Mengenal Metode Dollar Cost Averaging saat Investasi Kripto

Dollar Cost Averaging (DCA) adalah metode investasi di mana investor membeli aset kripto dengan jumlah dana yang tetap secara rutin pada interval waktu yang ditentukan.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 12 Mar 2024, 19:30 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2024, 19:30 WIB
Mengenal Metode Dollar Cost Averaging saat Investasi Kripto (Foto By AI)
Ada berbagai strategi dan metode yang dapat digunakan investor untuk meraih keuntungan dalam berinvestasi kripto. (Foto By AI)

Liputan6.com, Jakarta - Ada berbagai strategi dan metode yang dapat digunakan investor untuk meraih keuntungan dalam berinvestasi kripto. Salah satunya dengan Dollar Cost Averaging (DCA). Dollar Cost Averaging jadi salah satu metode investasi yang mudah dilakukan investor, terutama ketika pasar kripto berada dalam fase bearish.

Lantas, apa itu Dollar Cost Averaging? Dilansir dari situs Crypto Exchange PINTU, Dollar Cost Averaging (DCA) adalah metode investasi di mana investor membeli aset kripto dengan jumlah dana yang tetap secara rutin pada interval waktu yang ditentukan. 

Mudahnya, investor menginvestasikan jumlah yang sama pada interval waktu yang tetap, seperti bulanan atau mingguan. Dengan berinvestasi secara rutin, investor dapat meminimalkan dampak volatilitas harga aset kripto karena mereka membeli aset pada interval waktu yang berbeda. 

Jadi, investor berinvestasi pada harga beli rata-rata, tidak menginvestasikan asetnya satu kali pada satu harga. Dengan penerapan DCA dalam jangka panjang, investor dapat memaksimalkan peluangnya untuk mendapatkan keuntungan. 

Melalui strategi ini, investor juga akan lebih mudah menghadapi naik turunnya emosi akibat kenaikan atau penurunan harga yang drastis dalam aset kripto. Metode ini sangat cocok untuk investor pemula dan investor jangka panjang.

Dollar cost averaging juga merupakan cara yang terbilang cukup ciamik untuk terhindar dari kerugian dan agar investor bisa terhindar dari FOMO, tidak impulsif, investasi sesuai rencana, dan lebih bijak dalam mengatur pengeluaran.

 


Pakai Metode Dollar Cost Averaging

Koin Kripto atau Crypto. Disimak harga kripto hari ini.
Koin Kripto atau Crypto. Disimak harga kripto hari ini.

Dengan membeli kripto menggunakan metode dollar cost averaging, misalnya, investor memiliki uang dingin sebesar Rp 3 juta. Dibanding membeli Bitcoin langsung senilai tiga juta, dengan metode dollar cost averaging, investor membeli Bitcoin secara rutin sebesar Rp 250 ribu setiap bulannya selama satu tahun. 

Dengan begitu, potensi risiko kerugian akan lebih kecil terlebih jika harga Bitcoin tiba tiba turun. Bahkan, dengan metode dollar cost averaging ini, investor akan cenderung lebih beruntung dalam beberapa momen tertentu

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


Kripto Jadi Pertimbangan Ark Invest Beli Saham Tesla

Kripto XRP (Foto: Traxer/Unsplash)
Kripto XRP (Foto: Traxer/Unsplash)

Sebelumnya diberitakan, Ark Invest milik Cathie Wood bertaruh besar pada Tesla Inc, perusahaan kendaraan listrik yang dipimpin oleh pengusaha Elon Musk, yang mengakui pekan lalu meskipun minat terhadap ETF bitcoin spot meningkat, dia tidak terlalu fokus pada kripto.

Wood membeli 111,000 saham Tesla pada Rabu 20 Desember 2023. Ark Innovation ETF (ARKK) andalan membeli 93.965 saham, senilai sekitar USD 23,2 juta atau setara Rp 357,6 miliar (asumsi kurs Rp 15.404 per dolar AS).

Adapun, ARK Next Generation Internet ETF (ARKW) membeli 17.422 saham, bernilai sekitar USD 4,3 juta atau setara Rp 66,2 miliar.

Wood, kepala investasi dan pendiri ARK, sebelumnya memangkas kepemilikan perusahaan di Tesla pada Oktober, menjual saham senilai sekitar USd 63,3 juta atau setara Rp 975,7 miliar. Coinbase dan Tesla adalah dua kepemilikan terbesar ARK.

Musk Tidak Memikirkan Tentang Kripto

Wood dan Elon Musk berbicara di forum langsung di X, sebelumnya Twitter. Meskipun percakapan mereka sebagian besar berpusat pada visi Musk untuk X, keduanya juga membahas kecerdasan buatan, mengapa Musk tidak menyukai dana indeks dan bitcoin.

Ketika Wood bertanya kepada Musk bagaimana menurutnya bitcoin akan berdampak pada sistem jasa keuangan, Musk menjawab dia tidak menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan cryptocurrency.

"Saya sudah lama berpikir tentang uang dan sifat uang. Ini benar-benar sebuah database untuk alokasi sumber daya, itulah cara berpikir tentang uang dalam pandangan saya,” kata Musk kepada Wood, dikutip dari Yahoo Finance, Jumat (29/12/2023).

 


Bersiap Peluncuran ETF Bitcoin Spot

Ilustrasi Kripto atau Crypto. Foto: Unsplash/Traxer
Ilustrasi Kripto atau Crypto. Foto: Unsplash/Traxer

Wood bersiap untuk peluncuran ETF bitcoin spot pertama, yang harus disetujui atau ditolak oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) pada 10 Januari. Bahkan di antara calon penerbit ETF, Wood sangat optimistis terhadap kripto.

Dia mengatakan pada November dia memproyeksikan sekitar USD 20 triliun atau setara Rp 308.251 triliun di pasar bitcoin dan USD 5 triliun atau setara Rp 77.062 triliun di ethereum pada 2030.

Proposal ETF bitcoin spot perusahaan memimpin selusin aplikasi yang akan disetujui atau ditolak SEC, dengan batas waktu keputusan 11 Januari, lebih cepat dari perusahaan pesaing termasuk BlackRock Inc dan Fidelity Investments. 

Perusahaan baru-baru ini mengumumkan biaya pengelolaan 0.80% untuk dana yang diusulkan untuk diluncurkan dengan 21Shares.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya