Citizen6, Garut: Keindahan dan panorama alam dibeberapa kawasan di Kabupaten Garut, menjadikan tempat ini destinasi wisata bagi masyarakat Garut maupun yang datang dari daerah lain. Banyaknya objek wisata tentunya akan menjadi aset bagi kabupaten itu sendiri serta akan bertambahnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata. Tentunya hal tersebut harus dikelola dengan baik oleh pemerintah supaya antusias masyarakat yang ingin menikmatinya betul-betul merasakannya.
Â
Seperti halnya yang terjadi di salah satu objek wisata di Garut yaitu Situ Bagendit. Banyak orang yang ingin menikmati pemandangan dilatarbelakangi air, sepertinya pupus setelah masuk dan merasakan di dalamnya. Keindahan hamparan situ yang sebelumnya menjadi primadona pemerintah Kabupaten Garut, kini hilang dengan di tumbuhinya eceng gondok serta teratai. Ditambah dengan kotornya air situ dan semakin menyempitnya luas kawasan wisata tersebut. Hal ini disebabkan sistem pengelolaan yang dirasa kurang dari pemerintah setempat, sehingga kondisi situ atau danau menjadi tidak terawat.
Hal ini menimbulan rasa prihatin dari masyarakat terutama dari pendamping pengelola wisata situ Bagendit yaitu Kelompok Pengerak Pariwisata (Kompepar). Ketua Kompepar objek wisata Situ Bagendit, Aut Supriadi mengatakan, "Saya sangat prihatin sekali melihat kondisi Situ Bagendit yang sekarang dipenuhi dengan eceng gondok dan teratai. Kalau dibiarkan ini akan menyebabkan ketidaktertarikan pengunjung untuk datang kembali."
Dengan upaya agar situ bagendit tetap menjadi pilihan wisata serta dengan dana swadaya dari masyarakat, Kompepar dibantu masyarakat sekitar turut menjaga Situ Bagendit. Upaya yang di lakukan dengan cara mengangkat dan membersihkan eceng gondok dan teratai dari situ dengan cara tradisonal.
Pengangkatan eceng gondok di dalam air yang di lakukan masyarakat dengan cara tradisional tidak semaksimal apa yang di harapkan karena tebatasnya tenaga manusia. Selain itu, hanya sedikit eceng gondok yang terangkat.
Aut mengatakan, tidak adanya perhatian dari pemerintah menjadi kendala dalam upaya merawat Situ Bagendit.
"Tenaga manusia terbatas. Sedangkan pengangkatan eceng gondok di dalam air harus memerlukan alat berat (mesin pengankat) agar eceng gondok terangkat keseluruhannya. Kalau hal ini terus dibiarkan akan berdampak berkurangnya pengunjung yang datang," jelas Aut.
"Kami sudah mencoba berkoordinasi dengan pemerintah daerah yaitu Disparbud Kabupaten Garut tentang hal ini namun tidak ada respon, malah terkesan lempar tanggung jawab.Padahal PAD tiap tahun di tarik Pemda," keluh Aut. (mar)
Penulis
Piat Supriatna
Garut, garutmedikomcomunxxx@gmail.com
Disclaimer
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Â
Seperti halnya yang terjadi di salah satu objek wisata di Garut yaitu Situ Bagendit. Banyak orang yang ingin menikmati pemandangan dilatarbelakangi air, sepertinya pupus setelah masuk dan merasakan di dalamnya. Keindahan hamparan situ yang sebelumnya menjadi primadona pemerintah Kabupaten Garut, kini hilang dengan di tumbuhinya eceng gondok serta teratai. Ditambah dengan kotornya air situ dan semakin menyempitnya luas kawasan wisata tersebut. Hal ini disebabkan sistem pengelolaan yang dirasa kurang dari pemerintah setempat, sehingga kondisi situ atau danau menjadi tidak terawat.
Hal ini menimbulan rasa prihatin dari masyarakat terutama dari pendamping pengelola wisata situ Bagendit yaitu Kelompok Pengerak Pariwisata (Kompepar). Ketua Kompepar objek wisata Situ Bagendit, Aut Supriadi mengatakan, "Saya sangat prihatin sekali melihat kondisi Situ Bagendit yang sekarang dipenuhi dengan eceng gondok dan teratai. Kalau dibiarkan ini akan menyebabkan ketidaktertarikan pengunjung untuk datang kembali."
Dengan upaya agar situ bagendit tetap menjadi pilihan wisata serta dengan dana swadaya dari masyarakat, Kompepar dibantu masyarakat sekitar turut menjaga Situ Bagendit. Upaya yang di lakukan dengan cara mengangkat dan membersihkan eceng gondok dan teratai dari situ dengan cara tradisonal.
Pengangkatan eceng gondok di dalam air yang di lakukan masyarakat dengan cara tradisional tidak semaksimal apa yang di harapkan karena tebatasnya tenaga manusia. Selain itu, hanya sedikit eceng gondok yang terangkat.
Aut mengatakan, tidak adanya perhatian dari pemerintah menjadi kendala dalam upaya merawat Situ Bagendit.
"Tenaga manusia terbatas. Sedangkan pengangkatan eceng gondok di dalam air harus memerlukan alat berat (mesin pengankat) agar eceng gondok terangkat keseluruhannya. Kalau hal ini terus dibiarkan akan berdampak berkurangnya pengunjung yang datang," jelas Aut.
"Kami sudah mencoba berkoordinasi dengan pemerintah daerah yaitu Disparbud Kabupaten Garut tentang hal ini namun tidak ada respon, malah terkesan lempar tanggung jawab.Padahal PAD tiap tahun di tarik Pemda," keluh Aut. (mar)
Penulis
Piat Supriatna
Garut, garutmedikomcomunxxx@gmail.com
Disclaimer
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.