Liputan6.com, Jakarta - Bitcoin turun terpantau turun 0,13 persen dari 28 April hingga 5 Mei. Penurunan ini salah satunya akibat sentimen The Fed soal kenaikan suku bunga.
Dilansir dari Yahoo Finance, Sabtu (6/5/2023), pada perdagangan jelang akhir pekan, Bitcoin berhasil menguat 2,63 persen dan kini diperdagangkan di harga USD 29.598 atau setara Rp 434,4 juta (asumsi kurs Rp 14.674 per dolar AS).
Baca Juga
Minggu ini, Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS) menyampaikan kenaikan suku bunga 25 basis poin, membawa suku bunga menjadi 5 persen hingga 5,25 persen, tertinggi sejak September 2007.
Advertisement
Bank Sentral Eropa juga menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 3,25 persen pada Kamis, kenaikan suku bunga ketujuh berturut-turut dan tanda pengetatan lebih lanjut dalam perjuangannya melawan inflasi.
Kekhawatiran pasar akan potensi krisis perbankan telah kembali setelah First Republic Bank melaporkan penarikan sekitar USD 100 miliar bulan lalu atau setara Rp 1.467 triliun, menyebabkan harga sahamnya anjlok 45,4 persen minggu lalu.
Analis pasar kripto dan pendiri konsultan Crypto Granth, Nilesh Verma mengatakan, data 50 hari terakhir menunjukkan Bitcoin memantul karena ketakutan akan krisis perbankan, bersama dengan emas.
“Masalah dengan sistem perbankan global dapat meningkatkan permintaan Bitcoin, karena dianggap sebagai aset tempat berlindung yang aman oleh beberapa investor,” kata Verma.
Investor Tunggu data Inflasi AS April
Pekan depan, investor mengantisipasi rilis Indeks Harga Konsumen AS (CPI) AS April, yang dijadwalkan pada 10 Mei. Laporan Maret menunjukkan inflasi di AS naik 5 persen pada tahun ini, turun dari kenaikan 6 persen pada Februari dan menandai bulan kesembilan berturut-turut dengan inflasi yang menurun.
Harga Kripto pada Sabtu 6 Mei 2023
Sebelumnya, harga bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang seragam pada perdagangan Sabtu, (6/5/2023). Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau kembali berada di zona hijau.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Sabtu, 6 Mei 2023 pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) kembali menguat 2,53 persen dalam 24 jam dan 0,56 persen sepekan.
Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 28.749 per koin atau setara Rp 433,5 juta (asumsi kurs Rp 14.674 per dolar AS).
Ethereum (ETH) turut kembali menguat sehari terakhir. ETH naik 5,99 persen sehari terakhir dan 4,86 persen sepekan. Dengan begitu, saat ini ethereum berada di level Rp 29,17 juta per koin.
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) turut menguat. Dalam 24 jam terakhir BNB naik 1,03 persen dan 0,82 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga Rp 4,79 juta per koin.
Kemudian Cardano (ADA) kembali berada di zona hijau. ADA pulih 2,19 persen selama 24 jam terakhir, tetapi masih melemah 2,77 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level Rp 5.790 per koin.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Harga Solana
Adapun Solana (SOL) kembali menguat. SOL alami kenaikan 4,89 persen dalam sehari, tetapi masih melemah 1,80 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level Rp 335.172 per koin.
Sedangkan XRP turut menguat. XRP naik 1,72 persen dalam 24 jam, tetapi masih melemah 2,21 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga Rp 6.861 per koin.
Koin Meme Dogecoin (DOGE) kembali menguat tipis. Dalam satu hari terakhir DOGE naik 2,25 persen, tetapi masih melemah 0,31 persen sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level Rp 1.176 per token.
Harga kripto hari ini yakni stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat 0,01 persen. Hal tersebut membuat harga keduanya masih bertahan di level USD 1,00
Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,01 persen dalam 24 jam terakhir, membuat harganya masih berada di level USD 1,00.
Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto hari ini berada di level USD 1,21 triliun atau setara Rp 17.756 triliun.
Ada Krisis Perbankan AS, Tingkat Dominasi Bitcoin Justru Meroket
Sebelumnya, tingkat dominasi Bitcoin (BTC) atau Bitcoin's dominance rate, yang mengukur pangsa cryptocurrency di pasar yang lebih luas, telah meningkat tajam sejak ketidakstabilan sektor perbankan AS yang sedang berlangsung hampir dua bulan lalu.
Sejak awal Maret, tingkat dominasi Bitcoin telah meningkat dari 42 persen ke level tertinggi 22 bulan mendekati 49 persen. Kondisi tersebut menunjukkan kinerja mata uang kripto teratas cukup resilien terhadap pasar yang lebih luas.
Sebagai perbandingan, ETF perbankan regional S&P SPDR, yang berupaya mereplikasi kinerja indeks bank-bank regional AS, telah turun sebesar 35 persen dalam jangka waktu yang sama.
Pada Maret lalu, tiga bank AS yakni Silicon Valley Bank (SVB), Signature Bank (SBNY) dan Silvergate Bank (SI) mengalami kegagalan. Hal itu memicu kekhawatiran akan krisis perbankan yang parah.
First Republic Bank (FRCB) menjadi korban terbaru dari krisis perbankan. Namun, Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan sektor perbankan masih sehat dan tangguh.
Menurut Manajer Portofolio Decentral Park Capital Lewis Harland, dominasi pasar bitcoin yang tumbuh di tengah ketidakstabilan sektor perbankan dan penurunan saham perbankan adalah bukti penguatan daya tarik cryptocurrency sebagai anti-AS. bermain dolar atau bertaruh pada kelemahan dolar sama seperti emas dan minyak.
"Anda melihat kinerja BTC yang lebih baik dalam pasar crypto ketika harga saham bank regional runtuh. Ini menandakan bahwa BTC adalah permainan likuid anti-dolar berkualitas tinggi bagi investor saat krisis semakin meluas," kata Harland, mengutip laman CoinDesk, Kamis (4/5/2023).
Ekspektasi pelonggaran likuiditas baru oleh Federal Reserve (Fed) telah menguat di tengah krisis perbankan, menandakan pelemahan dolar ke depan. Pada hari Rabu, Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin dan membuka pintu untuk potensi jeda pada bulan Juni.
Advertisement