Pasar Kripto Berpotensi Datar, Investor Ambil Posisi Wait And See

Fyqieh menjelaskan ada potensi pergerakan harga Bitcoin akan cenderung datar menjelang akhir pekan ini, terutama karena bursa saham AS telah tutup.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 17 Feb 2024, 15:17 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2024, 15:17 WIB
Ilustrasi Kripto. (Foto By AI)
Ilustrasi Kripto. (Foto By AI)

Liputan6.com, Jakarta Pasar kripto dan Bitcoin terus menunjukkan kinerja yang luar biasa dalam beberapa hari terakhir. Harga Bitcoin sempat menyentuh USD 52.400 atau setara Rp 819,8 juta (asumsi kurs Rp 15.646 per dolar AS), harga tertinggi sejak 2021.

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur mengatakan prospek pergerakan pasar kripto akhir pekan ini tampaknya akan mengalami periode "wait and see." Hal ini dipengaruhi oleh dominasi pengaruh ETF Bitcoin spot. 

“Seperti yang diketahui, kenaikan harga Bitcoin disebabkan oleh faktor melonjaknya arus masuk dana ETF karena permintaan yang meningkat dari institusi keuangan. Selain itu, di sisi lain, terjadi penurunan pasokan dari penambangan Bitcoin,” kata Fyqieh, kepada Liputan6.com, Jumat (16/2/2024).

Potensi Harga Bitcoin Bergerak Datar

Fyqieh menjelaskan ada potensi pergerakan harga Bitcoin akan cenderung datar menjelang akhir pekan ini, terutama karena bursa saham AS telah tutup. Di samping itu, akan ada perilisan data Producer Price Index (PPI) AS Januari 2024. 

Pelaku pasar akan mencerna data PPI dan CPI sebelumnya untuk menentukan langkah selanjutnya di pasar. Rentang harga yang mungkin untuk diperdagangkan adalah antara USD 50.000 atau setara Rp 782,3 juta hingga USD 52.000 atau setara Rp 813,6 juta. 

“Namun, respons pasar terhadap pergerakan Bitcoin diperkirakan akan tetap positif, jika entitas ETF Bitcoin spot terus mengakumulasi BTC, karena sentimen positif terhadap ETF ini telah mendorong kenaikan harga,” jelas Fyqieh.

Selain itu, permintaan ETF Bitcoin dari institusi-institusi terus mendorong kenaikan harga Bitcoin, meskipun terdapat tanda-tanda kewaspadaan terhadap indikator seperti RSI yang menunjukkan pembelian yang sudah jenuh, serta pasar yang terpengaruh kuat oleh FOMO (Fear of Missing Out).

Meskipun indikator RSI memberikan gambaran tentang potensi pergerakan, namun tetap tidak menjamin kepastian. Sikap waspada terhadap potensi koreksi dianggap penting, meskipun tidak jelas kapan koreksi tersebut akan terjadi.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya