Mantan Direktur Teknik FTX Diduga Negosiasi dengan Jaksa demi Bebas Hukuman

Beberapa direksi FTX dalam pantauan regulator AS, kini mantan direktur teknik FTX juga dalam pengawasan.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 16 Jan 2023, 08:25 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2023, 08:25 WIB
Pendiri Kripto FTX Sam Bankman-Fried Ditangkap Polisi di Bahama
Pendiri FTX Sam Bankman-Fried (kiri) dibawa pergi dengan tangan diborgol oleh petugas Kepolisian Kerajaan Bahama di Nassau, Bahamas, 13 Desember 2022. Berita penangkapan ini tentunya tidak mengejutkan, mengingat pada Jumat lalu, Departemen Kehakiman mengatakan bahwa pihaknya terus memantau kebangkrutan FTX, yang diperkirakan akan merugikan lebih dari satu juta orang. (Mario Duncanson/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa hari lalu, sebuah laporan merinci, mantan direktur teknik di FTX, Nishad Singh berada di bawah radar pengawasan petugas penegak hukum AS dari Distrik Selatan New York (SDNY). 

Dilansir dari Bitcoin.com, Senin (16/1/2023), informasi tersebut diungkapkan oleh “orang-orang yang mengetahui masalah tersebut” dan aktivitas Singh akhir-akhir ini tidak diketahui.

Sejauh ini, hal yang diketahui tentang Nishad Singh adalah dia menyumbangkan USD 9,3 juta atau setara Rp 143,7 miliar (asumsi kurs Rp 15.457 per dolar AS) kepada kandidat politik Demokrat AS sejak 2020. 

Singh juga diduga menyumbangkan kode ke platform FTX dan detail dokumen kebangkrutan Singh meminjam USD 543 juta atau setara Rp 8,3 triliun dari Alameda Research sebelum bisnisnya runtuh.

Lakukan Penawaran dengan Penegak Hukum Setempat

Pada Selasa, 10 Januari 2023 laporan lain yang diterbitkan oleh Bloomberg merinci Singh telah terlihat di wilayah Distrik Selatan New York (SDNY) dan telah mengadakan sesi penawaran dengan penegak hukum setempat. 

Seringkali, sesi penawaran dimaksudkan untuk memungkinkan terdakwa atau tersangka mengurangi atau membebaskan paparan kriminal mereka.

Namun, mereka tidak selalu berhasil untuk individu tersebut dan setelah sesi penawaran dikatakan dan dilakukan, seorang peserta masih dapat didakwa dengan tindak pidana yang sama. Dugaan pertemuan Singh juga didokumentasikan dan diungkapkan oleh "orang-orang yang mengetahui masalah tersebut".

Ava Benny-Morrison dari Bloomberg merinci jika Singh bekerja sama dengan cara yang sama seperti salah satu pendiri FTX Gary Wang dan mantan CEO Alameda Caroline Ellison. 

Selain dugaan sesi penawaran dengan jaksa Singh dan SDNY, Charles Gasparino dari Fox Business Network merinci minggu ini jaksa mengeluh sumber daya mungkin habis dalam penyelidikan penipuan yang melibatkan FTX dan SBF.

“Jaksa memberi tahu pengacara yang terkait dengan investigasi penipuan Sam Bankman-Fried kasus ini sangat luas sehingga dapat menghabiskan sumber daya Distrik Selatan karena mencakup potensi suap, pelanggaran kontribusi kampanye, manipulasi pasar selain pencurian dan penipuan,” tulis Gasparino pada Senin.

Akibat pernyataan itu, tidak sedikit orang yang bergurau tentang keadaan pemerintah dan beberapa orang juga mencemooh soal SBF yang menyebut menghabiskan sumber daya adalah keahlian SBF.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Terungkap, 5 Hal Ini Diduga Penyebab Kebangkrutan FTX

Pendiri Kripto FTX Sam Bankman-Fried Ditangkap Polisi di Bahama
Pendiri FTX Sam Bankman-Fried (kedua kiri) dibawa pergi dengan tangan diborgol oleh petugas Kepolisian Kerajaan Bahama di Nassau, Bahamas, 13 Desember 2022. Penangkapan ini terjadi setelah kantor kejaksaan menerima pemberitahuan resmi dari Amerika Serikat bahwa mereka telah mengajukan tuntutan pidana terhadap Sam Bankman-Fried dan kemungkinan akan meminta ekstradisinya. (Mario Duncanson/AFP)

Sebelumnya, CEO baru FTX John Jay Ray III mengajukan kesaksian tertulis yang menguraikan beberapa praktik manajemen yang dilakukan FTX dan baru terungkap ketika FTX bangkrut.

Dilansir dari Yahoo Finance, Sabtu, 14 Januari 2023, Ray mengatakan dalam sambutannya yang telah disiapkan, kematian FTX disebabkan oleh "konsentrasi kendali mutlak di tangan sekelompok kecil individu yang sangat tidak berpengalaman dan tidak canggih”.

Selain itu, Ray, yang memimpin likuidasi Enron, telah mengungkap setidaknya lima hal berbeda yang dilakukan perusahaan dengan sebagian dari miliaran yang diperoleh dari investor dan miliaran lainnya dalam aset klien yang disimpan di bursanya. Adapun berikut lima hal yang dilakukan FTX dengan dana pelanggan.

Aset Pelanggan FTX Digabung dengan Platform Perdagangan Alameda Research

Mantan CEO FTX, Sam Bankman-Fried (SBF) mengungkapkan terkait pencampuran dana nasabah FTX dengan Alameda Research adalah ketidak sengajaan. Akan tetapi, menunjukkan sistem perdagangan margin platform adalah sumber masalahnya.

"Anda memiliki perdagangan margin. Anda memiliki, Anda tahu, pelanggan saling meminjam. Alameda adalah salah satunya. Saya terus terang terkejut dengan seberapa besar posisi Alameda, yang menunjukkan kegagalan pengawasan di pihak saya,"kata SBF, dalam sebuah wawancara. 

Namun, menurut Ray penggabungan dana ini tidak pernah dia lihat sebelumnya dari berbagai pertukaran kripto. 

 


Terlibat Perdagangan Margin

Pendiri Kripto FTX Sam Bankman-Fried Ditangkap Polisi di Bahama
Pendiri FTX Sam Bankman-Fried (kedua kiri) dibawa pergi dengan tangan diborgol oleh petugas Kepolisian Kerajaan Bahama di Nassau, Bahamas, 13 Desember 2022. Bankman-Fried dijadwalkan akan bersaksi di hadapan Kongres di Komite Jasa Keuangan DPR AS, namun hal itu batal dilakukan karena eks CEO FTX itu telah ditahan berdasarkan dakwaan tertutup. (Mario Duncanson/AFP)

Alameda Gunakan Dana Klien untuk Terlibat dalam Perdagangan Margin

Dalam sebuah cuitan di Twitter yang sudah dihapus sejak 8 November, Bankman-Fried mengatakan aset pelanggan FTX didukung satu banding satu.

Namun, ketika ditanya di Twitter Spaces apakah pernyataan ini benar, Bankman-Fried menyebut pernyataan tersebut benar tetapi ada sebuah masalah.

“Masalahnya adalah itu mencakup saldo negatif untuk beberapa pelanggan. Aset pelanggan bersih sama dengan aset bersih di platform. aset pelanggan kotor tidak,” ujar SBF. 

Grup FTX Lakukan Pesta Belanja pada Akhir 2021 Hingga 2022

Dalam pesta belanja tersebut, di mana sekitar USD 5 miliar (Rp 78,3 triliun) dihabiskan untuk membeli segudang bisnis dan investasi, banyak di antaranya mungkin hanya bernilai sebagian kecil dari apa yang dibayarkan untuk mereka.

Daftar investasi oleh firma perdagangan saudara Alameda Research sendiri mencapai USD 5,2 miliar yang tersebar di sekitar 474 perusahaan. Awalnya didukung oleh nama dan pengaruh FTX, startup ini kemungkinan tidak akan mendapatkan harga yang dibayar FTX terlepas dari kesuksesan independen yang mungkin mereka miliki, menurut penilaian Ray.


Memiliki Pinjaman

Pendiri Kripto FTX Sam Bankman-Fried Ditangkap Polisi di Bahama
Pendiri FTX Sam Bankman-Fried (tengah) dibawa pergi dengan tangan diborgol oleh petugas Kepolisian Kerajaan Bahama di Nassau, Bahamas, 13 Desember 2022. Kantor Kejaksaan Agung Bahama mengumumkan bahwa Sam Bankman-Fried telah ditangkap dan kemungkinan akan diekstradisi dalam waktu singkat kembali ke Amerika Serikat untuk diadili. (Mario Duncanson/AFP)

Memiliki Pinjaman pada Orang Dalam Lebih dari USD 1 Miliar

Dalam pernyataan asli Ray untuk proses kebangkrutan Grup FTX, dia sebelumnya menyoroti bagaimana Alameda meminjamkan USD 2,3 miliar kepada perusahaan afiliasi seperti Paper Bird Inc, satu miliar kepada Bankman-Fried, USD 543 juta lainnya kepada Mantan Direktur Teknik FTX Nishad Singh, dan USD 55 juta untuk mantan CEO FTX Digital Markets Ryan Salame.

Model Bisnis Alameda Research Tidak Aman

Model bisnis Alameda sebagai pembuat pasar mengharuskan penggelaran dana ke berbagai bursa pihak ketiga yang pada dasarnya tidak aman, dan semakin diperparah oleh perlindungan terbatas yang ditawarkan di yurisdiksi asing tertentu.

Pasar untuk total aset kripto turun 62 persen dari USD 1,4 triliun menjadi USD 843 miliar sejak awal Januari. Karena harga cryptocurrency telah jatuh sepanjang tahun, Alameda diperkirakan akan mengalami kerugian besar.

Pada Juni, ia meminjamkan USD 200 juta pinjaman kepada pemberi pinjaman kripto Voyager sebelum anak perusahaannya di AS meminjamkan USD 275 juta lagi ke BlockFi. Kedua perusahaan telah mengajukan perlindungan kebangkrutan.

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya