Liputan6.com, Jakarta - Microstrategy (MSTR) membeli lebih banyak bitcoin (BTC) dalam seminggu terakhir. Dengan demikian, Microstrategy telah beli bitcoin selama delapan minggu berturut-turut.
Mengutip Investopedia, Selasa (31/12/2024), Microstrategy menyampaikan hal itu dalam sebuah pengajuan kepada Securities and Exchange Commission (SEC) pada Senin, 30 Desember 2024. Microstrategy telah beli USD 209 juta atau sekitar Rp 3,38 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat untuk rupiah di kisaran 16.204) untuk 2.138 bitcoin pada 23 Desember dan 29 Desember 2024 dengan harga rata-rata USD 97.837. Saat ini, Microstrategy genggam 446.400 bitcoin.
Baca Juga
Sementara itu, saham Microstrategy yang bergabung dengan Nasdaq 100 pada pekan lalu turun lebih dari 6 persen seiring harga bitcoin yang merosot. Harga bitcoin diperdagangkan di kisaran USD 92.500 baru-baru ini, turun dari harga tertinggi pekan lalu sekitar USD 99.000 dan harga tertinggi sepanjang masa USD 108.000 pada dua minggu lalu.
Advertisement
Bagian Strategi 21/21
Pembelian bitcoin selama seminggu terakhir didanai melalu penjualan saham di pasar sebagai bagian dari strategi 21/21. Rencana 21/21 ini seiring Perseroan kumpulkan modal USD 42 miliar untuk menjual saham dan tetap pembeli lebih banyak bitcoin. Microstrategy juga laporkan imbal hasil bitcoin selama tahun berjalan sebesar 74,1 persen.
Â
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Prediksi Harga Bitcoin pada 2025
Sebelumnya, Blockware Intelligence menerbitkan laporan terbaru mengenai masa depan Bitcoin. laporan ini menyajikan prediksi tentang kinerja harga Bitcoin untuk 2025.
Mengikuti prakiraan sebelumnya yang ditujukan untuk target 2024, laporan ini memaparkan ekspektasi yang lebih ambisius untuk harga Bitcoin.
Dilansir dari Coinmarketcap, Senin (30/12/2024), Blockware Intelligence menguraikan tiga skenario berbeda untuk harga Bitcoin pada akhir 2025. Dalam skenario pesimistis, harga Bitcoin mungkin mencapai USD 150.000 atau setara Rp 2,4 miliar (asumsi kurs Rp 16.185 per dolar AS). Angka ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan harga pasar saat ini.
Laporan tersebut menunjukkan skenario dasar di mana Bitcoin dapat mencapai USD 225.000 atau setara Rp 3,6 miliar. Dalam skenario yang jauh lebih optimis, harganya bahkan dapat mencapai USD 400.000 atau setara Rp 6,4 miliar.
Blockware Intelligence sebelumnya telah memperkirakan Bitcoin akan mencapai USD 100.000 pada 2024. Prediksi ini dipantau secara ketat oleh sebagian besar pasar. Prediksi yang berhasil di masa lalu telah membuat para pelaku pasar mencermati laporan baru tersebut dengan saksama.
Laporan tersebut juga menyoroti dampak Bitcoin pada pasar keuangan tradisional. Laporan tersebut menunjukkan volume pasar mata uang kripto yang terus meningkat berpotensi mengubah keuangan tradisional.Â
Blockware Intelligence yakin Bitcoin dapat mencapai puncak baru pada tahun 2025, dan volatilitas di pasar mata uang kripto akan terus berlanjut.
Advertisement
El Salvador Borong Bitcoin di Tengah Penurunan Harga
Sebelumnya, El Salvador memanfaatkan penurunan pasar pada Kamis dengan membeli sebanyak 11 Bitcoin, senilai lebih dari satu juta dolar, sebagai cadangannya.Â
Dilansir dari Yahoo Finance, Senin (23/12/2024), menurut Kantor Bitcoin Nasional El Salvador, sebuah badan yang ditugaskan oleh Presiden Nayib Bukele untuk mengawasi semua hal yang terkait dengan mata uang kripto terkemuka, negara Amerika Tengah tersebut menaikkan jumlah pembelian hariannya menjadi 11, 10 kali lebih banyak dari kebijakan satu Bitcoin per hari.
Dengan pembelian terbaru tersebut, persediaan Bitcoin negara tersebut tumbuh menjadi 5.980,77, senilai USD 581 juta atau setara Rp 9,3 triliun pada harga saat ini, dengan laba yang belum direalisasi lebih dari USD 307 juta.
Pembelian agresif tersebut menyusul penurunan tajam di pasar, yang menyebabkan mata uang kripto utama jatuh di bawah USD 96.000. Pembelian tersebut dilakukan sehari setelah El Salvador menandatangani perjanjian pinjaman senilai USD 1,4 miliar dengan Dana Moneter Internasional, yang mencakup syarat agar negara tersebut mengurangi dorongannya terhadap Bitcoin.
Namun, Stacy Herbert, Direktur Kantor Bitcoin Nasional, menyatakan El Salvador akan terus membeli Bitcoin dengan kecepatan yang lebih tinggi dan kebijakan yang mendukung Bitcoin akan terus diterapkan.
El Salvador menjadi negara pertama yang mengadopsi aset digital terkemuka tersebut sebagai alat pembayaran yang sah pada 2021. Meskipun ada upaya-upaya ini, adopsi Bitcoin di kalangan warga Salvador masih rendah, dengan mayoritas masih mengandalkan dolar AS sebagai mata uang utama negara tersebut.
Â