Mengenal Apa Itu Crypto Bubbles

Dalam dunia aset kripto terdapat berbagai istilah yang sering digunakan oleh para investor kripto dalam membaca pergerakan harga ataupun kondisi harga.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 20 Jan 2022, 05:51 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2022, 15:22 WIB
Ilustrasi aset kripto, mata uang kripto, Bitcoin, Ethereum, Ripple
Ilustrasi aset kripto, mata uang kripto, Bitcoin, Ethereum, Ripple. Kredit: WorldSpectrum via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Dalam dunia aset kripto terdapat berbagai istilah yang sering digunakan oleh para investor kripto dalam membaca pergerakan harga ataupun kondisi harga. 

Pada aset kripto sering muncul istilah yang disebut Crypto Bubbles. Bahkan istilah tersebut sempat ramai digunakan pada tahun 2021 saat Bitcoin sempat menyentuh harga Rp 499 juta dari rekor harga tertinggi sebelumnya di kisaran Rp 926 juta pada 14 April 2021. 

Harga Bitcoin saat ini mencapai rekor tertingginya sepanjang masa, namun akhirnya kembali merosot jauh dari jarak harga normalnya sebelum naik. Setelah kejadian tersebut muncul pertanyaan apakah cryptocurrency berada di ambang bubble. 

Lantas, apa itu crypto bubbles? Dilansir dari channel YouTube Kalkine Media, Rabu (19/1/2022), Crypto Bubbles atau gelembung aset kripto adalah sebuah fenomena seiring  sebuah aset kripto harganya mengalami lonjakan sangat  tinggi dari nilai yang sebenarnya dalam waktu tertentu.

Meskipun begitu, lonjakan tersebut akan diikuti oleh penurunan yang cepat dan tajam oleh aset kripto tersebut yang dapat menimbulkan kerugian bagi para investor. 

istilah crypto bubble ini menggambarkan harga sebuah aset kripto bisa naik tinggi kemudian pecah dan harganya merosot ke bawah baik itu dalam waktu yang dekat, maupun jangka waktu yang cukup lama. 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Harga Aset Kripto per 19 Januari 2021

Bitcoin - Image by mohamed Hassan from Pixabay
Bitcoin - Image by mohamed Hassan from Pixabay

Sebelumnya harga Bitcoin, Ethereum dan jajaran aset kripto teratas mengalami kenaikan dan penurunan yang bervariasi pada Rabu pagi, 19 Januari 2022. Beberapa aset kripto yang pada sesi perdagangan hari sebelumnya melemah, pada Rabu pagi ini mulai kembali naik. 

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Rabu pagi,  Aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) naik dalam satu hari terakhir sebesar  40 persen. Namun, masih melemah sebesar 0,79 persen dalam sepekan. Saat ini, harga BTC kembali bergerak naik menyentuh level USD 42.356,01 per koin atau setara Rp 608,1 juta (asumsi kurs Rp 14.358 per dolar AS). 

Sedangkan Ethereum (ETH) sebagai aset kripto terbesar kedua harus melemah sebesar 0,75 persen dalam satu hari terakhir dan 1,62 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 3.180,17 per koin. 

Selanjutnya, Binance coin (BNB) yang juga ikut melemah sebesar 0,14 persen dalam 24 jam terakhir, tetapi menguat 2,72 persen dalam sepekan. Hal itu membuat BNB berada di level USD 473,55 per koin. BNB menjadi salah satu set kripto yang memiliki performa apik sejauh ini.

Solana (SOL), yang pada hari sebelumnya meradang, hari ini mulai merangkak naik sebesar 1,07 persen dalam satu hari terakhir dan 0,62 persen dalam sepekan. Saat ini harga SOL berada di level USD 141,15 per koinnya.

Sama seperti hari sebelumnya,  untuk Stablecoin seperti Tether (USDT) dan USD coin (USDC), masing-masing masih stabil di harga USD 1,00 dan tidak menunjukkan penurunan yang signifikan.

Terakhir, Cardano (ADA) yang sebelumnya meroket tinggi, kini harus kembali melemah sebesar 2,00 persen dalam 24 jam terakhir. Namun dalam sepekan masih menunjukkan kenaikan yang cukup tinggi yaitu 27,38 persen. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 1,50 per koin.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya