputi pelanggaran yang lebih ringan, tetapi tetap harus dihindari agar tidak menumpuk dan menjadi kebiasaan yang buruk.

Allah memberikan pahala kepada mereka yang senantiasa menaati perintah-Nya, sementara bagi mereka yang melanggar, hukuman dapat diberikan baik di dunia maupun di akhirat, sesuai dengan kehendak dan kebijaksanaan-Nya.

Dalam Islam, orang yang senantiasa melakukan dosa terus-menerus disebut sebagai fasik. Orang fasik memiliki karakteristik seperti tidak taat pada ajaran agama dan tidak mengindahkan nilai-nilai moral. Mereka cenderung terlibat dalam aktivitas yang bertentangan dengan aturan agama dan moralitas.

Terdapat dua jenis orang fasik, yaitu yang melakukan dosa secara terbuka dan yang melakukan dosa secara tersembunyi. Contoh dari orang fasik yang melakukan dosa secara terbuka adalah penjahat jalanan yang secara terang-terangan melakukan tindak kriminal.

Sedangkan contoh dari orang fasik yang melakukan dosa secara tersembunyi adalah pekerja kantoran yang korupsi atau sibuk dengan urusan haram. Mereka cenderung terlibat dalam aktivitas yang bertentangan dengan aturan agama dan moralitas.

Mengabaikan Kewajiban Agama

Orang yang banyak berbuat dosa sering kali mengabaikan kewajiban agama, seperti meninggalkan salat, puasa, atau zakat. Jika pun melaksanakannya, mereka sering melakukannya tanpa keikhlasan atau hanya sekadar formalitas. Mereka juga cenderung menganggap ibadah sebagai beban, bukan sebagai kebutuhan rohani yang mendekatkan diri kepada Allah.

Melakukan Dosa Berulang Tanpa Rasa Bersalah

Salah satu tanda utama orang yang banyak berbuat dosa adalah melakukan kesalahan yang sama secara berulang tanpa adanya rasa bersalah atau niat untuk bertobat. Mereka menganggap dosa sebagai sesuatu yang biasa, bahkan terkadang merasa bangga dengan perbuatan buruk yang mereka lakukan.

Bersikap Sombong dan Sulit Menerima Nasihat

Orang yang banyak berbuat dosa sering kali memiliki sifat angkuh dan sulit menerima nasihat dari orang lain. Mereka tidak suka dikritik atau diingatkan untuk kembali ke jalan yang benar. Bahkan, mereka cenderung mengejek atau menyepelekan orang yang mencoba menasihati mereka.

Terbiasa Berbohong dan Menipu

Kebiasaan berbohong dan menipu menjadi bagian dari kehidupan mereka, baik dalam hubungan pribadi maupun dalam dunia kerja. Mereka tidak ragu untuk memanipulasi kebenaran demi kepentingan pribadi, bahkan jika itu merugikan orang lain.

Memilih Lingkungan yang Buruk

Orang yang gemar berbuat dosa cenderung menjauhi lingkungan yang mengajarkan kebaikan. Mereka lebih nyaman bergaul dengan orang-orang yang senang berbuat maksiat daripada bersama orang-orang yang bisa membimbing mereka ke jalan yang benar. Hal ini memperburuk keadaan mereka, karena semakin lama mereka semakin terbiasa dengan dosa dan kemaksiatan.

Menjadi Penyebab Kerusakan Sosial

Dalam kehidupan bermasyarakat, mereka sering kali menjadi sumber perpecahan, menyebarkan fitnah, atau menciptakan perselisihan di antara orang lain. Selain itu, mereka juga sering kali mengajak orang lain untuk ikut melakukan perbuatan buruk yang mereka lakukan.

Hilangnya Rasa Empati dan Kepedulian

Orang yang sering berbuat dosa cenderung lebih egois dan mementingkan diri sendiri. Mereka tidak peduli dengan penderitaan orang lain dan sering menghalalkan segala cara demi keuntungan pribadi, termasuk dengan melakukan kecurangan dalam bisnis atau praktik korupsi.