Bahan Perbincangan Anak Muda
Pengamat sekaligus Marketing Growth Pintu Timothius Martin, menjelaskan Metaverse adalah sebuah dunia virtual di mana kita dapat berinteraksi dengan berbagai orang lainnya seperti di dunia nyata misalnya berkumpul, berkomunikasi, bermain gamę, bekerja, belanja, dań sebagainya.
"Di dalam dunia virtual ini, bentuk fisik berbagai hal dari dunia seperti lingkungan, langit, orang, bangunan, binatang dan sebagainya divisualisasikan oleh kode dari berbagai jaringan komputer yang biasanya memiliki karakter visual mirip dengan yang ada di dunia nyata,” kata Timothius pada Liputan6.com, ditulis Sabtu (8/1/2022).
Selain itu, menurut dia yang berbeda dari metaverse dengan sebuah game biasa, adalah pengalaman berada di dalam metaverse dibuat semirip mungkin dengan menggabungkan teknologi Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR), dan juga Blockchain.
Teknologi blockchain di dalam cryptocurrency memungkinkan users di dalam metaverse untuk bertransaksi dan memiliki hal-hal virtual di metaverse tersebut seperti tanah, karakter, baju, mobil, dan sebagainya secara cepat, terbuka, dan aman.
Di Indonesia , euforia mengenai cryptocurrency, NFT, dan metaverse sangat terasa di kalangan Gen-Z khusus. Mereka sudah terbiasa dari kecil hidup di dunia virtual dengan konsep yang mirip dengan metaverse yaitu di dalam game dan social media.
"Metaverse mulai menjadi bahan pembicaraan di kalangan muda ini saat mereka berkumpul. Saya rasa metaverse masih dalam fase eksplorasi dan edukasi. Seiring dengan perkembangan teknologi dan lebih banyaknya orang yang mengerti kripto, NFT, dan metaverse,” kata Timothy.
“Maka sangatlah mungkin suatu saat jutaan dari orang Indonesia memiliki kehidupan di dunia metaverse mirip seperti saat ini kita memiliki kehidupan digital di Instagram, Facebook, dan TikTok,” pungkasnya.
Gabungan Dunia Fisik dan Digital
Menurut The Guardian, metaverse adalah tempat di mana dunia fisik dan digital bersatu.
Metaverse merupakan ruang di mana representasi digital dari seseorang atau avatar, berinteraksi dengan bekerja dan bermain, melakukan pertemuan di kantor mereka, pergi ke konser atau mencoba baju.
Mark Zuckerberg, pendiri dan CEO Facebook yang sekarang sudah berganti nama menjadi Meta, mengungkapkan bahwa istilah "meta" berasal dari kata Yunani yang dalam bahasa Inggris berarti "beyond" atau "melampaui."
Zuckerberg mengatakan, dengan metaverse, seseorang bisa melakukan hampir semua hal yang bisa dibayangkan seperti berkumpul dengan teman dan keluarga, bekerja, belajar, bermain, berbelanja, hingga berkreasi.
"Serta pengalaman yang benar-benar baru yang tidak sesuai dengan cara yang kita pikirkan mengenai komputer atau telepon hari ini," katanya.
"Di masa depan ini, Anda akan bisa berteleportasi secara instan sebagai hologram untuk berada di kantor tanpa bepergian, di konser dengan teman, atau di ruang tamu orangtua Anda untuk bertemu," kata Zuckerberg.
Berita Terbaru
100 Ucapan Selamat Natal dan Tahun Baru 2025 dari Muslim, Penuh Makna Mendalam
Kapolri: Selamat Natal, Mari Genggam Erat Persatuan dan Kesatuan
Top 3: Manfaat Daun Singkong untuk Kesehatan
Top 3 Berita Bola: 2 Pemain Senior Manchester United Bisa Susul Marcus Rashford
Pejabat Publik hingga Tokoh Agama Ucapkan Selamat Natal di Platform X, Bikin Damai dan Sejuk
Beroperasi Terbatas Saat Nataru, Tol Fungsional Probowangi, Gending-Kraksaan Diharapkan Kurangi Waktu Tempuh
Mengapa Tak Ada Sosok Anak Lelaki Putra Mahkota Norwegia di Foto Natal Kerajaan 2024?
Bocoran Penerapan BLT Subsidi BBM, Siap-Siap!
Agar Tampil Elegan di Hari Raya, Ini 5 Inspirasi Model Atasan Brokat Terbaru untuk Lebaran ala Selebriti
Influencer Dwi Handayani: Yang Diwariskan ke Anak Itu Uang, Jangan Penyakit!
Ariana Grande Berdonasi Jelang Natal untuk Anak-anak di Rumah Sakit Manchester, Memperingati Tujuh Tahun Tragedi Bom
Katedral Jakarta Gelar 3 Misa Natal pada 25 Desember 2024, Siap Tampung 4.300 Jemaat