Citizen6, Jakarta: Pidato yang berjudul "Saya Meraih Sesuatu yang Berharga" adalah pidato Rivaldi Yudisira Bratanegara pada acara wisuda sebagai peraih nilai Ujian Nasional (UN) tertinggi di SMKN 53 Jakarta.
Dalam isi pidatonya, Rivaldi mengungkapkan UN dianggap dua kata yang menghantui siswa-siswi SMK dan SMA serta SMP di seluruh Indonesia. Bagaimana tidak, 2013 adalah tahun perdana pelaksanaan UN menggunakan 20 kode paket soal. Ini menunjukkan soal setiap siswa lebih bervariasi. Seiring dengan hal itu, ketakutan pun juga menghampiri sebagian siswa di sekolah SMKN 53 Jakarta.
Namun mereka selalu diberitahu gurunya untuk lebih bersikap positif. Jika ada 20 paket soal, ya tetap kita mengerjakan 1 paket soal saja kan?
"Itulah yang membuat saya dan teman-teman terpacu dalam belajar. Walaupun kami dari SMK, kami harus bisa lebih bijak saat siswa sekolah lain mengeluh. Kita harus sudah bertindak," ucap Rivaldi.
Awal Januari 2013, sekolahnya sudah melaksanakan kegiatan Pendalaman Materi (PM) bagi semua siswa untuk menghadapi UN.
"Namun saya selalu merasa bahwa PM yang saya dapati itu kurang. Memang, sejak kelas X selalu mendapat peringkat 1, dan itu bukan sesuatu yang mudah. Karena menurut saya merupakan sebuah perjuangan demi menggapai cita-cita saya," katanya.
Rivaldi juga menambahkan, ia selalu menghubungi gurunya jikalau ada kesulitan dalam menjawab setiap soal.
Kebijakan Baru
Tahun 2013, kepala sekolah memiliki kebijakan bahwa perwakilan setiap 1 kelas, maksimal 2 orang, yaitu peringkat 1 dan 2, pada saat di kelas XII untuk mengikuti kelas khusus yang akan dilatih secara khusus untuk mencetak nilai-nilai terbaik, yang akan mendongkrak nama sekolah nantinya. Di situlah nama Rivaldi terpilih sebagai peringkat pertama, sedangkan peringkat kedua oleh temannya yang mewakili kelas XII Teknik Audio Video 1, dan bersama 13 teman dari kelas dan jurusan lainnya.
Mengapa sekolah kami mengadakan pelatihan siswa khusus? Ini adalah upaya sekolah untuk memberikan penghargaan atas prestasi akademik siswanya dari mulai kelas X. Yaitu mereka yang telah berjuang dari awal, jauh dari teman-teman yang lain.
Di sinilah perjuangan Rivaldi dimulai. Saat sekolahnya menaruh harapan kepada seluruh siswanya untuk lulus 100% serta beberapa siswa yang diharapkan akan mengharumkan nama sekolah, kepala sekolah pun sampai memberikan perlakuan khusus insentif latihan, pelatihan di Puncak, Bogor, Jawa Barat bersama guru-guru di bidang UN.
"Terlepas bahwa saya adalah siswa khusus, saya tetaplah peserta UN biasa, yang akan ujian bersama teman-teman yang lain juga pada hari H pelaksanaan UN," ujar Rivaldi.
Bagaimana menjadi terbaik dari yang terbaik? Rivaldi menjelaskan, tentunya dengan memahami semua pembelajaran yang diberikan dengan serius, memahami seluk-beluk soal, dan berusaha semaksimal mungkin. Namun kembali, hanya kuasa Allah yang menentukan. Dalam benaknya, reputasi nomor sekian, yang penting harus melakukan sesuatu yang terbaik, dari sebelum pelaksanaan UN dimulai.
Rivaldi juga menceritakan, sebelum pelaksanaan UN, ia membuat target nilai UN yang ditempelkannya pada dinding kamar.
"Memang hanya tulisan tangan dengan coretan. Tapi menurut saya, itu menjadi motivasi tersendiri buat saya. Karena setiap ucapan serta tindakan adalah doa."
Kamis 24 Mei 2013, hasil UN pun diumumkan. Sebelum membuka website Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Rivaldi mencoba menelepon gurunya, yaitu Bu Intan Nurcahya untuk mengetahui hasilnya. Karena 1 hari sebelum pengumuman di internet, sekolah sudah diberikan datanya oleh dinas. Ini yang dikatakan gurunya, "Selamat ya Rivaldi, ibu bangga punya anak didik seperti kamu. Titip salam untuk kakek dan nenek di rumah."
"Lalu, bagaimana kira-kira hasil UN saya, Bu?" tanya Rivaldi kepada gurunya. "Pokoknya kamu berhasil menjadi yang terbaik Rivaldi," jawab Bu Intan.
Demikianlah sebuah pengalaman cerita terbaik Rivaldi di tahun 2013 sebagai lulusan terbaik SMKN 53 Jakarta. Sebuah pengabdian untuk apa yang telah sekolah berikan kepadanya, atas apa yang telah ia lakukan. Sekali lagi "Saya Meraih Sesuatu yang Berharga" karena dalam mengejar suatu impian, memang ada maksud tertentu yang ingin kita dapatkan, namun perlu juga dilandasi dengan keikhlasan dan niat baik untuk bersungguh-sungguh dari lubuk hati yang paling dalam. Terima kasih 2013! (Rivaldi Bratanegara/mar)
Rivaldi Bratanegara adalah lulusan terbaik SMKN 53 Jakarta dan pewarta warga.
Disclaimer
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Mulai 3 Desember sampai 13 desember 2013 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan "Terima Kasihku untuk 2013". Ada kado akhir tahun dari Liputan6.com dan Dyslexis Cloth bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.
Dalam isi pidatonya, Rivaldi mengungkapkan UN dianggap dua kata yang menghantui siswa-siswi SMK dan SMA serta SMP di seluruh Indonesia. Bagaimana tidak, 2013 adalah tahun perdana pelaksanaan UN menggunakan 20 kode paket soal. Ini menunjukkan soal setiap siswa lebih bervariasi. Seiring dengan hal itu, ketakutan pun juga menghampiri sebagian siswa di sekolah SMKN 53 Jakarta.
Namun mereka selalu diberitahu gurunya untuk lebih bersikap positif. Jika ada 20 paket soal, ya tetap kita mengerjakan 1 paket soal saja kan?
"Itulah yang membuat saya dan teman-teman terpacu dalam belajar. Walaupun kami dari SMK, kami harus bisa lebih bijak saat siswa sekolah lain mengeluh. Kita harus sudah bertindak," ucap Rivaldi.
Awal Januari 2013, sekolahnya sudah melaksanakan kegiatan Pendalaman Materi (PM) bagi semua siswa untuk menghadapi UN.
"Namun saya selalu merasa bahwa PM yang saya dapati itu kurang. Memang, sejak kelas X selalu mendapat peringkat 1, dan itu bukan sesuatu yang mudah. Karena menurut saya merupakan sebuah perjuangan demi menggapai cita-cita saya," katanya.
Rivaldi juga menambahkan, ia selalu menghubungi gurunya jikalau ada kesulitan dalam menjawab setiap soal.
Kebijakan Baru
Tahun 2013, kepala sekolah memiliki kebijakan bahwa perwakilan setiap 1 kelas, maksimal 2 orang, yaitu peringkat 1 dan 2, pada saat di kelas XII untuk mengikuti kelas khusus yang akan dilatih secara khusus untuk mencetak nilai-nilai terbaik, yang akan mendongkrak nama sekolah nantinya. Di situlah nama Rivaldi terpilih sebagai peringkat pertama, sedangkan peringkat kedua oleh temannya yang mewakili kelas XII Teknik Audio Video 1, dan bersama 13 teman dari kelas dan jurusan lainnya.
Mengapa sekolah kami mengadakan pelatihan siswa khusus? Ini adalah upaya sekolah untuk memberikan penghargaan atas prestasi akademik siswanya dari mulai kelas X. Yaitu mereka yang telah berjuang dari awal, jauh dari teman-teman yang lain.
Di sinilah perjuangan Rivaldi dimulai. Saat sekolahnya menaruh harapan kepada seluruh siswanya untuk lulus 100% serta beberapa siswa yang diharapkan akan mengharumkan nama sekolah, kepala sekolah pun sampai memberikan perlakuan khusus insentif latihan, pelatihan di Puncak, Bogor, Jawa Barat bersama guru-guru di bidang UN.
"Terlepas bahwa saya adalah siswa khusus, saya tetaplah peserta UN biasa, yang akan ujian bersama teman-teman yang lain juga pada hari H pelaksanaan UN," ujar Rivaldi.
Bagaimana menjadi terbaik dari yang terbaik? Rivaldi menjelaskan, tentunya dengan memahami semua pembelajaran yang diberikan dengan serius, memahami seluk-beluk soal, dan berusaha semaksimal mungkin. Namun kembali, hanya kuasa Allah yang menentukan. Dalam benaknya, reputasi nomor sekian, yang penting harus melakukan sesuatu yang terbaik, dari sebelum pelaksanaan UN dimulai.
Rivaldi juga menceritakan, sebelum pelaksanaan UN, ia membuat target nilai UN yang ditempelkannya pada dinding kamar.
"Memang hanya tulisan tangan dengan coretan. Tapi menurut saya, itu menjadi motivasi tersendiri buat saya. Karena setiap ucapan serta tindakan adalah doa."
Kamis 24 Mei 2013, hasil UN pun diumumkan. Sebelum membuka website Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Rivaldi mencoba menelepon gurunya, yaitu Bu Intan Nurcahya untuk mengetahui hasilnya. Karena 1 hari sebelum pengumuman di internet, sekolah sudah diberikan datanya oleh dinas. Ini yang dikatakan gurunya, "Selamat ya Rivaldi, ibu bangga punya anak didik seperti kamu. Titip salam untuk kakek dan nenek di rumah."
"Lalu, bagaimana kira-kira hasil UN saya, Bu?" tanya Rivaldi kepada gurunya. "Pokoknya kamu berhasil menjadi yang terbaik Rivaldi," jawab Bu Intan.
Demikianlah sebuah pengalaman cerita terbaik Rivaldi di tahun 2013 sebagai lulusan terbaik SMKN 53 Jakarta. Sebuah pengabdian untuk apa yang telah sekolah berikan kepadanya, atas apa yang telah ia lakukan. Sekali lagi "Saya Meraih Sesuatu yang Berharga" karena dalam mengejar suatu impian, memang ada maksud tertentu yang ingin kita dapatkan, namun perlu juga dilandasi dengan keikhlasan dan niat baik untuk bersungguh-sungguh dari lubuk hati yang paling dalam. Terima kasih 2013! (Rivaldi Bratanegara/mar)
Rivaldi Bratanegara adalah lulusan terbaik SMKN 53 Jakarta dan pewarta warga.
Disclaimer
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Mulai 3 Desember sampai 13 desember 2013 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan "Terima Kasihku untuk 2013". Ada kado akhir tahun dari Liputan6.com dan Dyslexis Cloth bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.