Liputan6.com, Jakarta - Harga mayoritas kripto jajaran teratas mayoritas terkoreksi dalam perdagangan 24 jam terakhir hingga Kamis, 1 Juni 2023 pukul 07.30 WIB. Pelemahan pada periode tersebut dipimpin oleh Bitcoin (BCT) dengan penurunan 1,43 persen. Sementara dalam sepekan, mayoritas kripto teratas menghijau, penguatan dipimpin XRP dengan kenaikan 13,8 persen.
Melansir data Coinmarketcap, Kamis (1/6/2023), kripto dengan kapitalisasi terbesar, Bitcoin (BTC) terpantau berada pada level USD 27.301,02 atau sekitar Rp 409,28 juta (kurs Rp 14.991,25 per USD). Dalam 24 jam terakhir, Bitcoin memimpin koreksi di antara koin teratas lainnya dengan penurunan 1,43 persen.
Baca Juga
Namun dalam sepekan, Bitcoin berhasil naik 3,88 persen. Harga Ethereum (ETH) terkoreksi 0,70 persen dalam 24 jam ke level USD 1.887,23, setara Rp 28,29 juta. Dalam sepekan, harga Ethereum naik 4,89 persen. Harga Tether (USTD) berada pada level USD 1,00, atau Rp 14.991,25.
Advertisement
Dalam 24 jam terakhir, harga kripto hari ini seperti Tether turun 0,01 persen, sedangkan dalam sepekan Tether naik tipis 0,01 persen. BNB (BNB) berad apada level USD 307,49, atau sekitar Rp 4,61 juta. Dalam 24 jam terakhir, harga BNB turun 1,21 persen.
Sedangkan dalam sepekan, BNB masih mencatatkan kenaikan 0,62 persen. USD Coin (USDC) naik 0,1 persen dalam 24 jam terakhir ke level USD 1,00, setara Rp 14.991,25, menjadi satu-satunya yang hijau pada periode tersebut. Sebaliknya, harga USD Coin malah susut 0,01 persen dalam sepekan terakhir saat kripto teratas lainnya berada di zona hijau.
Harga XRP (XRP) berada pada level USD 0,5137, atau Rp 7.701,01. Dalam 24 jam terakhir, harga XRP turun 1,01 persen. Sedangkan dalam sepekan, harga XRP melompat 13,8 persen, menjadi kenaikan tertinggi di jajaran kripto teratas untuk periode tersebut.
Cardano (ADA) turun 0,87 persen dalam 24 jam terakhir ke level USD 0,375, setara Rp 5.621,72. Dalam sepekan, harga Cardano naik 3,16 persen. Dogecoin (DOGE) turun 0,57 persen dalam 24 jam terakhir ke level USD 0,0719, atau sekitar Rp 1.077,87. Dalam sepekan, harga Dogecoin naik 1,98 persen.
Polygon (MATIC) berad apada level USD 0,08974, atau Rp 1.345,31. Harga Polygon turun 0,30 persen dalam 24 jam terakhir dan naik 2,85 persen dalam sepekan. Terakhir, Solana (SOL) turun 1,07 persen dalam 24 jam terakhir ke level USD 20,91, setara Rp 313.467,04. Dalam sepekan, Solana naik 9,21 persen.
Analis Ramal Harga Bitcoin Berpotensi Bullish pada Awal Juni 2023
Sebelumnya, Bitcoin merespons positif kesepakatan antara Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Ketua Parlemen AS, Kevin McCarthy untuk menaikkan plafon utang pemerintah AS yang berlangsung pada Sabtu, 27 Mei 2023.
Akibat ini Bitcoin berhasil keluar dari zona merah, dan naik dari USD 26.560 atau setara Rp 397,6 juta (asumsi kurs Rp 14.973 per dolar AS) sejak Sabtu malam hingga mencapai USD 28.425 atau setara Rp 425,6 juta pada Senin, 29 Mei 2023 menguat sekitar 7,00 persen.
Lonjakan harga pada sejumlah aset kripto mulai terjadi tepat setelah kesepakatan Pemerintah dan Parlemen AS yang terdiri dari kenaikan batas utang selama dua tahun ke depan dan membatasi pengeluaran Pemerintah.
Beberapa pembatasan yang dilakukan adalah menarik kembali dana Covid-19 yang tidak terpakai, mempercepat proses perizinan untuk beberapa proyek energi, dan memasukkan beberapa persyaratan kerja tambahan untuk program bantuan makanan bagi warga AS yang kurang mampu.
Kesepakatan tersebut tinggal menunggu pengesahan dari Parlemen dan Senat AS dalam beberapa waktu ke depan dan mampu meredakan kekhawatiran publik dan menghindarkan Amerika Serikat dari gagal bayar atau default.
Bitcoin Berpotensi Bullish pada Juni 2023
Financial Expert Ajaib Sekuritas, Panji Yudha, mengatakan kesepakatan ini mendapatkan respon positif bagi investor aset kripto. Keputusan Pemerintah AS untuk terus menaikkan plafon utang akan membuat nilai Dollar AS terdevaluasi.
“Di sisi lain, berpotensi membuat harga Bitcoin bergerak positif karena sejak beberapa tahun terakhir korelasi pergerakan harga Dollar AS dengan Bitcoin bergerak saling berlawanan,” kata Panji, dalam siaran pers, dikutip Rabu (31/5/2023).
Advertisement
Sentimen Positif
Selain itu, sentimen positif aset kripto juga datang dari Hong Kong, yang telah mengumumkan investor ritel akan dapat memperdagangkan aset kripto mulai pada 1 Juni 2023.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya menjadikan Hong Kong sebagai pusat aset digital. Keputusan ini merupakan sinyal positif untuk pertumbuhan aset kripto di Asia ketika wilayah lain masih mengalami ketidakpastian antara industri dan regulator.
“Keputusan regulator Hong Kong tentunya akan memicu potensi aliran dana yang besar ke dalam industri aset kripto dan dapat memicu kenaikan pasar aset kripto,” jelas Panji.
Walau begitu, Panji menghimbau investor aset kripto tetap waspada terhadap rilis data data ekonomi Amerika Serikat di Juni, khususnya data Inflasi AS dan FOMC terkait perubahan suku bunga acuan yang dirilis pada 13-14 Juni. Jika The Fed tidak menaikkan suku bunga, kemungkinan besar pasar kripto akan bereaksi positif.
Gubernur Bank Sentral India Sebut Kripto Dapat Sebabkan Krisis Keuangan
Sebelumnya, Gubernur Bank Sentral India, Shaktikanta Das memperingatkan pada Rabu, 21 Desember 2022, krisis keuangan berikutnya akan disebabkan oleh cryptocurrency swasta, jika aset ini dibiarkan tumbuh.
“Cryptocurrency memiliki risiko inheren yang sangat besar untuk stabilitas makroekonomi dan keuangan kita,” kata Das, menunjuk pada keruntuhan FTX baru-baru ini sebagai contoh, dikutip dari CNBC, Kamis (22/12/2022).
Das mengatakan kekhawatiran utamanya adalah cryptocurrency tidak memiliki nilai dasar, menyebut mereka "spekulatif" dan menambahkan menurutnya mereka harus dilarang.
“Perdagangan cryptocurrency pribadi adalah aktivitas spekulatif seratus persen, dan saya masih berpendapat itu harus dilarang karena, jika dibiarkan tumbuh, jika Anda mencoba mengaturnya dan membiarkannya tumbuh, harap tandai kata saya, krisis keuangan berikutnya akan datang dari mata uang kripto swasta,” jelas Das.
Cryptocurrency pribadi menurut Das mengacu pada koin digital seperti bitcoin dan yang lainnya. Komentar Das datang ketika bank sentral mendorong untuk memperkenalkan versi digitalnya sendiri dari rupee India.
Bank Sentral India memulai program percontohan untuk rupee digital pada 1 Desember untuk penggunaan ritel di kota-kota tertentu. Pengguna tertentu dapat bertransaksi menggunakan rupee digital melalui aplikasi dan dompet seluler.
Rupee digital adalah jenis mata uang digital bank sentral (CBDC). Banyak bank sentral di seluruh dunia sedang mempertimbangkan untuk menerbitkan versi digital dari mata uang mereka sendiri.
Das mengatakan CBDC dapat mempercepat transfer uang internasional dan mengurangi kebutuhan logistik, seperti mencetak uang kertas.
Bank sentral China berada paling depan secara global dalam pengembangan CBDC. Beijing telah menguji coba penggunaan yuan digitalnya di dunia nyata sejak akhir 2020, memperluas ketersediaannya ke lebih banyak pengguna tahun ini.
Regulasi mata uang digital semakin menjadi sorotan tahun ini setelah jatuhnya nilai pasar cryptocurrency senilai USD 1,3 triliun dan runtuhnya profil tinggi bursa FTX.
Advertisement