Liputan6.com, Jakarta - Cent, merupakan salah satu marketplace NFT pertama yang memungkinkan pengguna untuk menandai sebuah tweet dan menjualnya sebagai NFT.
Pihak perusahaan baru-baru ini mengumumkan penangguhan hampir semua aktivitasnya karena masalah plagiarisme. Cent yang terkenal karena menjadi tempat penjualan tweet pertama pendiri Twitter Jack Dorsey seharga USD 2,9 juta (Rp 41,3 miliar) mengakui industri NFT-nya sedang menghadapi masalah.
Pendiri dan CEO Cent, Cameron Hejazi mengatakan, aktivitas di pasarnya telah ditangguhkan sejak 6 Februari. Namun, bagian dari platform yang didedikasikan untuk memperdagangkan NFT tweet masih aktif.Â
Advertisement
"Ada spektrum aktivitas yang terjadi yang pada dasarnya tidak boleh terjadi seperti, secara hukum, “ kata Hejazi, dikutip dari Bitcoin.com, Kamis (24/2/2022).
Baca Juga
Dia menuturkan, perusahaan terpaksa mengambil pendekatan di seluruh platform karena setiap kali melarang akun yang terlibat dalam aktivitas ini, dua atau tiga akun lagi akan muncul.Â
Namun, masalah ini tidak hanya terjadi pada Cent, yang hanya memiliki 150 ribu pengguna. Hejazi menyatakan ini adalah masalah seluruh industri dan pernyataan dari OpenSea, salah satu pasar NFT terbesar berdasarkan volume penjualan, tampaknya mengkonfirmasi hal ini.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Mengenal Perbedaan NFT dan Crypto
Sebelumnya, Non-Fungible Token atau sering disingkat NFT menjadi tren yang berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Di Indonesia sendiri, baru-baru ini NFT menjadi salah satu perbincangan hangat karena banyak publik figur dan pejabat yang masuk ke dunia ini.Â
Sama seperti NFT, cryptocurrency juga menjadi salah satu perbincangan di dunia dan menjadikannya salah satu aset investasi yang cukup populer. Meskipun NFT dan crypto sama-sama merupakan aset digital, lantas apa perbedaan antara keduanya?
Apa itu NFT?
NFT adalah semacam token yang tidak dapat ditukarkan, biasanya ditemukan di dalam teknologi blockchain. NFT meski sudah ada sejak 2014, tetapi popularitasnya semakin meningkat pada 2020-2021. Setelah itu, semakin banyak orang yang tertarik dalam melakukan transaksi NFT di berbagai platform.
Dilansir dari CNN, Kamis, 20 Januari 2022, NFT adalah bagian dari konten digital yang ditautkan ke blockchain, atau basis data digital yang juga menopang cryptocurrency seperti Bitcoin dan Ethereum.Â
NFT biasanya digunakan untuk membeli dan menjual karya seni digital dan dapat berbentuk GIF, tweet, kartu perdagangan virtual, gambar objek fisik, kulit video game, real estat virtual, dan banyak lagi.
Apa itu cryptocurrency?
Cryptocurrency atau mata uang kripto, sering disebut juga aset kripto atau crypto adalah sebuah mata uang digital atau aset digital yang tengah cukup populer dalam beberapa tahun terakhir.Â
Dilansir dari Investopedia, Kamis (20/1/2022), cryptocurrency atau crypto adalah mata uang digital atau virtual yang dijamin dengan kriptografi, yang membuatnya hampir tidak mungkin untuk dipalsukan atau dibelanjakan ganda.
Banyak cryptocurrency adalah jaringan terdesentralisasi berdasarkan teknologi blockchain atau buku besar terdistribusi yang ditegakkan oleh jaringan komputer yang berbeda.
Fitur yang menentukan dari cryptocurrency adalah mereka umumnya tidak dikeluarkan oleh otoritas pusat mana pun, menjadikannya secara teoritis kebal terhadap campur tangan atau manipulasi pemerintah.
Â
Advertisement
Perbedaan
Perbedaan NFT dan Crypto
Hal yang membedakan antara NFT dan cryptocurrency adalah aset kripto seperti Bitcoin dan Ethereum dapat dipertukarkan, artinya dapat diganti atau ditukar dengan aset lain yang identik dengan nilai yang sama, seperti uang dolar atau crypto lainnya.
Sedangkan NFT adalah sebuah aset yang unik dan tidak dapat saling dipertukarkan, atau dalam kata lain tidak ada dua NFT yang sama. NFT menciptakan kelangkaan di antara aset yang tersedia tanpa batas, bahkan ada sertifikat keaslian untuk membuktikannya.