Garap Proyek Metaverse Indonesia, Grup WIR Usung Kearifan Lokal

Direktur Utama Grup WIR, Michel Budi menuturkan, dengan adanya metaverse ini cara komunikasi bisa berubah dan lebih ekspresif.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 11 Jun 2022, 06:22 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2022, 06:22 WIB
Panel diskusi dengan tema "Indonesia to Enter The Metaverse - What's In It For Us?" yang diselenggarakan Grup WIR, Jumat (10/6/2022). (Foto: Liputan6.com/Gagas Y.P)
Panel diskusi dengan tema "Indonesia to Enter The Metaverse - What's In It For Us?" yang diselenggarakan Grup WIR, Jumat (10/6/2022). (Foto: Liputan6.com/Gagas Y.P)

Liputan6.com, Jakarta - PT WIR Asia Tbk (Grup WIR), perusahaan berbasis teknologi Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR) dan Artificial Intelligence (AI) yang telah mendalami industri ini sejak 2009 tengah menggarap proyek Metaverse Indonesia. 

Proyek metaverse ini digadang-gadang akan membawa kearifan lokal Indonesia dan akan ditampilkan pada presidensi G20 nanti. 

Direktur Utama Grup WIR, Michel Budi menuturkan, dengan adanya metaverse ini cara komunikasi bisa berubah dan lebih ekspresif. 

"Jika di era sekarang kita komunikasi via chat menggunakan emoji, nanti di metaverse kita akan saling mengirim avatar yang tentunya lebih ekspresif dan komplit," jelas Michel dalam panel diskusi dengan tema "Indonesia to Enter The Metaverse - What's In It For Us?" yang diselenggarakan Grup WIR, Jumat, 10 Juni 2022.

Selain itu Michel menuturkan, tren metaverse akan semakin berkembang sejalan dengan perusahaan teknologi yang mulai mengeluarkan device dengan harga-harga terjangkau.

"Mungkin lama-lama harga device tersebut bisa seharga handphone," ujar Michel. 

Keamanan di Metaverse Indonesia

Chief Metaverse Officer Grup WIR, Stephen NG mengungkapkan keamanan di Metaverse Indonesia menjadi prioritas pihaknya. 

"Metaverse Indonesia dibangun dengan kearifan lokal, risiko yang akan timbul sejak awal sudah kami pikirkan. Dalam metaverse bisa saja satu orang memiliki avatar yang berbeda. Maka dari itu kami bekerja sama dengan berbagai pihak agar bisa tahu siapa orang di balik avatar tersebut," ujar Stephen. 

"Kita juga meminta dukungan dari Kominfo agar Metaverse Indonesia diisi dengan konten-konten positif," lanjut Stephen. 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kontribusi Metaverse di Indonesia

Pemberian plakat dari grup WIR kepada Kementerian Kominfo yang diwakiliki staf khusus Kementerian Kominfo, Philip Gobang (Foto: Liputan6.com/Gagas YP)
Pemberian plakat dari grup WIR kepada Kementerian Kominfo yang diwakiliki staf khusus Kementerian Kominfo, Philip Gobang (Foto: Liputan6.com/Gagas YP)

Adapun Stephen menjelaskan nantinya di Metaverse Indonesia para pengguna tidak datang hanya sebagai konsumen tetapi juga bisa sebagai kreator  

"Maka dari itu kita ajak anak-anak muda agar nanti bisa membuat konten edukatif. Banyak pihak yang ingin bekerja sama dengan kita untuk membuat konten edukasi untuk anak-anak," kata Stephen. 

Kontribusi Metaverse Indonesia

Berkembangnya teknologi metaverse di Indonesia menurut Michel dapat berkontribusi bagi kehidupan di dunia nyata dan kemajuan ekonomi di Indonesia.

"Contoh kasusnya kami sempat membuat toko virtual untuk orang-orang berjualan dengan konsep metaverse secara kecil seperti franchise, itu salah satu kasus kontribusi metaverse," ujar Michel. 

"Begitu juga dengan sektor edukasi. Metaverse dapat memberikan informasi secara real time sehingga manfaatnya langsung dirasakan, pungkas Michel. 

Sebelumnya, Grup WIR belum lama ini bekerja sama dengan aplikasi edukasi, CAKAP untuk menghadirkan sektor edukasi di metaverse. 

Proyek tersebut dibawa oleh Grup WIR untuk ditampilkan di Indonesia Pavilion pada acara World Economy Forum di Davos.

 

Kembangkan Metaverse, WIR Asia Pastikan Keamanan Jadi Prioritas

Metaverse
Ilustrasi metaverse. (Pexels.com/ThisIsEngineering)

Sebelumnya, isu keamanan dan privasi menjadi yang cukup krusial dewasa ini. Lantaran, semakin pesat teknologi berkembang, maka ancaman terhadap keamanan dan privasi tampaknya juga semakin tinggi jika tak diikuti dengan edukasi.

Hal itu juga menjadi salah satu prioritas PT WIR Asia Tbk (WIRG) sebagai perusahaan penyedia layanan teknologi. WIRG akrab dengan ekosistem metaverse yang saat ini tengah naik daun.

Namun, sayangnya belum banyak yang mengerti prinsip operasional dari teknologi di dalamnya. Sehingga perseroan bersama sejumlah pihak kerap mengadakan diskusi untuk merumuskan upaya optimal dalam mengantisipasi serangan maya.

“Secutity pasti jadi prioritas, karena tidak hanya di metaverse. Saya banyak bertemu dengan pihak perbankan lalu dengan OJK bahas ini. Dengan Kominfo juga, kita sama-sama mendiskusikan (keamanan dan privasi) di metaverse,” kata Direktur Utama PT WIR Asia Tbk Michel Budi dalam webinar Indonesia Investment Education, ditulis Minggu (29/5/2022).

 

Garap Sejumlah Proyek

Metaverse
Ilustrasi metaverse. (Pexels.com/Tima Miroshnichenko)

PT WIR Asia Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia dan Asia Tenggara yang menyediakan jasa teknologi realitas digital dan metaverse melalui augmented reality, virtual reality dan artificial intelligence yang memungkinkan terciptanya interaksi antara dunia nyata dan virtual.

"Jadi edukasi yang paling penting. Kerjasama dengan Kominfo perlu ditingkatkan untuk mengedukasi masyarakat,” imbuhnya.

Hingga saat ini grup WIR juga telah menyelesaikan berbagai macam proyek untuk korporasi dan beragam sektor industri di lebih dari 20 negara WIR group  juga memiliki lima paten teknologi yang terdaftar dalam lingkup teknologi EA serta telah menerima berbagai penghargaan dan pengakuan internasional.

Di antaranya ada paten untuk teknologi Augmented Reality (AR) 4 dimensi (4D) serta beberapa fitur lainnya. Sementara untuk paten atau lisensi software, perusahaan belum mengantonginya.

"Paten ada lima. Menariknya, di Indonesia kita tidak bisa mendaftar sebagai software. Kalau di US atau Korea bisa, di Indonesia tidak semudah itu,” kata dia.

Infografis: 5 NFT termahal di Dunia (Liputan6.com / Abdillah)
Infografis: 5 NFT termahal di Dunia (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya